6. Feelings

604 106 33
                                    

Hari ini adalah hari pertama Yuri bekerja. Setelah melamar pekerjaan di berbagai tempat, gadis itu diterima bekerja di sebuah coffee shop yang berjarak cukup jauh dari apartemen Sejun.

Sebenarnya dia sangat tidak yakin dirinya akan diterima di pekerjaan mana pun, karena tidak memiliki pendidikan tinggi mau pun pengalaman kerja yang banyak. Dia bahkan belum pernah benar-benar bekerja. Jadi ini adalah pekerjaan pertamanya.

Uang yang selama ini didapat adalah pemberian orang yang dibenci Yuri. Memang uang itu hasil keringatnya juga, tapi itu bukan sebuah kebanggaan. Bahkan rasanya ingin membakar semua uang itu. Tapi dia sadar, dia butuh.

Yuri sangat bersemangat menjalani hidupnya yang baru. Pagi-pagi sekali dia sudah datang ke cafe tempatnya bekerja.

"Pagi sekali kamu datang, Yuri." ucap seorang wanita dengan rambut pendek namun terlihat sangat cantik.

"Ah, iya. Aku semangat sekali di hari pertamaku. Jadi ingin memberi kesan yang baik." sahutnya membuat keduanya terkekeh.

"Yasudah. Nanti akan ada yang mengajarimu, tapi dia masih di perjalanan. Kamu bisa menata meja-meja ini sampai dia datang."

"Baik, Bu."

"Ih! Jangan panggil begitu! Aku merinding mendengarnya. Panggil saja seperti biasa."

"Tapi kamu bosku. Bagaimana bisa aku tidak sopan memanggilmu?"

"Sejak kapan kamu sopan padaku, hah?"

Yuri tertawa, lalu mengangguk.
Menuruti permintaan bos yang juga adalah temannya di bangku SMA. Mereka masih saling berhubungan sampai sekarang. Namun sejak Yuri mengganti nomor ponselnya, teman-temannya tidak ada yang bisa menghubunginya.

"Semangat!"

"Terima kasih, ya, Dara."

===

Pip pip pip

Ceklek!

Yuri masuk ke dalam apartemen. Hari pertamanya berjalan sempurna. Dia juga bertemu beberapa teman lama di tempatnya bekerja. Sungguh, hari ini benar-benar menyenangkan.

Senyum tak pernah lepas dari bibir tipis Yuri seharian ini. Sekarang saja gadis itu sedang tertawa ringan membaca pesan di grup chat dengan teman-teman sekolahnya tadi. Sampai tidak menyadari ada yang sedang memperhatikannya dari tangga.

"Sepertinya senang sekali sampai tertawa sendiri." celetuk pria itu dengan handuk di kepalanya.

"Sejun-ah, aku ingin cerita! Sini!"

Yuri menepuk sisi kosong sofa di sebelahnya. Meminta Sejun duduk di sana dan mendengarkan ceritanya. Sejun mengikuti arahannya. Sambil mengeringkan rambutnya, pria itu turun dari tangga dan duduk di sebelah Yuri.

Gadis itu bercerita dengan semangat. Matanya bersinar. Bibirnya pun tak lelah mengukir senyum manis di wajahnya. Yuri menceritakan semua kejadian hari ini. Mulai dari pekerjaan pertama yang diberikan, minuman pertama yang ia buat, pertemuan dengan teman-temannya bahkan sampai perasaannya pertama kali naik subway.

Beberapa kali Sejun tertawa mendengar ceritanya. Lesung pipinya pun tak bisa ia sembunyikan. Baru kali ini dia melihat gadis itu banyak bicara setelah hampir dua minggu tinggal di apartemennya. Sejak menghabiskan waktu seharian dengan Chan, gadis itu sudah mulai banyak bicara. Tapi tidak seterbuka ini.

"Kau ini banyak bicara ya ternyata." ucap Sejun sambil tertawa ringan.

"Hm~ aku seperti ini hanya pada orang yang membuatku nyaman saja." jawab Yuri dengan ringan. Sejun terdiam. Dia terkejut dengan perkataan gadis itu yang secara tidak sadar menunjukkan perasaannya pada Sejun.

[✔]LOST STARS || Victon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang