8. Story of Night

570 101 27
                                    

Cit cit cit

Suara burung bernyanyi.

Sinar matahari menembus jendela kaca yang ditutupi gorden tipis berwarna putih. Menyilaukan sepasang mata yang terpejam indah.

Yuri membuka matanya perlahan. Mengangkat kedua tangan dan meregangkan tubuhnya. Keningnya mengerut. Menyadari dirinya tengah berada di dalam kamar. Dia masih mengingat dengan baik kalau dirinya tertidur di sofa saat sedang menonton film bersama Sejun semalam.

Kakinya melangkah pelan. Membawa tubuhnya yang masih separuh sadar ke kamar mandi. Sentuhan air dingin di wajah menyatukan kembali kesadarannya. Kemudian merapikan rambut dengan sisir dan membenarkan pakaiannya.

Selesai merapikan diri, gadis itu menuju dapur untuk minum segelas air dan membuat sarapan. Langkahnya melambat saat melihat seorang pria tengah berdiri memakai apron hitam sedang melihat layar ponsel.

"Pagi, Jun." sapa Yuri setelah berhasil melihat dengan jelas wajah orang itu.

"Oh, pagi juga, Yuri." balasnya dengan senyum dan lesungnya.

"Kau ingin memasak?" tanya Yuri sambil menuang air ke dalam gelas, lalu meneguknya.

"Begitulah. Tapi resepnya sulit juga."

Yuri tertawa pelan mengetahui pria itu ternyata sedang membaca resep masakan di internet.

"Mau makan apa memang? Biar aku saja yang masak." ucap Yuri yang sedang mengambil apron dari laci buffet yang berada paling bawah.

Sejun memperlihatkan resep yang sedari tadi ia baca. Yuri mengangguk dan mulai menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Sebenarnya yang ditunjukkan Sejun adalah resep nasi Kari, namun itu terlalu sulit untuk dibuat pagi-pagi begitu. Jadi Yuri membuat nasi goreng untuk sarapan.

Gadis itu sedang membuat omelette untuk mereka berdua. Sambil menunggu gadis itu memasak telur, Sejun membantu memotong sayuran dan sosis sapi. Cukup mahir juga dia memegang pisau.

"Kau sudah biasa masak, ya?" tanya gadis itu memulai percakapan agar tidak canggung. Biarpun mereka sudah sering bertemu dan mengobrol, entah mengapa rasa canggung itu selalu ada.

"Tidak juga, sih. Karena dulu sempat tinggal sendiri saat baru pindah ke Seoul untuk berlatih. Mau tidak mau, aku jadi belajar memasak sendiri."

"Di antara anggota lain, siapa yang lebih pintar memasak?"

"Hmm... aku..dan Seungsik-hyung sepertinya. Tidak tahu juga. Kami lebih sering membeli dan masak makanan instan saja."

Mereka berdua tertawa. Wajar saja karena mereka laki-laki. Sepandainya memasak, pasti yang ringan saja. Dan mereka juga tidak punya banyak waktu yang bisa dihabiskan untuk sekedar memasak karena jadwal mereka yang padat.

Sejun dengan setia bersandar pada meja bar. Memandangi gadis yang tengah menuangkan nasi goreng ke setiap piring yang sudah disiapkan.

"Bagaimana kau melakukan itu?" ucapnya tiba-tiba. Gadis itu menghentikan aksinya sebentar, lalu melanjutkannya kembali.

"Maksudnya?"

"Bagimana bisa kau melakukan apa pun dan terlihat anggun?"

Yuri terkekeh dan menggeleng pelan. "Berapa banyak wanita yang kau puji seperti itu?"

"Apa kau percaya, kalau kubilang kau yang pertama?"

Yuri tersentak mendengar perkataan Sejun. Dia langsung menatap mata sayu pria itu di balik poninya.

Pertama? Lalu siapa wanita yang waktu itu?

"Jangan bicara yang aneh-aneh. Lebih baik, kita sarapan sebelum nasi gorengnya dingin."

[✔]LOST STARS || Victon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang