Part 30 - Ending

5.1K 218 6
                                    

Naqi menatap mata Langit. Memindai suaminya bahwa yang dikatakan barusan itu adalah kejujuran. "Kak Bian bilang bahwa Angel adalah cinta pertama Kakak."

"Bukan." Langit masih bersikukuh. Ia mengambil novel yang ada di atas pangkuan istrinya dan menaruhnya di meja. Ia mendekat dan menarik Naqi agar mendekat. "Sini aku cerita." Naqi mengalihkan pandangan, tapi tangannya sudah di genggam oleh Langit.

"Angel itu teman ku dan Bian masa kecil. Hingga umurnya 17 tahun Angel kembali ke Prancis. Di antara kami berdua, Angel lebih dekat dengan ku. Karena itu banyak yang bilang hal tak benar tadi."

"Cinta pertama?"

"Iya itu. Tapi bukan Angel orangnya."

"Aku pernah dengar, cinta pertama seorang laki-laki itu sangat membekas, sukar dilupakan. Jadi siapa cinta pertama, Kakak?"

"Apakah hal itu penting untuk kamu tahu?"

"Sangat penting."

"Untuk apa?"

"Pokoknya kasi tahu!"

Langit mengacak rambut gusar. Namun mukanya sudah memerah, Naqi sampai heran dengan sikap Langit yang terlihat salah tingkah. Sesekali lelaki ini mengulum bibir karena ragu untuk menjawab.

"Siapa, Kak? Apakah orang itu ada di sekitar kita?"

"Kamu."

"Ha?"

Langit menutup wajahnya. Astaga! Dia memang sangat malu jika harus mengungkapkan hal ini. awalnya adrenalin sudah teruji di iceland pada malam mereka melihat aurora. Saat mengungkapkan perasaan. Sekarang kembali teruji dengan ini.

"Maksudnya?"

"Ya kamu orangnya."

Terbalik keadaan, sekarang Naqi yang malu dan wajahnyas memerah karena pengakuan tadi. Langit hanya menatap arah lain, dan Naqi masih kaget. "Aku?" Langit mengangguk.

"Ya siapa lagi."

Naqi tersenyum geli. Dengan rasa malu-malunya ia memberanikan diri memeluk Langit. Menatap wajah suaminya yang ikut memerah. Tak ingin peduli akan pikiran-pikirannya yang lain, Naqi lebih memilih untuk percaya.

***

"Kenapa Kak Bian bilang begitu?"

"Jangan di percaya. Bian suka sebenarnya dengan Angel tapi dia malu. Mungkin juga untuk menjaga persahabatan mereka bertiga karena Angel lebih dekat dengan Langit. Banyak yang bilang Angel menyukai Langit." Mama Dila mengoreng ayam untuk di masak penyet. Menyuruh Naqi menyiapkan sambalnya.

"Kok bisa?"

"Awalnya Mama juga mengira Langit dan Angel pacaran pas masa awal SMA. Soalnya mereka deket banget. Bian sih typenya pandai menyimpan perasaan keknya ya, jadi mereka berdua nggak peka." Mama Dila tertawa geli mengenang masa remaja Langit. "Sekarang sih Mama merasa Bian sedikit berbeda." Naqi mengangguk setuju, bukan sedikit tapi banyak.

"Mama ngira Langit yang cinta pertama Angel." Mama Dila mengelap sisa cipratan minyak di kompor. Masakan sudah selesai, tinggal di hidangkan di atas meja makan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Angel?"

"Mama!! Miss you so bad!!" Angel segera berlari memeluk Mama Dila, tak mempedulikan bahwa perempaun itu masih menggunakan celemek. "Hai, Hafa."

Hafa hanya tersenyum. Posisinya terasa seperti terusik dan ingin direbut. Kalau dilihat dan dipertimbangkan, Langit dan Angel lebih cocok bersanding. Membuat kepala Naqi ingin pecah dan itu membuatnya geram.

Sister Of Mistress (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang