22

52.3K 5.6K 1K
                                    

"yakk jung jaehyun kenapa kau diam dari tadi?"

Orang yg ditanya hanya diam. Memilih untuk tidak meresponnya.

"kau tuli? Telingamu hanya sebuah pajangan atau apa?"

Taeyong menggeram kesal. Saat ini taeyong ada di rumah milik keluarga jung. Jaejoong sempat memintanya untuk membangunkan jaehyun. Namun lelaki itu entah ia tuli atau sudah mati sehingga tidak bangun juga setelah teriakan menggelegar taeyong.

Karena merasa sangat kesal, taeyong keluar dari kamar jaehyun dan membanting pintunya dengan keras. Ia tak peduli kalaupun pintu itu sampai rusak.

"kenapa taeyongie?" tanya krystal saat taeyong duduk di sampingnya dengan wajah yg di tekuk. Krystal juga mendengar suara dentuman keras tadi.

"jaehyun sepertinya sudah mati noona" jawab taeyong kesal.

"oh baguslah"

"noona~" krystal tertawa pelan.

"mungkin jaehyun kelelahan. Kau tau kan jaehyun beberapa hari ini mulai bekerja di kantor daddy" ucap krystal.

"loh, kok aku tidak tau?"

"jaehyun tidak memberi tau mu?" krystal agak bingung. Padahal setaunya dua minggu yg lalu jaehyun sendiri meminta bekerja di kantor dan di gaji seperti pegawai biasa. Alasannya tentu saja uangnya digunakan untuk masa depannya dengan taeyong.

"mungkin dia lupa taeyongie. Jaehyun akhir-akhir ini sangat sibuk" taeyong hanya mengangguk lemah. Dan ia pun bangkit menuju mark yg asik bermain di karpet.

Meskipun ia tertawa saat bermain dengan mark, namun hati kecilnya merasa resah. Ia takut terjadi sesuatu hal yg buruk.

"markeu apa pamanmu itu menyukai ku?" tanya taeyong dengan random. Untungnya krystal dan jaejoong sedang di dapur menyiapkan makan siang sehingga tidak ada yg mendengar pertanyaan tersebut selain si balita.

"mom-mommy" taeyong mencubit pipi mark dengan gemas.

"daddy mark. Bukan mommy. Panggil taeyong daddy nee" mark menatap taeyong dengan bingung sebentar. Lalu kembali asik bermain dengan bola-bola kecil yg berserakan disekitarnya.

Taeyong menghela nafas dengan kesal. Sebenarnya ia masih memikirkan kejadian seminggu yg lalu saat jaehyun berangkat ke kampus dengan yeri. Sejak saat itu jaehyun kembali bersikap dingin padanya.

.
.
.

Taeyong, ten, winwin dan jungwoo kembali berkumpul di apartment milik jungwoo. Semenjak kepulangan jungwoo, mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama.

"bagaimana kemarin?" tanya ten mengarah pada kejadian kemarin saat taeyong kerumah milik keluarga jung.

"jaehyun masih mendiami ku" jawab taeyong dengan lesu.

"kau mulai mencintainya ya?" tanya ten lagi.

"hanya orang gila yg tidak akan jatuh cinta pada jaehyun. Dari fisiknya yg nyaris sempurna lalu kau diperlakukan seolah kau satu-satunya orang yg paling spesial di dunia ini. Masih bisa untuk tidak jatuh hati padanya?" jawab taeyong dengan sarkas. Ten hanya bisa membalasnya dengan cengiran.

"kau ini selalu saja galak taeyongie" tegur jungwoo. Sedangkan winwin lebih asik menonton film pororo di televisi.

"eh aku ingin bercerita" sahut jungwoo. Ketiga temannya langsung menoleh pada jungwoo. Winwin hanya menoleh sebentar lalu kembali asik menonton pororonya.

"ingat saat kita ke mall minggu lalu?" ten dan taeyong menjawabnya dengan anggukan.

"aku sempat ke toko buku. Disitu ada seorang pria menolongku" ucap jungwoo dengan wajah yg sudah memerah karna malu.

"eh jinjja?!" pekik taeyong dan ten bersamaan. Jangan mengharapkan winwin akan memberi respon. Kerna pororo adalah dunianya.

"siapa namanya?"

"tidak tahu" jawab jungwoo lemah.

"ciri-cirinya?"

"dia lebih tinggi dari ku, kulitnya berwarna putih pucat, tatapan matanya sangat tajam dan dingin. Dia sangat tampan. Tapi saat aku melihatnya ekspresi wajahnya hanya datar saja" taeyong berusaha menerka siapa lelaki dengan ciri-ciri seperti yg jungwoo ceritakan.

Sedangkan ten membulatkan matanya saat menyadari bahwa ciri-ciri itu persis sekali dengan orang yg di kenalnya.

.
.
.

Taeyong benar-benar tidak dapat menahan amarahnya saat melihat jaehyun kembali berangkat dengan yeri. Ia bisa melihat dengan jelas saat wanita licik itu tersenyum senang saat jaehyun memapah dirinya yg terlihat seperti orang pincang.

'ku doakan kakimu lumpuh saja sekalian' Doa taeyong dalam hati.

Tangannya mengepal. Ia ingat dengan jelas bagaimana pesan jaehyun yg mengatakan bahwa lelaki itu tidak akan ke kampus karena harus ke kantor.

Lalu pemandangan yg baru dilihatnya itu membuat dirinya benar-benar kecewa. Ditambah dengan seluruh mahasiswa yg melihat kejadian itu menatapnya dengan iba. Banyak yg mengira bahwa taeyong telah di campakkan.

Tak sedikit pula yg menghujat yeri, mengatakan bahwa wanita itu merebut jaehyun dari taeyong.

Karna merasa sudah tak tahan, taeyong memilih pergi. Ia tidak menyadari bahwa yeri sempat menatapnya dengan seriangaian sombong yg terpasang diwajah polosnya.

"TAEYONG-AH"

Taeyong menoleh. Itu kim mingyu.

"kenapa?" tanya taeyong dengan tajam yg mampu membuat mingyu merinding.

"pelatih bae menyuruhku memberi tahu bahwa kau dan ten akan tampil untuk perlombaan dance dua minggu lagi" jawab mingyu.

"APA? KAU GILA? DUA MINGGU?" mingyu menutup kedua telinganya untuk menyelamatkan telinganya dari ketulian akibat teriakan taeyong.

"aish jangan marah-marah padaku. Aku kan hanya memberi tahukan apa yg di suruh oleh pelatih bae" sahut mingyu.

"ya kenapa harus aku dan ten? Kenapa tidak jungkook dan jimin saja? Atau seulgi dan chungha?"

"ya mana aku tau. Kan aku bukan pelatih bae" sanggah mingyu. Agaknya ia kesal juga pada si pujaan hati yg memarahinya terus padahal jelas-jelas ia tak tau apa-apa.

"yasudah sana pergi. Aku malas melihat wajah gelapmu, itu membuat moodku semakin jelek saja" mingyu hanya bisa mengelus dadanya dengan sabar. Ingin melawan ucapan taeyong tapi takut. Dia kan terlalu mencintai si primadona.

Omong-omong taeyong dan ten memasuki club dance sejak semester 1. Keduanya sudah sering mengikuti berbagai lomba dan memenangkannya. Tapi karena akhir-akhir ini mereka sibuk dengan urusan kuliahnya, keduanya memilih untuk tidak beraktifitas dulu di clun dance.

Namun melihat pelatih bae sendiri yg memintanya dan ten untuk mengikuti lomba, sepertinya perlombaan ini termasuk besar dan penting.

Taeyong mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada ten agar besok mereka mulai berlatih. Setelahnya ia menelpon adiknya.

"ada apa hyung?"

"jemput hyung di kampus. Hyung akan menginap dirumah"

"jam berapa?"

"sekarang"

"loh jangan sekarang hyung. Aku ada kencan pertama dengan jeongin setelah sekian lama dia menolakku"

"pokoknya jemput hyung sekarang!"

"apa hyung tidak kasihan pada adikmu yg tampan ini?"

"tidak"

"hyung minta diantar oleh jaehyun hyung saja ya"

"JEMPUT HYUNG SEKARANG ATAU PENIS TAK BERGUNAMU ITU HYUNG CINCANG?"

"ASTAGA HYUNG PENISKU BERGUNA UNTUK MENUSUK LUBANG JEONGIN DI MASA DEPAN. AKU AKAN MENJEMPUTMU TUNGGU SEBENTAR"

Tutt

.
.
.

Tbc.

Jd siapa cwo yg nolong jungwoo?

Dare [jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang