8 ■Nyaman■

25 2 0
                                    

*part kali ini panjang gaisseu.maapkeun ke tidak konsistenan aku ya,hehe.*

Di lain tempat,kelas Bela yang hari ini di jam ke 5 adalah pelajaran oalahraga.Kelas mereka di beritahu ketua kelas supaya cepat menuju lapangan.Karena amanat dari Pak Roni.

"Parah ini mah.Belum juga jam 12 siang,udah panas banget kaya di oven aja ni bumi." Celoteh Dinda sembari mengibaskan tangannya ke arah wajah.

"Itung-itung simulasi buat persiapan ke neraka,Din" celetuk Kayla,dan langsung berlari dari gerombolan Bela cs,agar tak di hujam berbagai pukulan oleh anak emas Pak Supri.

Siapakah Pak Supri itu? Pak Supri ialah pembina ekstrakurikuler taekwondo di SMA DIKTI.Walaupun tingkah Dinda yang terkadang abstrak seperti para sahabatnya yang lain,ia disebut-sebut sebagai anak emas dari ekstrakurikuler taekwondo di sekolahnya.

Karena,ia sudah banyak menyabet berbagai piagam penghargaan dalam berbagai perlombaan.Dinda juga pernah mengikuti kejuaraan Taekwondo di Thailand.Walaupun hanya mendapatkan juara 3.Namun,tak membuat nama sekolahnya buruk.

"Ehhh awas loo kutub congekkk.Kurang ajar.Ngomong kagak pernah di filter dulu." Oceh Dinda yang akan berlari mengejar Kayla,namun ditahan oleh Bela.

♧♧♧

Setelah melakukan pemanasan di tengah lapangan,semua siswa di anjurkan untuk duduk dengan mendengarkan instruksi dari Pak Roni.

"Olahraga kali ini,kita akan melakukan penilaian senam lantai.Harap untuk kalian semua menuju gedung olahraga indoor.Bapak akan jelaskan di sana saja." Ujar Pak Roni selaku guru olahraga.

Setelah semua siswa sudah menuju GOR indoor di SMA DIKTI,Pak Roni pun melanjutkan penjelasannya yang tertunda.Setelah dirasa cukup menjelaskan,serta memberi contoh kepada para siswanya,tahap percobaan pun dimulai terlebih dahulu.

"Waduh,kok guling-guling begitu sih pak.Kalo kepala saya jadi bengkok sebelah gimana dong pakk?" Protes Dinda.

"Iya nih,bapak.Kalo gini mahh biasanya buat rebahan aja." Ucap Nadia,sembari berguling kanan,kiri & menganggap bahwa matras itu adalah kasur empuk miliknya.

"Heh kutil dugong.Ngapain guling-guling di situ si kampret?" Tanya Bela kepada si polos Nadia.

"Apaan sih,El.Lo kalo ngiri,mending nganan aja deh." Balas Nadia,seakan tak mempedulikan ucapan Bela.

Bela pun hanya memutar bola matanya jengah,menghadapi satu kacungnya yang Polos dan juga suka tidak jelas seperti sekarang.

Percobaan pun telah usai.Kini saatnya Pak Roni melakukan penilaian.Anak laki-laki yang terlebih dahulu melakukan roll depan,roll belakang,serta meroda.

"Jefri..."

"Kevin..."

Dipanggil lah satu persatu nama anak laki-laki di kelasnya.Dan,selesai sudah anak laki-laki yang melakukan penilaian.Lalu melanjutkan istirahat,agar tak 'mengintip'.

"Yahhh,kok cepet amat sihh pakk." Rengek Nadia.

"Waduh,si Airin udah maju.Bentar lagi Bela,terus tiga orang lagi gue.Mampus," gerutu Kayla.

"Lahh,tumben amat lo ngeluh Kay," ucap Dinda.

"Lagi pms gue,Din.Males aja kudu guling-guling begitu,ck." Decih Kayla.

"Emang kenapa kalo lo pms Kay? Takut bocor? Kan udah pake pembalut yang udah nampung darah kotor lo.Tenang mbamenn" Jawab Nadia dengan mengacungkan jari metalnya ke arag Kayla.

"Otak lo di pantat ya Nad? Gausah dijelasin gitu elah...ada Pak Roni tuh,malu oon Kayla.Kaga kasian apa?" Oceh Dinda.

"Lah kan gue bener ngejelasin begitu.Apa yang salah?" Balas Nadia tanpa merasa bersalah.

STOPainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang