Suasana pagi di hari ini cukup sejuk, matahari pun tidak terlalu menyengat, ya memang matahari pagi tidak semenyengat itu panas nya dibanding matahari siang.
Yerin berjalan sambil bersenandung, suasana hati nya sedang baik karena tadi pagi kakak nya memasakkan sup ayam kegemarannya untuk sarapan, lalu membayangkan traktiran Sungjae pada saat jam istirahat saja cukup membuatnya semakin gembira. Uang saku Yerin akan tersisa banyak hari ini.
Saat sedang berjalan menyusuri koridor, sepasang tangan kekar tiba-tiba menyeretnya menuju belakang sekolah yang cukup sepi. Yerin menoleh ke kanan dan menemukan Taeyong yang sedang menatapnya tajam.
"Lo, kan?"
Suara berat Taeyong membuat bulu kuduk Yerin berdiri, aura yang dipancarkan Taeyong pagi ini cukup mustahil untuk dikatakan baik.
"Apaan?" Tanya Yerin.
"Lo, yang nguping pembicaraan gue dan Jenny kemarin. Iya kan?"
Yerin terdiam sesaat, otak nya masih bekerja untuk memahami maksud Taeyong. Lalu saat itu juga Yerin menahan nafas nya sebentar karena perasaan tegang mulai menyelimuti dirinya.
"Gue?"
"Yer, tinggal bilang iya atau gak. Gak usah basa-basi, waktu gue terbuang sia-sia cuman gara-gara lo, cewe sialan yang kerjaannya ngurusin urusan orang lain."
Yerin melotot mendengar deretan kalimat menyakitkan yang di lontarkan secara gamblang oleh Taeyong.
Sialan anak monyet, batin Yerin mengumpat.
"Lo fikir, cowo yang menghamili cewe dan gak mau tanggung jawab, mendorong cewe itu sampai nabrak dinding, dan maki-maki cewe itu, bisa di sebut cowo baik-baik?"
Yerin merutuki diri nya sendiri. Seharusnya Yerin tidak semudah itu mengatakan hal-hal yang akan membuatnya di seret atau mungkin lebih parah nya akan di penggal oleh Taeyong. Yerin sadar betul, kalimat nya dapat membuat Taeyong marah.
"Jaga mulut lo sialan!" Geram Taeyong.
"Ck, kasar banget edan." Kata Yerin sambil menghadap ke kanan.
Taeyong dengan kasar mencengkeram rahang Yerin menggunakan tangan kanan nya, mata tajam nya menatap mata teduh Yerin. Taeyong terpaku pada tatapan itu, namun kemudian dia terfokus pada tujuan awalnya.
"Kalo sampai berita ini kesebar ke kuping satu sekolah, gue pastiin lo akan ngerasain apa yang Jenny rasain. Gue gak main-main Yerin." Kata Taeyong di sertai penekanan di setiap kalimatnya.
Yerin menatap Taeyong sengit, dia takut, tapi kekesalan nya menutupi rasa takutnya sendiri.
Taeyong melepaskan cengkeraman itu lalu berjalan meninggalkan Yerin. Terhitung baru beberapa langkah, Taeyong berbalik-
"Dan satu hal lagi, itu bukan anak gue. Jenny gak sebaik yang lo kira." Katanya lalu benar-benar pergi meninggalkan Yerin.
"Bajingan. Gue baru nemu cowo sekasar itu. Lagian ngapain juga gue sebarin itu gosip, dikira dia gue lambe turah apa gimana sih. Terus kata dia apa? Gue? Bakal rasain apa yang Jenny rasain? Bajingan." Gumam Yerin kesal lalu berjalan meninggalkan tempat itu.
🎥
"Sok-sokan berantem, sekalinya baikan udah kaya anak lagi nyusu sama emak nya, nempel terus." Sindir Yerin sambil memakan bakso nya. Dia jengah menatap Joy-Sungjae yang sedari pagi menempel terus. Jika bel tidak berbunyi, mungkin mereka akan menempel sepanjang hari tanpa jeda sedikitpun.
"Bilang aja lo sirik."
"Bacot lo bantet."
Lelaki yang di panggil bantet itu melotot kearah Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
N E X T
Fanfiction"Even I am not the last stop, there is still a next." Start: 05/01/20 Finish:- ⚠️ harsh word ⚠️