24

206 11 0
                                    

Marah besar !

Sihan bermain basket dengan begitu keren, membuat para pelayan wanita mengintipnya. Mereka berbisik saling memuji sosok sempurnanya, ramah, kaya, tampan dan bisa olaraga. Sempurna.

Jika para wanita sudah berkumpul, sudah pasti membuat suara gaduh. Lena saja sampai penasaran melihat kegaduhan para pelayanya. Ia pun jadi ikut melihat sihan bermain. Dan ia setujuh jika sihan sangat keren. Bahkan ia yang awam dengan dunia ola raga saja mengakui permainanya.

"Kak sihan mainya keren banget?" Puji lena, ia masih menatap kagum pria yang masih asik bermain itu.

"Tuan sihan emang paling jago olaraga" Saut lia setujuh.

"Beda banget ama garra, 1 banding 10, jauh" lena bergidik ngeri membandingkanya. "Ohy, sepertinya mereka berdua ngga akur, kenapa?"

"Saya kurang tau nyonya, padahal dulu mereka sangat dekat sekali"

"Pasti karna garra yang egois. Si monster kan keras kepalanya pake banget. Pokoknya gw yaqin biangnya pasti garra, itu orang kan ngga ada sifat bagusnya" Tuduh lena sangat yaqin. Karna memang seperti itulah sifat suaminya yang ia kenal. Sombong dan keras kepala.

"Ngomongin apa kalian?"Garra datang membuat lena langsung merinding, ia seperti merasa ada aura hitam di sampingnya.

"Eh-ngapain lo di sini?" Lena glagapan, bisa mati jika garra dengar  dirinya habis mengatainya.

"Ngapain? Ini rumah gw. Jadi gw bebas dong ngapain aja"

"Dih, terserah lo lah"

Lena memutar bola matanya malas, ia memilih tak meladeninya. Pasalnya jika ketemu suaminya itu selalu saja mengajak perang. Ia lebih memilih memonton permainan sihan kembali, yang menurutnya lebih berfaedah dari pada berdebat dengan suaminya. Setelah ditonton terus menerus permainan sihan masih membuatnya kagum.

Sedang garra, ia memandang dengan remeh permainan pamanya. Ia bahkan menganggap sihan menjijikan dengan permainanya. Tapi ia malah lebih kesal melihat lena yang terlihat terkagum pada sihan. Ia benar-benar tak suka itu.

"Sepertinya lo tertarik ama dia? Permainan seperti itu tak ada apa-apanya. Gw bahkan lebih baik"

"Belum pernah ke samber geldek ya, Sombong banget lo jadi orang" Lirik lena dengan niatan pengen seruduk suaminya.

Setelah menyombongkan diri, garra pun maju mengambil bola dari sihan. Ia ingin menujukan ke istrinya jika ia telah salah kagum pada orang.


"Tuan kita mau ada pertemuan" Juna panik, padahal tadinya mereka hendak pergi ke kantor.

"Sebentar saja"

Wih, kejadian inipun bikin heboh satu rumah, para pelyan bahkan berlarian ingin menonton tak mau ketinggalan.

Garra mengulung lengan kemejanya, gaya terlihat sangat percaya diri. Oke, sampai di situ lena mengakuinya. Setelah mengambil bola Garra mendrible dengan keren. Tubuhnya juga tak kalah atletis dari sihan. sepertinya kali ini ia akan memujinya.

Setelah selesai mendrible bola,kini garra melempar bola itu ke ring. Semua yang ada di situ menatap dengan serius mengikuti arah bola.

SEBUT INI TAKDIR !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang