Hari ini,Bela berangkat dan pulang sekolah seperti biasa.Ada hal yang berbeda kali ini,terkadang ada beberapa anak OSIS yang menghampiri kelasnya.Mereka semua melakukan itu karena tugas yang diberikan oleh sang ketua.Siapa lagi kalau bukan Riza.
Tetapi,yang mendatangi Bela sesuai dengan bidangnya.Yakni seksi acara.Dengan senang hati Bela menjawab serta menjelaskan satu per satu konsep yang ia buat.
Tak terasa,waktu sudah menunjukan pukul 3 sore.Yang berarti semua siswa diperbolehkan untuk pulang.Bela sedikit malas untuk kepulangannya kali ini.
Karena saat di jam pelajaran terakhir,Jasmin (mama Bela) menelponnya dan memberitahukan bahwa pulang sekolah nanti,Bela datang ke rumah.Ada sedikit perasaan bahagia dalam hati Bela.Akhirnya sang Mama mau menghubunginya.
"La,pulang naik apa? Gue duluan ya." ujar Kayla.
"Gue bawa mobil ko,iya hati-hati." seraya melambai pada Kayla.
"Kalo gitu,gue sama yang lain juga duluan ya El.Udah dijemput juga." Dinda berucap pada Bela dan dianggukinya.
Dengan langkah sedikit lemas,Bela melewati koridor sekolah yang masih terbilang cukup ramai karena ada beberapa anak yanh tengah mengikuti ekstrakurikuler hari itu.
Saat dirinya menghadap lapangan utama,dimana ekstrakuriler basket dilaksanakan sore ini.Bela menubruk sesuatu yang keras,sehingga membuatnya sedikit meringis.
"Awww," rintih Bela.
"Makanya,kalo jalan liat depan.Jangan samping." sambil menoyor kening Bela.
"Paan sih.Udah tau sakit abis kejedot,ditambah lo nuduh-nuduh ga jelas." omel Bela merasa tak terima.
"Ulu ulu Ela jelek makin jelek.Mana yang sakit mana?" ejek Riza makin menjadi.
Bela yang sedari tadi kesal,berniat untuk pergi dan pulang ke rumah memenuhi panggilan Jasmin.
Dengan menyingkirkan tubuh Riza yang lebih tinggi darinya Bela mendumel "Minggir lo setan.Gue mau pulang."
"Idih galak bener.Sejak kapan jadi macan neng?" Jawab Riza dengan mencekal pergelangan tangan Bela.
Bela memelotot tak terima "Lepas gak?!"
"Ngga mau,kalo pulangnya ngga sama Abang."
"Huekk najis.Ketos kok sengklek kaya Dafa.Gue bawa mobil,kalo ga ada urusan mending minggir deh lo." kesal Bela dengan berusaha melepas cekalan Riza.
"Sendirian dong? Hati-hati bawa mobilnya.Kalo lo kenapa-napa,gue sama siapa?" ucap Riza memelas.
"Najis banget muka lo amit-amit.Awas ngga?! Gue pukul lo pake tas nih,"
"Iya iya,udah ah jangan kaya macan.Sono pulang.Pergi hush hush."
"Dih,makhluk aneh sejagat raya emang ketos." omel Bela yang sudah mulai menjauh dari Riza.
♧
♧
♧Sesampainya di halaman rumah yang cukup mewah,Bela keluar dari mobil dan memasuki rumah tersebut.
Tak lama,sosok laki-laki yang selama ini ia rindukan muncul dengan pakaian santai dan berjalan menuju dapur.
Dengan segera,Bela berlari dan memeluk sang abang yang tak lain adalah Riski Nizar Maratza,atau biasa dipanggil Bang Kiki oleh Bela.
" Ya allah bangggg akhirnya lo masih inget rumahh.Gue kangen bangett tau gaaa.Pengen ajak berantem tiap hari." oceh Bela yang masih mendusel di punggung Riski.
"Ututu tayang tayang.Najis lo.Ditinggal juga ngga lama udah kangen-kangenan segala.Tiap malem kan udah telponan sama gue.Makanya punya pacar." sesi ceramah pun mulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOPain
Teen Fiction"Udah pada pulang.Lo kapan pulangnya?" Tanya Riza memecah keheningan diantara dirinya dan Bela. "Lo duluan,gue mau pesen ojol." "Gitu ya?" Jawaban Bela hanyalah anggukan. "Eh cepet banget lohh,ojolnya.Udah sampe dia,Bel," "Mana?" Ucap Bela sembari...