54. Get Along With Her Little Bro

1.6K 286 19
                                    

Silakan pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri💚

Jadilah pembaca yang bijak.

Thanks!

"Mbak pulang~ Hyunjin, kamu di kamar?" teriakmu dari awal masuk, selepas melepas sepatu, sahutan adikmu pun terdengar beserta suara televisi yang baru kamu sadari menyala.

"Apaan?? Bawa camilan lagi apa gimana panggil-panggil?!"

Kamu terkekeh pelan, bisa-bisanya bertanya camilan karena miliknya yang kemarin telah ludes gak bersisa. Bahkan kamu nggak di bagi, kurang ajar memang.

Kamu memasuki rumah lebih dalam, menemukan Hyunjin yang tengah bermain PS miliknya sendirian di ruang keluarga. Kamu menghela napas lelah, "Mainan terus kamu, belajar gak?"

"Ck, belajar.. di sekolah kan, udah puas 8 jam sehari."

"Ngeles mulu! Gak dapet kerjaan mampus!"

Lagi-lagi Hyunjin berdecak, "Emang jadi model perlu belajar matematika dan lainnya gitu? Enggak usah kali, tampang udah mapan begini. Nggak bakal susah jadi yang cuma pose-pose doang."

Kamu meghela napas frustasi, susah banget heran di suruh yang bener juga.

"Jelas susah Hyunjin, jadi model nggak segampang yang kamu kira. Memang cuma pose-pose doang dan pakai baju-baju bagus, tapi seorang model juga harus punya image yang bagus. Otak juga harus berkembang, nggak yang cuma tahu main PS doang."

Adikmu itu segera mem-pause permainan dan menoleh seketika sadar bahwa mbaknya nggak datang sendiri kali ini.

"Dih, si Om tahuan banget!" sentaknya. Kamu melotot gak terima akan sikap gak sopan Hyunjin. Tapi dia masa bodoh, dan Johnny hanya tersenyum tenang tanpa menganggap itu sebuah masalah berarti.

"Memang. Si Om ini lebih berpengalaman dari kamu yang bisanya main game konsol doang."

"Cih! Bisaan, sini lawan gue kalau emang Om lebih berpengalaman! Kalau Om menang, gue bakal akuin ucapan Om, belajar lebih giat, dan restuin hubungan kalian,"

Ekspresi berbinar Johnny terlihat, senyum penuh percaya dirinya keluar. Lalu Hyunjin melanjutkan dengan seringainya,

"Tapi kalau kalah, jauhin mbak gue."

Bletarr!

Serasa di sambar petir, Johnny langsung ragu. Tapi jika itu adalah satu-satunya kesempatan, maka pasti dia lakukan. Apapun hasilnya nanti, pokoknya dia harus menang.

Johnny kembali tampilkan senyum percaya dirinya, kemudian mengangguk mantap. "Oke! Kalau saya menang terima saya jadi kakak ipar. Deal?"

"Deal!"

Kamu makin pusing, emang dasar dua-duanya bocah!

Tapi.. gak ayal kamu berharap Johnny akan menang. Karena sepertinya, adikmu itu gak main-main.

***

Sepak bola, permainan klasik. Tapi masing-masing telah memilih timnya sendiri, Johnny dengan MU dan Hyunjin dengan Juventus.

Saling mengoper dan menghadang, mereka tengah bertarung dengan serius. Dan Johnny, kamu bisa lihat sorot matanya yang begitu jelas memancarkan keinginan untuk menang.

Kamu tersenyum kecil, lantas berdiri dari dudukmu sebelumnya dan berpindah ke dapur. "Aku mau bikin minum, kalian jangan berantem ya?" wantimu. Tapi yang terdengar hanyalah suara teriakan mereka yang sama-sama memprovokasi untuk mengalah.

Baiklah, masa bodoh akan mereka, kamu memilih membuat minum untuk keduanya dan tentu juga kamu.

Di samping kamu yang sibuk di dapur, kedua lelaki berbeda umur itu bertarung sengit. Gak hanya pada layar kaca, tapi juga gerakan di setiap stik joy yang mereka pegang.

"Hah! Kalau udah capek, nyerah aja dah!"

"Harusnya saya yang bilang ke kamu, jangan paksain diri. Lihat tuh, 2 kosong."

"Cih! Bakal gue bales tenang aja!"

Johnny terkekeh, dengan mata yang masih fokus melawan dia berucap. "Mbak kamu itu.. spesial kalau kamu tahu."

"Ck. Udah tahu." judes Hyunjin. Sekali lagi Johnny terkekeh, "Makanya, saya nggak mungkin hancurin hatinya dan pergi tinggalin dia seenaknya. Saya nggak mungkin tinggalin orang spesial yang udah saya ikat dalam sebuah hubungan. Karena itu Hyunjin, saya harap kamu bisa restui saya dan mbak kamu untuk jalin hubungan yang lebih pasti."

Hyunjin tersentak akan kalimat dari lelaki tua di sampingnya, Johnny yang semula menatap layar berbalik untuk berhadapan dengan Hyunjin yang tengah memandangnya penuh tanya.

Maka setelah senyum Johnny mengembang di sertai anggukan pasti, Hyunjin terdiam. Karena si Om tua itu.. telah mampu membobol gawangnya sekali lagi.

"Ck! Sial!" umpatnya.

Johnny tertawa pelan, kemudian matanya menangkap hadirmu yang membawa nampan berisi minuman berperisa menaruhnya di atas meja. Matamu melihat skor di layar televisi, 3-0 dan pencetak paling unggul adalah Johnny.

Senyum otomatismu merekah sempurna, senyuman serta gerakan menggoda di kedua alis Johnny yang terangkat membuatmu makin percaya.

Johnny menang!

Dan itu artinya.. kamu memandang adikmu yang tengah terdiam dengan helaan napas pelan sebelum mendongak menatapmu dan Johnny bergantian.

Senyum sama-sama merekah di kedua wajahmu dan Johnny, Hyunjin putar bola matanya malas.

"Ya ya, si Om menang. Jadi seperti semua perjanjian di awal, gue bakal akui itu dan turuti. Juga.. restu aku buat kamu Mbak. Buat hubungan kalian. Semoga bahagia, tapi kalau aja gue tahu nanti lo sakitin dia Om, jangan harap lihat wajahnya lagi. Gue bersumpah itu."

Johnny mengangguk, menatap Hyunjin tepat di bola matanya yang sipit namun tajam itu. "Pasti." mantapnya.

Dan saat itulah, Hyunjin kembali melihat pancaran kebahagiaan dari dirimu. Senyum sumringah yang kamu pasang untuk menyambut pelukan Johnny terbaca semuanya oleh Hyunjin.

Dia hanya berharap, semoga kali ini dia nggak salah dan tawa yang kamu bawa hari ini akan selamanya megiringi kamu bersama hidup barumu dengan Johnny.

'Ya, nggak ada yang boleh ganggu kebahagiaan kamu mbak. Nggak ada yang boleh.'

---

Tbc.

Thursday, 4 june 2020

And for you all, thank you, always. Buat yang udah votment dan sebagainya. I really thankful!
Jangan lupa buat selalu votment ya?

고맙데이 💚

Love

🌱

Publish: Monday, 22 june 2020

P.s. : besok eps terakhir! Yeay✨

Om John! | JSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang