3 bulan setelah pertemuan—
Dret
Dret
Pemuda itu tampaknya tidak terganggu dengan suara ponsel yang bergetar diatas nacas samping kasur besarnya, bahkan sinar mentari pun tampaknya tidak mengganggu tidurnya yang begitu lelap seolah mimpi masih menariknya untuk tetap disana.
Namun deringan ponsel itu tampaknya tak berhenti sejak mentari belum juga terbit, hingga manik hitam jelaga itu perlahan terlihat dengan jemari yang terulur meraih ponsel dan menyambungkan panggilan yang berani mengganggunya.
"Yak! Aku baru saja selesai operasi jam 3 tadi—Berhentilah menelpon ku"
Jungkook menggerutu dengan ponsel yang kini ia biarkan diatas telinga kananya, matanya kembali terpejam dan lengan yang memeluk guling dihadapannya—Namun, maniknya kembali terbuka lebar ketika suara barithone itu terdengar.
'Ah—Sepertinya aku menganggu—'
"Tidak—Ah maksudku—Ku pikir itu orang lain"
Jungkook segera bangkit dari tidurnya dan menggelengkan kepalanya brutal menyadari jika yang menelponnya adalah sosok pria berkulit tan yang ditemuinya di Santorini 3 bulan lalu, pria pemilik mata hazel dengan suara barithone yang terdengar begitu lembut, dan juga—Kilatan hampa dibalik matanya.
'Kuharap hari minggumu baik, Kookie'
Ah—Jungkook tak pernah melupakannya ketika Kim Taehyung memanggilnya 'Kookie' untuk pertama kalinya, dipesisir pantai setelah pesta pernikahan Park Jimin dan Min Yoongi selesai—Jungkook tak bisa melupakannya, bahkan tangisnya waktu itu.
"Tentu—Terima kasih—Tapi, apa ada sesuatu? Hyung menelpon pagi sekali" ucap Jungkook yang kini melirik pada jam yang berjalan disana, masih menunjukkan pukul 7 pagi dan itu masih sangat pagi untuknya terbangun.
'Sebenarnya, aku berada di depan apartementmu—'
Jungkook tersentak bahkan pikirannya tak sempat ia gunakan untuk berpikir, karena tubuhnya lebih dulu bergerak kearah pintu dan menemukan Kim Taehyung dengan mata membulat dan tampan—hanya itu yang bisa Jungkook pikirkan saat ini.
Taehyung terkejut, sangat terkejut ketika menemukan sosok dokter muda itu tiga bulan lalu, dokter muda yang sempat mencuri hatinya, yang sempat mengalihkan dunianya dari keindahan Santorini hanya karena mata bulat itu.
Taehyung bahkan ingat ketika hatinya merasa berdesir ketika pertama kali menatap punggung kecilnya ditepi tebing, bahkan Taehyung juga ingat hatinya yang nyeri ketika melihat pemuda itu menangis dihadapannya, entah karena apa.
Katakan Taehyung gila—mengatakan pada keluarganya jika ia telah menemukan sosok yang mampu mengisi hatinya, seseorang yang ia inginkan jadi pendampingnya walaupun Taehyung tak tahu, apa yang pemuda itu rasakan untuknya.
Taehyung terdiam beberapa menit—menatap Jungkook yang berbalut piyama berwarna pink dengan karakter kelinci disana, wajahnya yang terlihat sedikit bengkak karena kurang tidur masih terlihat begitu manis dengan bibir cherrynya.
Sial—Taehyung bahkan tak bisa berhenti memuja pemuda yang bahkan baru saja terbangun dari tidurnya—Dan, Taehyung menjadi serakah, menginginkan pemuda itu berada disampingnya setiap kali ia terbangun dari mimpinya.
"Ah—Aku terkejut jadi aku langsung membuka pintu" ucap Jungkook yang kini terlihat canggung dan menggenggam jemarinya didepan hingga Taehyung pun tersenyum dan mengulurkan jemarinya, mengusap rambut hitam yang begitu lembut disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
RECORDING FOR YOU [TAEKOOK]
Romance"Annyeong Jungkookie--Panggilan itu terdengar lucu bukan?" - Kim Taehyung. "Taetae hyung--panggilan itu, terdengar lucu kan?" - Jeon Jungkook. Karena perpisahan yang paling menyakitkan adalah kematian, denganmu yang belum menyampaikan perasaan.