"Ngghhh~"
Sejun melenguh. Terbangun akibat guncangan yang dibuat oleh seseorang dalam pelukannya. Gadis itu terus menggeliat mengubah posisi tidurnya. Tanpa mengetahui pria yang memeluknya terbangun. Dia terlalu sibuk memikirkan bagaimana cara melepaskan tangan yang dengan kuat melingkari perut ratanya.
"Kau sudah bangun?"
Suara serak dan berat itu menghentikan aksi Yuri. Dia mendongak untuk melihat wajah Sejun. Matanya masih terpejam. Yuri pikir, Sejun barusan mengigau seperti semalam.
"Aku tampan, ya, kalau bangun tidur? Sampai kau terpana melihatku." dengan mata masih tertutup, Sejun tertawa jahil.
"Ih, menyebalkan!" cibir Yuri yang mencubit lengan Sejun agar pelukannya terlepas. Namun pria itu malah tertawa puas.
Kemudian Sejun sedikit melonggarkan pelukannya. Agar bisa menatap wajah gadis di hadapannya dengan leluasa. Yuri menjadi salah tingkah ditatap dengan lembut seperti itu. Dia langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.
"Morning, sunshine!"
"Mo-morning..."
Astaga, pagi-pagi kepala Yuri sudah pusing oleh perlakuan manis Sejun. Baru bangun saja jantungnya sudah dibuat berolahraga. Dia sampai takut kalau pria itu bisa mendengar suara degub jantungnya yang terus mengetuk dadanya begitu kencang.
"Aku pikir kau sudah pergi setelah aku tertidur. Aku terkejut kau masih ada dalam pelukanku." ucapnya dengan santai. Berbanding terbalik dengan balasan Yuri.
"A-aku ketiduran! Aku terlalu lelah bekerja!"
"Pelukanku nyaman, ya? Sampai membuatmu tidur." godanya lagi.
"Jangan terlalu percaya diri!"
"Astaga, galak sekali. Kau tidak bekerja? Sudah jam delapan, loh!" Sejun melirik jam dinding di kamarnya.
"Hari ini libur. Karena akhir pekan nanti harus bekerja full time." jelasnya. Sejun berdeham dan menganggukkan kepalanya. Kemudian mempererat pelukannya lagi.
"Sudah, lepaskan! Jangan memelukku terus! Aku tidak bisa bernapas, Lim Sejun!"
Dia tidak mendengarkan dan semakin mempererat dekapannya. Membuat gadis itu memukul punggungnya dengan kuat karena kehabisan napas. Barulah Sejun melepaskannya yang langsung mendapat lemparan bantal dari kemurkaan Yuri.
Sambil tertawa puas, Sejun berlari ke kamar mandi. Meninggalkan Yuri yang sedang mengutuk pria menyebalkan itu dengan berbagai macam kutukan konyol.
"Dasar gila!"
===
Sudah lima belas menit Yuri menatap lima bungkus makanan instant yang ia temukan di dalam kulkas. Dia juga menemukan banyak jenis makanan ringan di atas buffet dapur. Dia ingat sekali kalau tidak ada makanan itu semalam.
"Kenapa bingung begitu? Ada apa?" tanya Sejun yang dari tadi melihat gadis itu mengangkat kotak makanan instant berulang-ulang.
"Kenapa ini ada dalam kulkas? Semalam aku tidak melihatnya saat menyiapkan makan malam untukmu. Kau tidak mungkin membelinya, kan?"
Sejun mendekat dan melihat benda-benda yang dimaksud Yuri.
"Aku saja terus-terusan tidur selama kau bekerja. Bukan kau yang membelinya?"
Dengan cepat, Yuri menggeleng. Mereka saling menatap heran. Pikiran mereka ada di arah yang sama.
"Tidak, tidak. Kalau ketahuan, pasti ada yang menghubungiku. Tapi sampai sekarang ponselku masih dalam keadaan damai." ucap Sejun berusaha setenang mungkin agar tidak membuat Yuri panik. Walau sebenarnya dia juga sedang panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]LOST STARS || Victon Fanfiction
Fanfiction"Kita tidak bisa memilih takdir, tapi kita bisa mengubahnya jadi lebih baik." Takdir yang kutemukan. Mengubah bintang jadi harapan. Mengubah asa jadi cinta. Dedicated to support Victon ❤ ⚠ ACHIEVEMENT : No. 1 #dohanse No. 1 #kangseungsik No. 1 #jung...