1

940 25 10
                                    

INI TAKDIR.

"APA!!"

Lena meninggikan suaranya, ia bangkit menatapi satu persatu ketiga orang yang ada di depannya. Sedang ketiga orang itu tak gentar sama sekali.

"Coba katakan kalo semua ini bohongan yah?!" TanyaLena lagi. Seorang pria tua di depannya hanya diam nampak bingung menjelaskan.

"Ini seriusan Na, kita ngga lagi nge-prank lo kok. Kalau lo ngga percaya, coba cari aja ada kamera tersembunyi ngga?" Jawab Anna, kakak pertama lena sambil menunjuk ke segala tempat.

"Tapi kenapa harus gue dulu yang menikah? Gue kan anak terahkir. Kalian aja yang lebih tua belum nikah, bagaimana bisa harus gue dulu yang nikah? "

Kembali lena menatapi ketiga orang di depannya. Pokoknya ia harus mendapatkan alasan yang cocok kenapa harus dirinya yang menikah apalagi dari perjodohan yang kakeknya pilih. Ini bukan masalah sepele, ini masalah hidup dan mati! Ketiga orang itu terdiam nampak tak tau harus menjawab apa.

"Semua karna lo jomblo lumutan, masa selama 22 tahun lo hidup. Sekali pun ngga pernah pacaran. Gue jadi ngerasa kasihan sama lo Na. Sedih gue sebagai kakak lo" ujar Sely kakak kedua lena yang nyaut, ia pura-pura mendramatisir keadaan dengan mengusap air mata padahal tak setetes pun air matanya keluar.

"Ta-ta-tapi, tapi kenapa bukan kalian dulu yang lebih tua dari gue?" tanya Lena yang kini nampak bingung.

"Gue ngga bisa, lo tau kan kalau gue udah cinta banget sama babang Aldo. Kalau gue ngga ama dia, gue bisa mati Na" saut Ana dengan mimik muka yang memelas. Berharap adiknya akan percaya dan iba padanya.

"Kalau gue udah milik joshua, Lo tau juga kalo gue ngga bisa juga tanpa dia. Nah, kan cuma lo sendiri yang masih jomblo. Berarti emang lo yang harus nikahin cucunya pak armin" suhut Sely membuat kesimpulan sepihak, membuat Lena bangkit tak terima.

"Ngga bisa gitu!" tolak Lena tegas, karna menurutnya Alasan kakaknya tak masuk akal.

Lena pun pergi menghampiri Bondan, ayahnya. Memohon agar semua ini tak terjadi. Ia berharap sekali mendapat pertolongan darinya. Ia pikir, setidaknya harus ada satu orang yang berada di pihaknya. Karna ia tak mungkin menerima perjodohan aneh ini. Sudah tidak zaman ! Tapi harapannya harus pupus, ternyata Bondan tak bisa membantunya.

"Sudahlah mau aja ya? Ini kan kemauan kakek kamu, kamu tau sendiri kan kakek kamu kalau ngambek gimana" Bondan menepuk pelan pundak lena, ia tak bisa berbuat banyak. Membuat Lena nampak kecewa pada ayahnya itu.

Sejujurnya Bondan sendiri tak ingin memaksa anaknya. Hanya saja jika berurusan dengan ayahnya ia tau, tak ada yang bisa di lakukan selain menurutinya.

"Kamu mau kan?" Tanya Bondan lagi, jelas-jelas harusnya ayahnya tau jika ia tak mungkin mau.

"Terima"

"Terima"

"Terima"

Ana dan sely malah menyoraki lena dengan semangat, membuat Lena tak percaya dengan kelakuan kakaknya. Mereka berdua sangat berharap adiknya segara mengiyakan perjodohan ini. Mereka bahkan sudah berkerja sama akan hal ini. Memastikan perjodohan yang di rencanakan kakeknya itu, adiknya yang terpilih. Bukan tak menyukai lena hanya saja sely dan ana sudah memiliki kekasih. Sehingga membuat mereka setujuh mengorbankan adiknya yang memang belum memiliki kekasih juga.

SEBUT INI TAKDIR !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang