PART 8

1.3K 209 25
                                    

Hujan kembali turun rintik- rintik, membawa aroma tanah basah dan juga daun yang tampak layu. Suara hujan kini mengetuk jendela berkali- kali, namun tak mampu menyadarkan lamunan pemuda yang kini masih menatap kosong pada jendela besar dengan kabut yang sedikit menutupi gedung pencakar langit.

Manik hitam kelamnya kini masih membayangkan, bagaimana Kim Taehyung yang tertawa bahagia dan juga senyuman hangat yang mampu melindunginya dari hujan. Begitu singkat namun membuka luka lamanya akan penyesalan dan ketakutan yang kini menerpanya.

Jungkook telah mencarinya, kata kunci Kim Taehyung pada naver yang masih memberitakan mengenai kematiannya dengan cara yang sama, bahkan siaran radionya masih ramai dibahas. Ia termenung dengan tubuhnya yang semakin meringkuk ketika perkataan wanita paruh baya penjual walkman itu kembali berputar dalam benaknnya.

"Apa itu mimpi?"

Dret

Dret

Jungkook melirik dengan helaan nafas yang cukup panjang setelah ponselnya terus berdering tanpa henti. Hingga, maniknya membulat ketika mendapati Id caller Yoongi Hyung pada layar pipihnya.

"Eoh—Hyung?"

"Kau ada waktu? Aku berada didepan apartemenmu dan tak ada yang membuka—Ini akhir pekan bukan?"

Jungkook yang mendengar hal itu pun segera berlari ketika suara bel berbunyi, melemparkan ponselnya sembarang keatas sofa. Ia membuka pintu apartemen yang kini menampakkan Yoongi yang tampak kurang baik dengan raut wajah sendu dan juga beberapa beberapa botol soju beserta anju.

Jungkook mengerutkan keningnya, sebelum akhirnya ia bergeser membiarkan pria berkulit pucat itu untuk memasuki apartemennya tanpa suara dan meninggalkan tanda tanya besar untuknya.

"Hyung—Gwenchana?" Tanya Jungkook yang kini mengekori Yoongi menuju ruang utama, namun tak ada jawaban dari pria bermarga Min itu hingga Jungkook memutar otaknya dan mencoba menerka apa yang terjadi pada hyung-nya—Min Yoongi.

Yoongi duduk pada salah satu sisi sofa, sambil menaruh beberapa soju dihadapannya dan juga gelas kertas berwarna putih, lalu membuka beberapa anju hingga jemarinya pun berhenti bergerak, dengan sudut bibir yang tertarik seolah penuh luka disana. Namun, Jungkook tersentak ketika air mata membasahi pipi pria bermarga Min dihadapannya itu.

"Park Jimin—Dia menikah hari ini—Kau lupa?"

"Ya?"

Jungkook tersentak hingga lidahnya pun kelu tak mampu mengatakan apapun. Ia masih terdiam dengan segala tanda tanya dan ketidakpercayaannya, menatap Yoongi yang menatap kosong dan isak tangis yang tertahan disana.

Jungkook menjatuhkan tubuhnya pada sofa dihadapan Yoongi dan memilih untuk menghentikan aktivitas pria bermarga Min itu agar menatapnya, manik sembab penuh air mata disana menunjukkan bahwa perkataan itu bukanlah sekedar gurauan. Namun, Jungkook masih tak mempercayainya.

"Kau bercanda hyung—Bahkan berita pertunanganpun aku tak mendengarnya!" ucap Jungkook sedikit meninggikan nada bicaranya, karena melihat Yoongi yang menangis adalah luka untukknya—Sosok yang selalu bersikap dingin dan acuh, kini menangis untuk hal yang tidak masuk akal.

"Kau yang membawa siaran beritanya, Jeon—Apa maksudmu" Kekehan kecil itu terdengar, hingga Jungkook terdiam melepaskan genggaman tangannya pada jemari dingin milik Yoongi, menatapnya penuh dengan kekosongan hingga kepalanya kini terasa akan meledak ketika sekilas ingatan itu muncul perlahan, perlahan, hingga akhirnya masuk begitu penuh.

RECORDING FOR YOU [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang