20

214 11 0
                                    

Mari yu vote dulu sebelum baca💚

Oleh-oleh

Sudah 3 hari karna pekerjaannya garra berada di paris. Setelah pekerjaannya selesai ia langsung bertolak pulang. Ia sempat menyisihkan waktu tuk membeli oleh-oleh.

Pukul 18.00, Garra sampai di rumahnya bersama juna. Ia di sambut oleh para pelayan-pelayannya, yang kemudian ikut membantu membawa beberapa oleh-oleh yang ia beli. Meskipun garra terkenal keras kepala namun di dalam rumahnya garra terkenal sangat perhatian kepada siapapun bahkan dangan pelayan-pelayannya. Jika ia berpergian ia tak sekali atau dua kali dirinya membawakan para pelayannya oleh-oleh.

"Kamu sudah pulang?" Sambut puspa menghampiri garra sambil memeluk dan mencipikacipikinya. Garra pun membalasnya.

"Iya, eyang apa kabar?" Tanya garra.

"Baik. Kamu juga baik kan?"

"Iya eyang, ini buat eyang" Garra memberikan bingkisan yang langsung di sambut hangat oleh puspa.

"Wahh apa ini, terima kasih de" cium puspa kembali.

Setelah itu, garra pun mulai membagi-bagian oleh-oleh yang ia beli. Mulai dari mariska kemudian ke para pelayannya. Semuanya terlihat senang. Begitu juga lena, ia merasa dirinya juga akan mendapat bagian. Ia bahkan tak sabar menunggu giliranya. Ternyata ada sisi baik dari suaminya yang bisa ia banggakan.

Setelah selesai membagikan oleh-oleh pada para pelayanya, Kini garra berada di depan lena. Lena tersenyum senang, ia terlihat tak sabar. Ia begitu yaqin akan mendapatkan sesuatu yang menarik mengingat garra dari luar nergi. Kelakuan lena yang terlihat sudah berharap itu membuat gara menyeringai penuh maksud.

Garra memberikan bingkisan tipis pada lena. Dengan sedikit bingung lena menerimanya lalu membukanya. Dan betapa ia benci melihatnya, saat ia mendapati foto garra berlatar belakang  menara effel yang ia terima.

"Apapan ini?"

"Oleh-olehlah, tadinya gw mau bawa menara effel. Berhubung susah jadi gw poto aja" Garra menyeringai puas saat ia melihat wajah lena terlihat kesal.

Lena menatap suaminya dengan kesal. Ia hanya bisa meremas kesal bingkisan itu. Sedang garra, ia benar-benar puas mentertawainya. Tak ada yang membahagiakan baginya selain berhasil mengoda istrinya.

Lena benar-benar mengumpati dirinya karna untuk sesaat ia berfikir garra adalah orang baik. Ia ingin menarik prasangka itu. Suaminya benar-benar menyebalkan. Ingin rasanya ia uleni suaminya itu. Namun saat melihat puspa, ia mengurungkan niatnya karna pasti dirinya akan di ceramahi. Tapi ia berjanji akan membalasnya. Ia takkan puas jika ia meloloskan suaminya tanpa membalas.

Setelah acara pembagian oleh-oleh itu selesai kerumunan itu pun membubarkan diri. Lena kembali ke dapur untuk mempersiapkan makan malam.

***

Di kamar, 20.30.

Setelah pekerjaan rumahnya selesai lena masuk kamarnya. Hari ini cukup melelahkan ia ingin segera beristrirahat.

Saat masuk ke dalam kamarnya lena mendapati sebuah bingkisan di atas tempat tidurnya. Dari bingkisan yang ia lihat sepertinya itu berasal dari paris. Lena tak langsung senang pasalnya ia curiga suaminya pasti sedang mengerjainya. Suaminya sendirilah yang membuatnya selalu berprasangka buruk padanya. Ia benar-benar tak tau cara menilai sikap garra.

SEBUT INI TAKDIR !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang