9

77.6K 7.8K 2.1K
                                    

"pasien lee taeyong hanya kelelahan. Dan sepertinya dia sempat mengalami trauma" ucap dokter kim.

"kemarin taeyong hampir dilecehkan" jawab jaehyun.

"dilecehkan? Astaga jangan biarkan dia sendirian. Bisa saja trauma yg dialaminya berat. Harus ada yg selalu mengawasinya. Dan perhatikan pola makannya. Aku juga sudah menulis resep obat untuknya. Tebuslah diapotek"

"baik dokter. Terimakasih"

Jaehyun langsung keluar dari ruangan dokter kim menuju apotek dan menebus obat untuk taeyong. Setelahnya jaehyun langsung ke kamar tempat taeyong dirawat.

Jaehyun duduk diam sambil menatap wajah taeyong. Jaehyun tidk mengelak bahwa dirinya terpesona pada wajah manis sang kekasih. Kekasih? Benar bukan. Taeyong sendiri yg meminta jaehyun menjadi kekasihnya. Dan jaehyun cukup kagum karena taeyong berani mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu.

We got the boom boom boom boom boom~

Jaehyun langsung mengambil ponsel taeyong di saku celananya. Telpon dari 'bitch' siapa itu? Jaehyun langsung saja mengangkat telponnya.

"yongie aku akan menginap di apartment daddy john selama seminggu ya. Johnny memaksaku. Tidak masalah kan jika kau sendiri saja?"

"aku jaehyun"

"APAA??!!! "

jaehyun langsung menjauhkan ponsel milik taeyong saat merasakan telinganya berdengung akibat teriakan ten. Jaehyun tau itu ten karena hanya ten yg memanggil sahabatnya dengan sebutan daddy john.

"kenapa kau yg mengangkat hah? Mana taeyong? Kau apakan sahabatku? Apa dia masih perawan? Lalu ap-"

Jaehyun langsung mematikan sambungan telponnya.  Karna telinganya terasa sangat panas mendengar ocehan kekasih sahabatnya itu.

"eungh~"

Jaehyun langsung heboh memencet tombol untuk memanggil dokter saat melihat mata taeyong mengerjap dengan pelan. 

"kau baik-baik saja?" tanya jaehyun pada taeyong yg baru membuka matanya.

"aku dirumah sakit?" bukannya menjawab pertanyaan jaehyun,  taeyong malah balik bertanya.

"iya"

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan wajak dokter kim yg agak panik karena mendengar bunyi bel yg ditekan dengan brutal. Dokter kim mengira pasien sedang dalam keadaan buruk hingga belnya ditekan seperti tadi.

Dokter kim segera memeriksa keadaan taeyong.

"bagaimana dok?" tanya jaehyun. 

"sudah lumayan membaik. Tidak perlu dirawat. Setelah infusnya habis, nona lee bisa langsung pulang. Tapi jangan lupa untuk rutin meminum obatnya ya"

"saya laki-laki dok"

"oh?"

"pfft"

Taeyong langsung menatap jaehyun dengan sinis saat mendengar suara jaehyun yg menahan tawanya. 

"maaf tuan lee saya pikir anda wanita" taeyong hanya mengangguk dengan acuh. Moodnya langsung buruk saat dipanggil nona. Tidakkah dokter tersebut melihat jakunnya? Rambutnya? Dadanya yg rata?

Taeyong hanya berusaha untuk berpikir positif. Mungkin dokter kim buta hmm.

"kalau begitu saya permisi tuan jung tuan lee"

"hm"

"hm"

Dokter kim langsung saja keluar dari ruang rawat taeyong. Entah kenapa dokter kim merasakan aura yg berbeda. Terutama pada jaehyun.

"menginap di apartment ku"

"apa?"

"menginap di apartment ku lee taeyong"

"kenapa?"

"temanmu yg pendek menelpon. Dia menginap di apartment johnny"

"lalu kenapa aku harus menginap di apartment mu?"

"kau sakit"

"aku bisa meng-"

"jangan membantah"

Taeyong mendengus saat dirinya tidak bisa lagi melawan jaehyun. Aura dominan jaehyun terlalu kentara hingga taeyong sendiri tak dapat menolak perintahnya. Ya itu adalah perintah. Bukan sebuah permintaan.

.
.
.

Taeyong langsung membaringkan tubuhnya dikasur empuk milik jaehyun. Sedangkan jaehyun tadi bilang dia ingin memasak. Taeyong sedikit ragu apa jaehyun benar-benar bisa memasak atau tidak. Dalam hatinya pun ia merapalkan doa semoga masakan jaehyun masih bisa diterima oleh perutnya.

"bangun. Lalu makan"

Taeyong hanya mengelus dadanya merasa kaget akan kemunculan jaehyun yg tidak ada bedanya dengan setan-setan di film horor yg ia tonton bersama ten.

Duduk saling berhadapan, mata taeyong langsung berbinar melihat masakan jaehyun. Dengan semangat taeyong mulai memakan hasil masakan jaehyun.

"woah masakanmu enak sekali. Seperti masakan eomma ku" taeyong makan dengan lahap sedangkan jaehyun tersenyum tipis melihat taeyong suka dengan masakannya.

"oh iya jae. Kamar disini kan hanya satu. Aku tidur dimana?"

"di kamar ku"

"lalu kau"

"sofa"

"eh mana bisa begitu. Aku kan yg menumpang disini. Jadi biar aku saja yg tidur di sofa" taeyong sedikit membujuk jaehyun. Karna rasanya tak pantas taeyong yg menumpang bisa tidur dikasur yg empuk dan nyaman sedangkan si pemilik apartment malah tidur di sofa.

"tidak. Kau sedang sakit"

"tap-"

"jangan membantah"

Untuk kesekian kalinya taeyong mendengus sebal karna tidak bisa untuk tidak patuh pada jaehyun.

We got the boom boom boom boom boom~

"eh telpon dari eomma"

Taeyonh mengambil ponselnya lalu sedikit menjauh dari meja makan untuk mengangkat telpon sang eomma.

"kenapa eomma?"

"bisakah kau pulang? Eomma merindukanmu sayang"

"sekarang?"

"tentu saja putra cantikku"

"eommaaaa aku laki-laki harusnya tampan bukan cantik"

"tapi kenyataannya kan anak eomma memang sangat cantik. Bahkan wanita tulen saja kalah cantik denganmu"

"ish eomaaa. Tapi aku tidak menginap ya eomma. Aku akan kesana sebentar saja"

"iya tak masalah. Yg penting anak kucing eomma pulang"

"eomma aku manusia!"

Tut

Sambungan telpon dimatikan oleh eomma lee. Taeyong yakin 3000% pasti eommanya sedang tertawa setelah menggodanya.

"taeyong"

"eh ya?" taeyong langsung berbalik menghadap pada jaehyun.

"aku akan keluar. Ada urusan. Istirahatlah" jaehyun sedikit mengusak rambut taeyong.  Lalu keluar daru apartmentnya.

Sedangkan taeyong? Ah nona lee itu sedang mematung. Jantungnya berdetak dengan cepat saat jaehyun mengusak rambutnya. Dan untuk pertama kalinya taeyong tidak marah saat ada yg menyentuh rambutnya.

Sebuah kemajuan hmm~

Taeyong segera bersiap-siap menuju rumah eomma-nya.

.
.
.

Tbc.
Vote for next

Dare [jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang