21

54.2K 5.6K 2K
                                    

Taeyong berjalan memasuki kampusnya dengan lesu. Jaehyun tadi mengirim pesan bahwa ia tidak bisa menjemputnya. Padahal taeyong ingin berangkat bersama jaehyun.

"loh tae, kau baru datang?" tanya ten.

"tidak. Ini arwah ku" jawab taeyong dengan malas. Padahal sudah jelas bahwa taeyong ada dihadapannya lalu apa fungsi ten menanyakan hal itu?

"kau tidak datang bersama jaehyun?" tanya ten lagi yg hanya dijawab dengan anggukan oleh taeyong.

"pantas saja tadi aku lihat jaehyun berangkat dengan seorang wanita"

"APA?!" teriakan taeyong mengundang tatapan tajam dari teman-temannya namun ia mengabaikannya.

"siapa wanitanya?"

"aku tidak tau. Wajahnya sangat asing dimataku. Sepertinya dia mahasiswi baru" jawaban ten langsung membuat pikiran taeyong terarah pada kim yeri, wanita yg akhir-akhir ini berada di sekitarnya dan juga jaehyun.

"kau tau dimana jaehyun?"

"tadi johnny bilang mereka sedang di kantin. Mungkin disana ada jaehyun juga" taeyong langsung keluar dari kelasnya setelah mendengar jawaban ten.

Ia sedikit berlari menuju kantin yg biasa di datangi jaehyun dan teman-temannya. Taeyong menghampiri meja di pojok menjadi tempat duduk jaehyun.

"jae" jaehyun menoleh mendengar suara taeyong.

"emm bisa kita bicara sebentar?" jaehyun hanya membalas dengan anggukan lalu keduanya memilih menjauh ke tempat yg agak sepi.

"ten tadi bilang kalau kau berangkat dengan seorang wanita. Apa itu yeri?"

"ya" tanpa ragu jaehyun menjawab. Dan itu membuat hati taeyong berdenyut sakit.

"tap-"

"aku ada kelas" jaehyun lebih dulu memotong ucapan taeyong dan pergi meninggalkannya.

Taeyong menunduk mengigit bibir bawahnya. Dadanya terasa sesak melihat perlakuan jaehyun yg beda dari biasanya. Jaehyun memang cuek dan dingin. Tapi tidak seperti ini. Dia akan tetap perhatian padanya.

Menghela napas sebentar, taeyong memilih kembali ke kelasnya. Di bisa bicara dengan jaehyun nanti.

.
.
.

"aaaaaa aku merindukanmu jungwoo" taeyong, ten, winwin dan seorang submisive yg dipanggil jungwoo itu saling berpelukan layaknya teletubies.

"kenapa waktu itu menunda kepulanganmu?" tanya ten pada jungwoo. Saat ini keempatnya sedang berada di apartment milik jungwoo yg letaknya 1 gedung dengan apartment ten dan taeyong.

"saat itu nenekku sakit dan tidak mau ditinggal. Sebenarnya nenek juga melarangku datang tapi karna bujukan appa akhirnya nenek mengijinkan aku pulang" jelas jungwoo.

"astaga nenekmu menyebalkan" sahut taeyong yg langsung membuat jungwoo tertawa.

"kau benar nenek sangat menyebalkan. Masa dia mau menyuruhku menikah juga. Aku kan belum memiliki kekasih" jungwoo mengerucutkan bibirnya dengan sebal.

"cari kekasih saja sana" ucap winwin dengan enteng.

"huh aku belum menemukan lelaki yg tampan dan keren" jungwoo menopang dagunya membayangkan seperti apa kira-kira wajah dominan yg akan menikahinya suatu saat.

Taeyong dan ten saling bertatapan.

"aku punya teman. Mau ku kenalkan tidak?" tanya taeyong yg langsung membuat 3 pasang mata menatap kearahnya

"dia tampan tidak?" tanya jungwoo balik.

"dia sangaaaaaattt tampan, tinggi, agak hitam sedikit sih tapi itu kan eksotis. Dan dia memiliki gigi taring loh seperti vampir-vampir dicerita yg kau sukai itu" ten menatap horor mendengar penjelasan taeyong.

Dare [jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang