5 ■Pengaruh■

27 2 0
                                    

Riza POV

Riza melangkahkan kaki jenjangnya menuju mobilnya.Ia memilih mengendarai mobilnya itu karena untuk berjaga-jaga jika hujan turun.

Lelaki dengan tubuh atletis itu pergi ke minimarket dekat rumahnya itu.

Ketika selesai berbelanja,ia melihat seorang perempuan seumurnya.Sepertinya ia mengenal wanita itu.Tapi siapa?

"Ngapain cewek jam segini masih di luar.Ga abawa apa-apa pula.Kaga kedinginan apa ya,pakean juga kurang bahan gitu," oceh Riza.

Setelah mengoceh ria,Riza tak segan untuk menghampiri perempuan itu,yang tak lain teman dari Dinda.

Dilihatnya,perempuan itu sedang memeluk dirinya sendiri karena merasa kedinginan.Sesekali ia menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya,sembari menutup matanya rapat-rapat.

Riza merasa iba dengan perempuan itu.Ia hanya mengenal nama,serta perawakannya saja.Yang tak lain ialah Bela.

Langsung saja ia mendekap Bela ke dalam pelukannya.Niatnya kini adalah ingin membuat Bela merasa hangat,dan juga tak merasa takut.

Satu detik,dua detik,...

Perempuan dalam dekapannya,melepaskan dirinya begitu saja.Mungkin ia terkejut karna sifat Riza.

Hingga Bela membuka suara lebih dulu.

L-loo..." ucap Bela terbata,antara kaget dengan kedinginan.

"Oh,haii.Lo temennya Dinda kan?"

"Iya,ko lo tau.Terus juga ngapain lo di sini?"

"Justru gue yang harusnya tanya gitu sama lo.Ngapain anak cewe,malem-malem gini keluar sendirian? Pake celana kurang bahan pula," oceh Riza menasihati.

"Serah gue dong.Apa urusannya sama lo,"

"Keras kepala juga ternyata ini cewek.Dibilangin bener,malah nyolot." Batin Riza.

"Yee,ditanyain bae-bae neng,ko ngegas gitu jawabnya,"

Lawan bicaranya kini bungkam dan menatap jalanan sepi.

Hening.Dimana keduanya saling diam dan menyibukkan pikirannya masing-masing.

Akhirnya Riza menemukan topik pembicaraan,yaitu dengan menawarkan 'tumpangan'.

"Mau pulang ngga?"

"Ngga,lo duluan"

"Bener nih? Udah mau jam 9 loh.Bentar lagi minimarketnya juga mau tutup"

"Hmm"

"Ribet amat ini cewek.Tinggal jawab mau juga apa susahnya gustiii.Kaga pake kuota juga per kata,"

"Tuh liat,muka lo udah pucet gitu.Lo kedinginan pasti.Yuk pulang" ucap Riza dengan nada membujuk,sembari menggenggam tangan Bela yang sudah sedingin es.Namun,Bela tak berkutik.

"Kok gamau? Gue ga ada niatan ngapa-ngapain lo kok.Beneran mau di sini terus nyampe petir nyamber lo terus---"

Mendengar kata petir,Bela menjawab "Yaudah ayo"

"Nih pake hoodie gue"

Saat Riza melontarkan kata 'petir' , barulah Bela mau menuruti ucapannya.Ternyata,ia benar-benar setakut itu dengan petir.

Tak berapa lama,mobil Riza sudah memasuki perumahan Bela.

Sebelum ia mengemudikan mobilnya menuju rumah,terlebih dulu ia memberikan untaian nasihat pada Bela,agar perempuan itu tidak sakit.

Setelah diangguki tuan rumah,ia pun mengemudikan mobilnya meninggalkan rumah bela.

-------------------------------

"Assalamualaikum,Riza pulang" kalimat sakral yang selalu ia ucapkan sebelum memasuki rumah.Karena tradisi di keluarganya.

"Waalaikumsalam.Loh,kok baru pulang bang? Habis dari mana aja?" Tanya Nita kepada Putra sulungnya.

"Tadi habis dari rumah di Raka,bun.Habis ngerjain tugas buat besok," bohong Riza pada sang Bunda.

"Yasudah,kamu langsung masuk kamar.Besok sekolah,nanti kamu kesiangan,"

"Iya bun.Have a nice dreams Bundaa," sembari mencium pipi Nita.

"Have a nice dreams my boy,"

-------------------------------
Di lain tempat,cewek dengan rambut hitam sebahu itu masih belum terlelap.Ya,Bela mengganti warna rambutnya sehari yang lalu.Bosan menjadi pusat perhatian terus di sekolah katanya.

Walaupun penampilannya selama berada di sekolah sangatlah 'liar',dengan rok yang sudah mengecil,serta baju yang selalu di keluarkan.

"Kenapa gue ga bisa tidur anyingg.Mikirin apaan sihh."

Setelah berkutat dengan pikirannya,ia membuka benda pipuh persegi berwarna silver.Ia membuka grup yang berisikan sahabat seperwarasannya.

                               Nona Noni Cuntak
Dindasu : heh bitcj udah pada ngebo belom lo pada

Nadiasu : paan si lo.mlm gini rempong mulu.

Kaylasu : 2

Dindasu : heh kinjeng mabok.ngapa lo protes seenak rt sih lo.gue ada topik nii wakak

Nadiasu : paan dah lo.btw,ngapain topik ada di rumah lo? Kasian emaknya Din,di rumah nyariin.Ngapain lo di rumah beduaan ama topik?!

Dindasu : serah lo kuku badak.

Kaylasu : 2

Dindasu : 2 mulu jawaban lo Kay.Keyboard lo rusak? Ato gegara lo srg d duain mulu😆

Kaylasu: sotil amat.mo ngapain lo?

Dindasu : eh eh iya lupa gw.btw,td si Dafa ngasih tau gw,klo Riza tu abis meluk si Bela....!!!gmn kg kaget cb gw.secara kn si Riza blm prnh tu ada cewe gandengan.

Nadiasu : alahhh,berita hoax itumahh.emg iya Bel?

Kaylasu : emg iya Bel?'2

Nadiasu : Bel?

Dindasu : Bel?'2

Kaylasu : Bel?'999999

Nadiasu : lahhh bocah,kemana dahh

Dindasu : besok aja besok,kita introgatif

Nadiasu : ha? Introgatif itu kn kalimat yg ada d mapel b.ing jaman SD din

Kaylasu : *introgasi

Dindasu : @kaylasu tjakepp 100. @nadiasu bljr lg ama guru PAUD lo neng🥰

Nadiasu : guru PAUD gw,pd sibukk laa.yakali gw udah SMA mnta diajarin guru PAUD lagi.Awto tepok jidat gw😑

Kaylasu read
Nadiasu read
Dindasu read
Belacntk read

Bela yang hanya menggelengkan kepalanya,dan sesekali tersenyum kecil saat membaca group chatting bersama para sahabat gesreknya itu.

Ia tak ingin menjawabnya.Toh,ia dapat menjelaskannya esok hari.Lagipula,ia pun baru mengenal sosok Riza.Jadi,tidak ada hal aneh yang menyelimuti dirinya.

Entah itu ia mempunyai 'rasa' pada Riza.Atau sekedar mengagumi.Atau justru ia akan membenci.Hanya hati kecil Bela yang dapat menjawab semua itu.

STOPainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang