Waktu terus berjalan membiarkanku melewatinya tanpa halangan. Hati masih terasa sepi, walau kini keramaian yang kuhadapi.Tidak! Bukan karena diriku yang belum mendapatkan pengisinya.
Hanya saja, hati ini lebih memilih untuk mencari pemiliknya sendiri.Sudah sekian lama hati berkelana. Merana karena tak jua menemukan ujung perjalanannya.
Dan kini... Sepertinya, ia berhasil menemukannya.
Sudah kukatakan bukan pada bab sebelumnya? Bahwa ada senyum yang berhasil menggetarkan hati yang telah lama mati.
Dan iya, itu senyuman miliknya.
Sesosok pria tegap yang berdiri di bawah pohon rindang sembari tertawa bersama temannya. Yang tanpa sadar tawanya mampu membawaku masuk ke atmosfer kebahagiaan yang ia rasakan. Sama sekali tak bermaksud ingin menertawakannya, hanya hati yang ikut bahagia melihatnya.
Semua terasa begitu indah. Sampai mata itu berhasil menemukan kedua manik mataku yang sedang menatapnya.
Tak dapat ku mengerti apa yang sedang ia pikirkan. Hanya satu hal yang ia lakukan, tapi mampu membawaku ke surga khayalan.
Tahu apa itu?
Memberikan senyuman singkatnya padaku.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Him
Short Story[ S h o r t S t o r y ] • T a k B e r g u n a • [ M a r i J a n g a n D i b a c a ] Terkadang suka mikir, kenapa sih mudah banget suka sama orang. Terus kenapa pas mau lepas dari rasa suka yang biasanya mudah, kini malah jadi susah? "Jadi kamu...