Part 29

2.5K 177 1
                                    

Tak terasa sudah sudah hampir sebulan sejak bulan madu yang begitu indah. memang waktu terasa begitu cepat, seperti pelari handal yang tak mengenal untuk berhenti. Begitulah waktu. Naqi sangat bahagia akan kehidupannya belakangan ini, terasa lebih bebas dan tiada beban.

Langit begitu memperlakukannya dengan terhormat dan lembut. Sekian hari, maka mereka akan menjadi lebih dekat melalui cerita-cerita yang Naqi bagikan. Begitu juga Langit yang tampak terbuka akan hidupnya. Menceritakan segala macam apa yang ia pernah lakukan. Misalnya pernah semasa remaja pernah merokok. Pernah kabur dari rumah karena selalu di paksa Papa, atau sangat menyukai masakan Mama. Hingga cerita-cerita semasa ia mengenal Naqi. Tentang adik sepupunya bernama Imel yang sekarang sudah sekolah di luar negeri, karena ketahuan menyakiti diri sendiri akibat bullying. Dan karena Imel lah Langit akhirnya sadar dan ingin meminta maaf.

"Jadi, kotak susu coklat itu dari Kakak ya?"

Langit mengaruk belakang kepalanya dan tersenyum kaku. "Hm, buang kotak makanan aku tapi ngasi susu juga sebagai gantinya. Kakak jailnya setengah-setengah. Kalau mau iseng sekalian aja."

"Kakak menyesal banget, karena gara-gara itu magh kamu kambuh kan?"

"Tapi nggak parah, kan udah minum susu kotak."

"Maaf banget ya."

"Lumayan digosipin sama dosen ganteng." Naqi terkekeh menggoda Langit. Mereka berhenti disalah satu tempat makan favorite lelaki itu. Rencana makan malam sekalian jalan. Langit baru tahu ternyata Naqi sangat suka jalan-jalan malam, sedekar berkeliling saja sudah membuatnya sangat senang. "Oh! Jadi senang toh di gosipin sama cowok." Langit geram menatap kesal kearah Naqi yang masih tertawa. Ia menjitak kepala Naqi kesal. Walaupun pelan tapi Naqi tetap mengaduh. "Ya, kan aku jadi terkenal."

"Katanya dulu susah bersosialisasi."

"Kalau di pikir-pikir seru juga. Pak Fathur nggak masalah tuh."

"Jangan sebutin nama lelaki lain."

"Cemburu ciye.."

Langit mengacak ujung kepala Naqi membuat jilbabnya berantakan. Lelaki itu segera keluar dari mobil.

Saat Naqi sedang kesal memperbaiki jilbabnya, ia dapat melihat bahwa ada seseorang yang mendekati Langit. Seorang perempuan dengan postur tubuh yang tinggi. Naqi yang merasa was-was akhirnya keluar dari dalam mobil menuju ke arah Langit yang tampak dengan wajah terkejutnya.

"Langit? Siapa ini?"

Perempuan dengan jilbab putih itu menatap Naqi dengan wajah herannya. Gadis tinggi itu begitu cantik, parasnya yang lembut dan suaranya begitu indah. Naqi mengalihkan pandangannya ke arah Langit. Menunggu jawaban atas pertanyaan gadis itu terhadap suaminya.

"Namanya Hafa Naqila."

"Halo Hafa, saya Angel teman Langit." Angel mengulurkan tangan dan di sambut dengan senang oleh Naqi. "Hai, saya Hafa Naqila. Biasanya orang memanggil dengan nama Naqi."

Memang cocok dengan namanya, Angel memang terlihat seperti malaikat. "Aku lebih nyaman dengan nama Hafa. So.. Hafa came with him?" Langit mengangguk dan tersenyum. Entah mengapa Naqi menjadi kesal, lelaki di sampingnya ini tidak memperkenalkannya sebagai istri. Hatinya terasa sakit.

"Baik, aku mulai penasaran. Aku akan menebaknya."

Langit bersidekap, ia tersenyum miring sambil terus menatap Angel. "Hafa is your... girlfriend?"

"No." Naqi terus mmeperhatikan interaksi mereka. Hatinya terusik dengan sangat parah.

"Ok.. Ok.. she is your.."

Sister Of Mistress (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang