33

238 10 2
                                    


Hallo semuanya, maaf baru nongol lagi. Semoga ngga pada bosen nungguinya.

Selamat membaca dan jangan lupa vote biar tambah semangat nulisnya.

Untuk yang udah vote, terima kasih 💚💚







PILIHAN

"Gar" panggil Lena. Ia menghampiri garra.

Garra menatap lena, gadis itu kini berdiri tak jauh darinya dengan membawa koper.

"Maaf" ucap Lena.

Meski belum menjelaskan kenapa lena minta maaf, garra sudah merasakan hatinya ngilu. Ia merasakan sakit yang menyayat pelan. Terlebih setelah mendengar lani melamarnya. Ia tak tau jawaban lena setelah lamaran itu. Waktu itu ia merasa tak ingin mendengarnya. Apakah tanda maaf dari lena adalah tanda menyerahnya

"Kenapa lo minta maaf?" Tanya garra.

Lena terdiam, ia terlihat kesulitan memilih kata-kata. Terlebih ia tak mau menyakiti suaminya. Pria di depannya memang sangat menyebalkan dan egois. Tapi tiga bulan bersamanya adalah momen yang takan ia lupakan. Tentang bagaimana ia bertemu dan berantem denganya. Ia yaqin akan merindukan semua itu.

"Lo ngomong aja, lo ngga perlu takut" Suruh garra.

Lena mangambil nafas lalu membuangnya pelan. Ia menekadkan diri lagi. Setelah cukup yaqin ia menatap suaminya dengan yaqin.

"Sebelumnya gw mau bilang makasih, makasih untuk waktu yang kita habiskan sampai hari ini. Meski lo itu sangat-sangat menyebalkan tapi gw ngga akan pernah lupain kebersamaan kita"

Tangan garra mengenggam erat, tubuhnya terasa berat. Terlebih hatinya semakin merasa sakit. Ia merasa pasti akan benci hari ini. Ada gejolak yang ingin sekali ia teriakan. Ia jadi tak ingin mendengarkan kalimat selanjutnya. Ia yaqin pasti akan membuat hatinya sakit.

Lena menatap garra. "Sebaiknya kita ahkiri saja pernikahan ini"

Degh.

Garra merasakan hatinya seperti di hujam ribuan sembilu pedang. Rasanya sangat menyakitkan.

"Gw ngerasa kita ngga bakal cocok gar" lanjut lena.

Garra masih diam, ia tak tau harus berkata apa. Ia merasakan ada sebuah protes yang entah dari mana. Ada rasa tak mau terima mendengar pernyataan istrinya. Tapi kenapa ia tak mau, bukankah pernikahan ini adalah pernikahan yang pernah ia tentang. Apa yang sudah terjadi padanya?

"Hari ini gw akan ikut lani ke singapure. Gw pengen mulai hidup baru dengannya"

"Tapi sebelum itu, gw cuma ingin ngomong baik-baik ama lo. Gw ngga mau ada masalah di antara kita sebelum gw melangkah ke kehidupan baru" Lena hanya tertunduk tak berani menatap suaminya.

Garra masih terdiam, ia masih sibuk berdebat dengan hatinya. Ia masih mencari penjelasan kenapa hatinya terasa perih.

Tiba-tiba air mata garra mengalir. Ia meraba air matanya kaget. Ia tak bisa menjelaskan perasaannya saat ini. Ada benci dan kecewa yang membuat dadanya sesak. Jiwa dan raganya seakan sedang berdebat dengan pendapatnya masing-masing.

"Gw pergi gar" lena membawa kopernya meninggalkan kamar.

"Gw..gw"

Tangan garra mencoba mengapai lena. Namun ia tak sampai, lena terlalu cepat meninggalkanya. Tangisnya makin deras. Ada kata yang ingin sekali ia ucapkan, tapi ia sendiri tak tau kata apa itu. Perlahan ia melihat lena hilang. Buru-buru ia mengejarnya. Ia tak mau gadis itu pergi.

SEBUT INI TAKDIR !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang