17 ■Dia langka■

20 1 0
                                    

'Tuntun aku menuju sebuah kepastian.'
-Iza calon Ela.

Istirahat sudah berlangsung kurang lebih 10 menit.Karena waktu yang ditentukan pihak sekolah untuk istirahat adalah 30 menit.

Bela and the geng sudah berada di kantin beserta makanan & minuman mereka masing-masing.

Tak lama mereka akan melahap makanannya,dikejutkan dengan suara seseorang.Siapa lagi jika bukan Dafa?

"Assalamualaikum para ukhti.Yang jawab salam masuk surga." Cengir Dafa.

"Waalaikumsalam." Jawab mereka kompak.

Dafa tidak sendiri.Boys Keparat juga berada di belakangnya.Seperti tidak menganggap Dafa sebagai salah satu anggotanya.

"Lo kira cuman jawab bales salam lo masuk surga? Emang lo punya orang dalem di sana?" Ejek Raka.

"Udah udah jangan mulai.Sekarang ayo kita makan." Lerai Riza.

Tak lama,Riza dan kawan kawan ikut bergabung dengan Bela dan yang lainnya.

Dafa berhadapan dengan Dinda,Raka dengan Nadia,Faris dengan Kayla,serta Riza berhadapan dengan Bela.

"Halo Nda cantik.Makin hari makin cantik aja nih.Pake skincare nya air wudhu mesti.Duh,jadi pengen cepet-cepet jadi imamnya Dinda Anindya Putri."

"Sembarangan kalo ngomong." Balas Dinda dengan memukulkan salah satu sepatunya yang tadi ia copot untuk menghajar Dafa.

Seperti biasa,teman-teman yang lain hanya sibuk memerhatikan dan sesekali melahap makanannya masing-masing.

"Emang iya Kay air wudhu itu termasuk skincare? Tau gitu gue gausah keluar duit banyak buat beli skincare ya.Coba ah nanti di rumah tiap berapa jam sekali mau wudhu." Bisik Nadia Cengo dengan gaya sedikit menghayalkan sesuatu.

Kayla yang melakukan aktivitas meminum jus alpukatnya itupun seketika tersedak.

"Uhuk...uhuk.."

Bela yang berada di samping Kayla berusaha membantu menepuk punggungnya.

"Gue tau Kay.Kaget mesti gara-gara Dongo.Gue nguping dikit." Jelas Bela dan diangguki Kayla.

Ternyata bukan hanya Kayla dan Bela saja yang mendengar.Raka yang berhadapan langsung dengan gadis bersurai sedikit kecoklatan itupun dengar apa yang Nadia bicarakan.

Dengan sabar,Raka membantu menjawab ke kepo an Nadia.

"Gini ya Nad,namanya juga A.I.R wudhu.Otomatis kan dari air.Entah itu air kran,air sumur,dan air bersih lainnya.Bukan berarti punya manfaat yang sama kaya skincare yang tadi Dafaomongin.Dinda mana mungkin cuman sekedar pake itu.Bercanda doang,lagian juga kan di agama gue atau lo atau yang lain,air wudhu fungsinya untuk mensucikan hadas kecil Nad." Raka memberi penjelasan dengan sesekali menatap manik coklat milik Nadia.

Nadia yang sedari tadi mendengarkan ceramah,hanya menganggukan kepalanya saja.

"Dafa bohong dong brarti? Dapet dosa lo Daf.Dicatet sama Malaikat Atid loh."

"Mohon tolong dengan sangat,kepada Bpk.Ust. Raka Adhira untuk meruqyah ananda Nadia.Masa iya jin nya se polos itu? Gemes gue pengen gue bacok."

Raka yang mendengar ocehan Dafa,melempar sendok yang tak jauh darinya,dannn pletakk .Tepat mengenai kepala Dafa.

Sedangkan teman yang lainnya hanya mengelus dada.'Sabarrr'.

"Ya allah Nad,mama lo ngidam telor onta ato anak kadal sih? Otaknya ketuker kali yaa." Protes Faris.

STOPainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang