'Kemarilah,aku lelah & ingin menyampaikan semua keluh kesah.'
-Bela Nazal Maritza-Pagi hari dengan suasana sejuk karena tidak adanya kehadiran sang Surya.Perannya yang dapat menghangatkan semua umat manusia,kini tergantikan oleh awan hitam yang sudah mengepung semua langit,bahkan sang Surya tak di ijinkan untuk bersinar terang seperti biasanya.
Sama halnya dengan Bela.Kali ini ia tidak bersemangay untuk bersekolah.Karena faktor cuaca yang sangat mendukung dirinya ubtuk kembali menuju pulau kapuk.
Dengan malas,Bela memasuki kamar mandi untuk bersiap menuju ke sekolah.Seperti biasa,hidup seorang diri di apartmen,menyiapkan sarapan sendiri.Ada sisi positif dimana ia tak tinggal bersama kedua orang tuanya,atau lebih tepatnya 'membuang' anak bungsunya.
Bela menjadi gadis yang mandiri.Walaupun orang tuanya masih memberikan uang setiap bulannya untuk keperluan Bela.Namun,ia tak menggunakan semua uang itu untuk berfoya-foya layaknya remaja lain.
Uang dari kedua orang tuanya hanya ia ambil saat ia butuh.Contohnya seperti untuk modal membuat kue.Karena jika ia sedang berada di mood yang baik,ia akan membuat kue dan menitipkannya di toko terdekat.Dan hasilnya pun lumayan.Bela dapat meraup keuntungan 3× lipat dari modalnya.
Namun,jika moodnya sedang tidak baik-baik saja,ia akan melakukan aktivitas sebaliknya.Melakukan apa yang dilakukan seorang anak laki-laki.Seperti merokok,mabuk,balapan liar,berkelahi,ataupun bertinju.
Kini Bela sudah siap dengan pakaian serta atribut sekolahnya.Dan,saatnya untuk menunggu jemputan Kayla.
Karena ia tengah malas untuk berkendara menuju sekolahnya.Dan tak lama,orang yang dinanti telah tiba.Usai mengetuk pintu apartman Bela,mereka berdua bergegas menuju sekolahnya.
"Tumben amat udah rapi lo"
"Biar di sekolah tinggal tidur."
"Yee eloo,mau dibawa tidur,dibawa maen hp,dibawa apa aja deh.Otak loo tetep lancarr jayaa.Lah gue mah apa atuh."
"Curhatnya udah? 15 menit lagi masuk nih"
"Eiya hehe.Cuzz"
♧♧♧
Seperti biasa,suasana belajar sama saja.Namun kali ini berbeda dengan Bela.Gadis berambut sebahu itu,kinu tengah memikirkan 'sosok' pelayan yang ditemuinya kemarin aore di sebuah cafe.
Dari postur tubuh,manik mata yang sedikit berwarna biru,serta tanda bekas luka di sebelah dahi kanannya.
Tapi apakah mungkin? Bahwa seseorang itu adalah orang yang selama beberapa tahun silam Bela cari? Bisa dikatakan,bahwa Bela merindukan seseorang itu saat ini,selain abangnya.
Tak ingin berperang dengan pemikirannya sendiri,Bela meminta ijin pada Bu Lita selaku guru Ekonomi.
Setelah membasuh wajah,Bela tak langsung memasuki kelasnya.Ia memerlukan sesuatu,yang selama ini belum Bela sentuh.
Langkahnya yang gesit,Bela membeli sebungkus rokok yang berada di pojok kantin.Sebenarnya itu kantin khusus guru.Karena,hanya di kantin itulah yang menyediakan rokok untuk beberapa guru yang merokok.
"Bu Ipah,beli rokoknya satu bungkus ya bu.Biasa,sama korek gas nya sekalian," ucap Bela kepada pemilik warung.
"Iya neng,ini.Lagi banyak pikiran toh?" Ujar Bu Ipah pada Bela.Gadis yang diberi pertanyaan hanya mengangguk,membenarkan ucapan Bu Ipah.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOPain
Teen Fiction"Udah pada pulang.Lo kapan pulangnya?" Tanya Riza memecah keheningan diantara dirinya dan Bela. "Lo duluan,gue mau pesen ojol." "Gitu ya?" Jawaban Bela hanyalah anggukan. "Eh cepet banget lohh,ojolnya.Udah sampe dia,Bel," "Mana?" Ucap Bela sembari...