EPILOG

542 87 113
                                    

Sambil play mulmednya yaaa ♡

♬  VICTON - Time of Sorrow ♬


💙 HAPPY READING 💛


===

Malam bertabur bintang. Seakan menyapa setiap mata yang melihatnya. Semilir angin menggelitik wajah, membuat helai rambut menari dengan riangnya.

Ah, lagu itu terdengar lagi.

Tiga tahun telah berlalu, namun suasana malam di sungai Han tetap sama.

Tenang.

Dan sendu.

Langkahku berjalan perlahan menelusuri sungai. Dan berhenti di tempat itu. Kulihat bayangan seorang pria yang memelukku erat dan bernyanyi untukku di sana.

Ah, lagunya terdengar lagi.

Aku berdiri di sana, menatap hamparan air sungai yang mengalir dengan tenang. Ada pantulan bulan di sana. Cantik.

Kutatap bulan yang dikelilingi bintang. Angin kembali berhembus. Aku merapatkan mantel panjang yang kupakai. Malam ini terasa sangat dingin.

Lagi-lagi lagu itu terdengar. Suaranya masih terekam dengan baik dalam memoriku.

"Fly me to the moonlight.... You're my whole world..... It's you..... who didn't made me feel lonely....."

Aku bernyanyi lirih. Semua kenangan itu terputar kembali. Aku menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

"...Let me hold you tonight..... I can see you even my eyes closed..... Only you... only you are my life..."

"I'll be by your side."

Aku terdiam. Seseorang menyahut di bait terakhir nyanyianku. Aku kenal suara itu. Iya, suara itu.

Tuhan, apakah kali ini takdir datang di waktu yang tepat?

Kuputar tubuhku perlahan. Mataku terasa panas, tenggorokanku sakit. Kutatap lekat kedua mata hitamnya. Ah, rambutnya sudah lebih panjang dan berwarna putih sekarang. Tampan.

Tak ada sepatah kata pun terucap. Hanya saling menatap rindu dari jarak yang tak terlalu jauh.

"Apa kabar....my Chaerry?"

Hembusan angin meluruhkan air mata. Aku berlari padanya dan memeluk lehernya erat. Tubuhnya menunduk dan membalas pelukanku dengan lembut.

Hangat.

Dia membiarkanku menangis di bahunya. Menuang segala rindu yang tersimpan selama tiga tahun. Aku rindu wangi tubuhnya, senyumnya, suaranya, kehangatannya. Aku rindu segala tentangnya.

"Aku rindu kamu, Lim Sejun. Penyelamatku. Takdirku." ucapku berbisik.

"Aku juga. Chaerry manisku." jawabnya juga berbisik.

Usai melepas rindu, kini dia menggenggam kedua tanganku. Berbeda dengan pelukannya, tangannya terasa dingin.

"Setiap malam aku datang ke sini." ucapnya.

"Karena sedih?" sahutku menebak.

"Suasana hatiku membaik setelah itu." Kami berdua tertawa pelan. Jawabannya terasa tak asing untukku. Seperti percakapan yang pernah terjadi sebelumnya.

"Yuri?"

"Hm?"

I sing for you
I'll always be by your side
Taking steps that are a little heavy
In order to get a little closer to you
Although it was a little long and tough time

I'm fine, that's right, I'm fine as long as you're here
Listen to my voice for your sake
It's something I'm capable of yeah

Here I am,
when it's though, turn around
I'll protect you. I'll always be behind you.
All of me, you can count on me for a while
Don't worry because you have me
I'll always be by your side everyday

(Victon - Here I Am lyrics)

Dia berlutut sambil terus menggenggam tanganku. Wajahnya terlihat begitu lembut menatapku.

"Chae Yuri, aku mempercayakanmu pada takdir Tuhan. Kau pernah bilang waktunya tidak tepat. Dan sekarang aku ingin membuat waktunya jadi tepat."

Dia merogoh saku mantel hitamnya, mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya. Mataku membulat melihat benda kecil berkilauan di dalamnya. Sebuah cincin perak.

"Kau ingat apa yang kukatakan padamu di sini?"

Aku mengerutkan kening, mencoba mengingat apa saja yang dikatakannya tiga tahun yang lalu. Dia hanya terkekeh melihatku kebingungan.

"Aku akan memilikimu seutuhnya. I want you to be mine forever."

"Jun? Maksudnya..."

"I want to marry you, Chae Yuri. Aku tidak ingin kehilanganmu lagi. Tiga tahun begitu berat untukku."

Aku tersenyum sampai mengeluarkan air mata. Aku langsung memeluknya sampai kami berdua hampir terjatuh kalau Sejun tidak menahan tubuhnya.

"Jadi....jawabannya?" tanya Sejun berhati-hati.

"My pleasure, I do."

Dia mengangkat tubuhku berdiri, lalu menyemat cincin di jari manisku. Kami saling menatap. Kebahagiaan terpancar di wajah tampannya.

Dan di bawah bulan, Sejun melumat bibirku lembut dengan ribuan bintang menyaksi.


--- LOST STARS ---
©2020
by : Senja dalam Cangkir



Halo!
Terima kasih banyak sudah membaca cerita ini sampai selesai ♡

Dengan EPILOG ini, aku nyatakan LOST STARS resmi TAMAT
💙💛

Dan aku buka sesi Q&A seputar cerita ini utk kalian yg mau nanya!

Sharing perasaan kalian selama baca ini juga boleh banget!

Mau follow2an juga boleh banget!
Send me a wall to let me know ♡

See you next story ♡

"Semua hal di dunia ini indah,
Hanya bagaimana cara kamu melihatnya."
-Senja Dalam Cangkir -

[✔]LOST STARS || Victon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang