Chapter 14

1 1 0
                                    

Hari ini akan ku ceritakan cerita tentang bagaimana eksul PKN hari pertamaku.

Tidak ada yang menarik, semua datar. Hanya perkenalan.

Saat perkenalan, tak ada pria bersenyum manis itu, hanya ada beberapa kakak senior lainnnya yang belum ku kenal. Aku hanya kenal satu orang, itupun karena dulu kami satu sekolah.

Tapi di hari-hari berikutnya, eksul lebih berkesan. Bahkan sangaaaaaaaat berkesan.

Bagaimana tidak?

Baru masuk materi saja, aku sudah disugukan dengan begitu banyak Pasal yang harus di hafal.

Pusing? Pastinya. Tapi aku menyukainya, walau terkadang tidak.

Ditengah-tengah pembelajaran, orang yang sebenarnya kutunggu, datang.
Di mataku, dia terlihat sedikit kaget dengan kehadiranku.

Mungkin, atau perasaanku saja?

Tapi aku tak lama memandanginya, karena temanku sudah mulai menggodaku. Walau berakhir dengan dia yang tutup mulut karena ku beri peringatan.

Semua berjalan lancar...

Sampai ketika saat itu tiba, saat kini waktunya hafalan kami di uji coba.

Sang pria bersenyum manis yang ku ceritakan... Ck! sangat panjang jika menyebutnya begitu. Akan ku ganti panggilannya dengan... Suamiku. Lebih singkat. Lebih enak di baca.

Suamiku pergi keluar sejenak.

Dan semua terasa lebih menenangkan tanpa nya.

Kau tak tahu... Seberapa banyak aku harus menafan nafas dan mengontrol ekspresi yang terkadang terlihat konyol jika sedang serius menghafal. Ditambah menjaga imageku. Dan itu membuatku sedikit tersiksa. Apalagi dengan setiap kali aku melihat ke arahnya, dia juga sedang melihat  ke arahku.

Menyebalkan! Aku tau aku cantik, dia tak perlu melakukannya.

Kini giliranku, di uji. Seorang kakak berambut ikal menyuruhku membaca Pasal 4 ayat 1 dan 2.

Aku bisa menjawabnya? Tentu saja, kenapa tidak?

Bukan sombong, tapi saat itu aku memang bisa menjawabnya. Dan setelah itu aku sedikit tenang karena giliranku sudah lewat.

Tahu hal yang paling menyebalkan?
Saat suamiku masuk kembali, kakak senior lainnya menyuruh dia untuk menguji kami.

Dan dia...

Malah memilihku!

Apa dia gila?

Aku masih ingat betapa kagetnya aku saat tiba-tiba dia menyebut namaku dan menyuruhku membaca Pasal yang sulit. Pasal 6 ayat 1, tentang pemilihan Presiden dan Wakil presiden.

Tidak sulit, hanya... Sangat panjang.

Apa dia tidak punya hati?

Tenang saja... aku bisa menjawabnya, dia salah mencari mangsa.

Oh iya, satu hal lagi yang membuatku sedikit terkejut, aku tidak tahu kenapa dia melakukan itu. Tapi tetap saja, aku melihat sendiri dengan mata kepalaku, dan itu cukup membuatku sedikit merengut.

Ketika dia tertawa ringan setelah mengerjaiku.






*****

HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang