28

207 15 2
                                    

Mertua.

"Hari ini gw mau pulang ke rumah"

"Gw mau ikut acara bridal shower kakak gw" Lena memandang garra yang nampak sibuk melihati beberapa dokumen meskipun sekarang sedang dalam keadaan makan malam. Ia tau sekali betapa ambisius suaminya itu.

Namun sudah beberapa menit berlalu, garra tak bergeming. Ia terlihat masih sibuk dengan dokumenya, membuat lena menatapnya geram. Pasalnya seharusnya suaminya itu bilang iya atau mengangguk.

"Dasar budeg" sarkas lena.

Garra melirik lena, ia mendengar istrinya itu mengumam. "Lo ngomong apa?"

"Eh denger, kirain budeg"

Garra menahan nafas, ia berusaha untuk tidak marah. "Lo mau apa?"

"Gw mau bunuh lo"

Kini garra menatap tajam, ia terlihat sudah siap mecabik-cabik istrinya. Perempuan di depanya itu, menurutnya sangat-sangat keras kepala.

Fyuuh..

Terdengar helaan panjang para pelayan tanda mereka sudah terlalu biasa dengan pertengkaran suami istri ini.

Ting... Ting... Ting...

Sihan mengetuk gelas dengan sendok. Ia harus melerai perang rumah tangga ini sebelum makan malam ini menjadi lautan darah.

"Stop. Ribut mulu" ujar sihan bak wasit.

"Udah len mending lo tinggalin garra. Lo ama gw aja?" sihan memohon dengan mengedip manja. Kelakuanya membuat garra melotot. Dan ia pun memilih mencari kesibukan lain. Ia tak ingin membangunkan macan tidur.

"Gw ikut " Ucap garra.

"Ngapain lo ikut ? Jangan ngerusak acara orang deh"

Brak !

Garra mengebrak meja. Ia mengengam gemas tanganya, istrinya itu memandang dirinya remeh sekali. Dia sama sekali tak pernah takut padanya.

"Apa!" Lena menantang dengan jengah.
"

Pokoknya gw ikut, kalo ngga, lo ngga boleh pergi"


"Terserah" final lena, ia tak ingin mendebat suaminya lagi. Ia yaqin pria itu takan mau mengalah.

"Gw--" omongan sihan terpotong.

"GAK" Timpal garra membuat nyali sihan menciut dan memilih menyerah. Ia yaqin akan kalah dari ponakanya itu.

***

Setelah menghabiskan beberapa jam perjalanan. Ahkirnya lena dan garra sampai di rumah tujuan. Mereka di sambut oleh kelurga besar lena. Setelah mobil terparkir, lena turun berhambur memeluk saudara-saudaranya. Di ikuti garra yang terlihat tenang. Barang-barang mereka di keluarkan oleh supir.

"Len lo kok kurusan sih?" Ana memegang kedua pipi adiknya yang sudah dua bulan ini tak ia jumpai.

Raut wajah lena langsung lesu. "Soalnya gw di sana di siksa kayak anak tiri, gw ngga di beri makan, gw di suruh kerja terus.... "

SEBUT INI TAKDIR !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang