24. Decision

2K 345 10
                                        

Silakan pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri💚

Jadilah pembaca yang bijak.

Thanks!

"John,"

"Apa Ma?" sahut Johnny setelah dudukkan dirinya pada sofa ruang tengah rumahnya. Sedangkan Mama yang masih berdiri itu segera samperin anak semata wayangnya itu.

"Tahun ini umur berapa kamu?" tanya Mama. Johnny kelihatan berpikir sejenak sebelum kembali bersuara.

"25 tahun." singkatnya.

"Udah bisa dong ya?"

Johnny mengerutkan alisnya. "Bisa apa?" tanyanya, bibirnya sedikit terbuka untuk menantikan jawaban sang Mama.

"Nikah."

Seketika bibirnya terkatup. Kok bahas nikah?

"Apaan sih Ma.. Udah deh, nanti juga ada—"

"Calonmu siapa sih? Mama mau ketemu dong~ masuk kriteria mama nggak?"

Johnny menghela napasnya pelan. "Kan yang punya calon aku Ma, kok Mama yang nentuin? Aku nggak suka ya di jodohin. Udah aku bilang aku udah ada yang di suka! Ya meskipun belum begitu deket.." tegasnya.

Mama cemberut. "Makanya cepetan deketiiinnnn.. Lama-lama nanti kamu mama jodohin aja ya sama (Y/n)! Bodo amat sama calonmu itu! Mama kan mau nimang cucu!" Mama bersedekap dada di depan Johnny yang duduk sambil tengah pandang sang mama ga percaya.

Apa tadi kata Mama? Di jodohin? Sama kamu? Lah! Ya jelas mau dong dia!

"Mama serius?!"

"Iyaaaa... Mama serius pengen kamu cepet nikah!"

"Enggak, bukan itu! Tentang perjodohan!"

Mama menatap Johnny heran. Kenapa anaknya itu malah jadi antusias soal perjodohan? Padahal tadi bilangnya ga suka. "Kamu mau sama (Y/n)?"

Senyum merekah Johnny terukir, dengan anggukan semangat berkali-kali dia berucap.

"Mau! Mau banget!"

Mama bingung. Kenapa sekarang malah anaknya yang bikin heran ya?

***

"Tunggu dulu, kamu beneran ini?"

Johnny mengangguk mantap. "Kalau aku nggak serius ngapain seberjuang ini sih Ma?"

"Tapi John, kamu bilang kamu gak suka di jodohin?" bentar. Mama masih heran ya, maaf aja.

Tapi Johnny senyum tampan. Genggam tangan sang Mama lembut. Tatap beliau di mata. "Aku nggak pernah main-main Ma, soal masa depan aku pasti selalu pikirin mateng-mateng. Mama tahu aku gimana. Dan sebenernya.. (Y/n) itu cewek yang aku suka."

"Apa?!"

Johnny makin melebarkan senyumnya, wajah Mamanya serius bikin mau ketawa aja. Tapi dia masih tahu akan suasana ya.

"Jadi gimana Ma?"

Mama hempaskan genggaman tangan anaknya. Segera berdiri dari duduknya di samping anaknya itu. "Ya apa lagi?! Tentuin tanggal tunangan! Seminggu lagi, kita lamar (Y/n)!"

Sekarang gantian Johnny yang terkejut. Matanya membola dengan mulut yang menganga ga percaya. Si Mama serius ini?

"Mama nggak bercanda. Mulai sekarang kamu siapain semuanya. Mama bakal bantu buat carikan keperluan lamaran nanti." ucap Mama dengan wajah seriusnya. Beliau mau pergi buat menghubungi sang desainer andalannya buat rancang busana buat kamu. Gaun penuh berlian kayaknya ga masalah. Pikir Mama Johnny.

Tapi sebelum beliau sempat melangkah, Johnny tahan pergelangan Mama. Wajahnya kelihatan khawatir, Mama jadi ngerutin keningnya.

"Tapi Ma... Aku ngga yakin. Maksudku, dia aja baru kenal aku. Gimana caranya aku buat usaha??" stres Johnny. Mama cuma tatap anaknya datar kemudian berucap dengan santainya.

"Ya udah, itu jadi tambahan tugas kamu buat seminggu ini. Gak mau tahu gimana caranya, pokoknya kamu harus bisa dapetin hatinya. Mama pergi dulu. Semangat ya Nak." Mama tepuk pundak Johnny beberapa kali sebelum melenggang pergi tinggalkan sang anak yang tengah menunduk memikirkan sebuah cara.

Yang sayangnya ga ia dapati. Satupun.

"Sial. Gue perlu bantuan."

Tbc.

Wednesday, 15 january 2020

And for you all, thank you, always. Buat yang udah votment dan sebagainya. I really thankful!
Jangan lupa buat selalu votment ya?

고맙데이 💚

Love

Y

Publish: sunday, 16 february 2020

Om John! | JSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang