10 ■Bercerita■

30 2 0
                                    

Tak terasa,kini sudah saatnya pulang sekolah.

"Asik asikkk,balikkk." Ujar Nadia dengan riang gembira.

"Dasar kuyang.Kerjaan triak-triak mulu di kelas.Godain Jono gue pula." Ucap Bela.

"Paan si.Oh,Jono punya lo,El? Pakabar Abang Ketos? Buat gue aja yaa,yaa,yaaa," pinta Nadia pada Bela dengan sangat antusias.

"Gebet aja semua cowo di muka bumi Nad.Kali aja minat gebet Sumanto," sarkas Dinda.

"Ya allah,amit-amit.Gue kaga mau rahim gue digrogoti sama manusia kanibal,"

"Eh gais,gue duluan yaa.Taksinya udah dateng." Ucap Kayla

"Tihati," balas Bela,dan yang lain hanya membalas dengan lambai an tangan.

"Sopir gue juga udah jemput ternyata.Cabut dulu yaa," ujar Dinda.

Kini tersisa Bela dan si Cengo.

"El,lo pulang naik apaan?" Tanya Nadia.

"Jemput kayanya,tapi ngga tau nih.Belum ngabarin,sopir gue." Balas Bela dengan tangan yang masih meng otak-atik handphone nya.

Tiba-tiba saja,jajaran motor sport sudah berada tepat di samping Bela & Nadia.

"Yahhh,kaga ada Neng Ndaa.Kaga semangat ini mahh.Gue cabut duluan bro," kata Dafa.

"Astaghfirullah,kalian mau bucenn di sini ya? Umii,mata Faris ternodai," ucap Faris cengengesan,dan mengikuti Dafa.

Kini,tersisa Raka,Riza,Bela dan juga Nadia.

"Loh? Ko ada Riza sama Raka? Kalian sejak kapan di sini?" Ucap Nadia sangat lah polos.Hingga Bela ingin menampar pipi nan mulus milik Nadia.

"Mata lo dimana Nad daritadi? Di dalem tas ya? Sini gue ambilin"

"Ngga ko El,tas gue kan isinya buku sekolah hari ini.Ini mata gue di sini.Ngapain repot-repot nyari di tas gue?"

Bela masih mengatur nafasnya,agar tak mengeluarkan kata-kata mutiara yang selama ini ia pendam.

Sementara Raka yang berada di atas motor pun perlahan turun dan duduk di sebelah Nadia.

"Belum di jemput?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Raka.

"E-eh be-belum hehe.M-mau a-apa?"

Raka sedikit terkekeh dengan suara Nadia yang tiba-tiba tergagap.

"Santai aja kali,gue ngga bakal nyulik lo.Kaga bawa karung gue."

"El,ko serem si temennya Ketos.Tolongin gue El.Mana gue suruh pulang pake ojol lagi.Gimana El,gimana," rengeknya kepada Bela,dengan menarik baju Bela.

"Hayolo Nad.Rasain.Gue mau pulang ahh.Takut di sini hii,dahh Nadiaa," balas Bela dengan berpura-pura akan meninggalkan Nadia.

"Jangan El jangann!!" Ternyata Nadia menangis.Sudah dijuluki bocah polos,tidak jelas,cengeng pula.

Namun semua itu tidak terdapat dalam pikiran Raka.Justru ia menyukai gadia yang seperti Nadia.

Sedangkan Riza? Ia masih setia duduk di atas motor,sambil sesekali ikut terkekeh melihat tingkah salah satu teman Bela itu.

Mata Riza tak luput dari seorang Bela.Entah mengapa,jika ia melihat dari sorot mata Bela,Riza menemukan bahwa gadis itu dalam keadaan tak baik-baik saja.Terlihat begitu jelas bagi Riza.Tapi entahlah,mengapa tiba-tiba ia terlalu dalam menatap Bela?

"Pulang sama gue aja yuk? Gue ga bakal ngapa-ngapain lo kok.Nih,kartu siswa gue lo pegang.Buat jaminan,kalo gue ngga bakal ngapa-ngapain lo." Ujar Raka,seraya memberikan kartu siswanya kepada Nadia.

STOPainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang