Chapter 23

1 1 0
                                    

Setelah kejadian itu, aku benar-benar tak memberikan sedikitpun kuasa pada mereka agar memegang Hpku.

Aku bahkan hampir menangis!

Itu saat pertama kalinya aku mengisi ruang chat kami yang selama ini kosong.

Sebenarnya aku tak palah memperdulikan suami kedua.

Tapi... Suami pertamaku, Dia!
Tepat dibawah nomornya tertulis
Online.

KAU BISA BAYANGKAN BETAPA GILANYA AKU SAAT ITU?!

Aku tak ingin melihat apa-apa, aku bahkan langsung menyuruh mereka untuk segera menarik pesannya.

Tapi saat itu, aku yang memang tak bisa berfikir apa-apa. Hanya diam dan menuruti saat mereka bilang bahwa akan sangat tidak sopan jika menarik pesan tiba-tiba. Dia malah a akan jadi penasaran dan berfikir tentangku sembarangan.

Tepat setelah mendengar mereka mengatakan itu, aku langsung mengganti setelan username wa dengan tanda ( ~ ) .

Agar dia tak mengenaliku.

Aku benar-benar bingung, dan temanku? Mereka hanya menertawakanku. Aku tak tahu harus apa? Ntah kesal, marah atau malu?
Aku hanya menyuruh mereka cepat keluar dari aplikasi itu.

Tapi, belum sempat keluar, tiba-tiba tanda ceklis dua abu-abu berubah menjadi tanda ceklis dua biru.

Dan langsung saja masuk pesan bertuliskan.

Waalaikumsalam.

AKU BENAR-BENAR TAK TAHU APA YANG TERJADI SELANJUTNYA!

Karena setelah itu, aku katakan kepada temanku tadi agar bertanggung jawab dan membalas pesannya. Bahkan aku langsung menyuruhnya untuk segera menghapus riwayat chat itu.
Agar aku tak bisa melihatnya.

Aku tak tahu apa yang mereka katakan dan takut untuk mengetahuinya. Mereka lalu memberikan hp ketanganku, dan mengatakan bahwa semua sudah aman.

Tapi... Setelah berniat untuk kembali mematikan data, tiba-tiba sebuah pesan baru masuk lagi.

Aku langsung saja dong menghapusnya.

Hanya pesan singkat, tapi mampu membuatku tercekat.

Mau tahu apa?

Iya gak papa.

Jadi? Apanya yang gak papa?




*****

HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang