•Bab-19

344 19 4
                                    

"GUE enggak mau gegabah dulu sekarang,besok gue mau nemuin Lexa."

"Buat?"

"Gue mau minta untuk pmr sama paskibra baikkan, right?" Latnan menoleh.

Salma menatap Latnan dalam. "Tapi aku takut." jawab Salma sambil menunduk.

Latnan meraih tangan kanan Salma, "Semua bakal baik baik aja, Sal." ucapnya sambil tersenyum.

Ya, semuanya akan baik baik saja.

Latnan

Lexa,malem jam 7 ketemu di kafe rindang

Lexa

Siapa lo nyuruh nyuruh gue?

Latnan

Penting.

Lexa

Hm

"Fokus banget." ucap mama Latnan.

"Iya nih ma, Latnan berangkat yah mau ketemu Lexa." ucap Latnan menyalimi orang tuanya.

"Lexa?" beo mamanya. "Oh Sasa?" tanya kembali.

Latnan menggangguk, "Iya Sasa."

Sebetulnya Latnan pernah dekat sekali dengan Lexa saat ia kelas sepuluh dan Lexa kelas sebelas.

Pernah juga Latnan menyatakan ia suka kepada Lexa, tapi Lexa menolak mentah-mentah, Lexa memang nyaman tapi tidak cinta. Lexa saat itu juga sudah mempunyai pacar yaitu ketua kelasnya Hafidz.

Latnan selalu membawa Lexa kerumahnya untuk bertemu mamanya, Lexa memang sedikit tomboy tapi tidak dengan skill memasak dan bebersih rumah.

Latnan mengusap kasar wajahnya, menempis jauh jauh ingatan itu, kubur kalau bisa. Latnan menaiki ninjanya dan menuju kafe rindang.

Latnan membuka pintu, ia mengedarkan pandangannya dan terlihat tubuh ideal Lexa yang sedang ada dikasir.

Latnan menghampiri Lexa, "Gue aja yang bayar."

"Gak." balas Lexa.

Lexa menaruh minumannya di meja,dan menatap Latnan lekat. "Ada apa Lalat?" tanya Lexa.

Latnan hanya tersenyum, teringat bahwa panggilan kesayangan Lexa kepadanya adalah Lalat.

"Gue ingin minta sesuatu boleh kan?" tanya Latnan hati hati.

Lexa menyeruput jus jambunya, "Tergantung."

Latnan menghela nafas. "Gue mau pmr paskibra baikkan Sa."

Ukhuk!!

Air jus Lexa menyebur dari mulut Lexa sesegera Lexa mengambil tissue untuk mengelap bibirnya yang belepotan,sedangkan Latnan membersihkan meja kayu kafe itu.

"Lo bercanda?" tanya Lexa dengan tersenyum miring.

"Sa. Please ini hal yang mudah kan?" mohon Latnan.

"Oh.. mudah? Yaudah lakukan sendiri jangan minta pertolongan dari gue! Bangsat!" ucapnya tersulut emosi.

"Sa! Gue minta bantuan lo sekali ini aja," jawab Latnan mengambil tangan Lexa.

Lexa menatap tajam Latnan.

"Gimana?"

"Gue punya dua syarat." ucap Lexa.

Latnan melepas tangan kanan Lexa, ia nampak ragu menyetujuinya.

"Oke?" tanya Lexa meraih dagu Latnan.

Latnan mengganguk.

"Pertama gue enggak mau yang ngajak damai duluan, kedua.." jedanya menyeruput jus jambunya.

"Lo harus jadi pacar gue."

Latnan tersentak.

TBC!!!

!!!!!!!!!!!!!!!!!VOTED!!!!!!!!!!!!!!!!!

PMR PASKIBRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang