PART 17

1K 179 9
                                    

Musim Panas, 2010

Hujan turun rintik- rintik—semakin deras diiringi dengan angin yang turut menerpa pepohonan rindang. Air itu tampak meninggalkan jejaknya disetiap sudut kota metropolitan yang masih tampak ramai walaupun mentari terbenam.

Sosok pria berambut hitam sedikit curly itu tampak melipat lengannya didada dengan kaki yang diketuk pada lantai bandara yang begitu luas. Ia sesekali melirik kearah penjemputan internasional, menunggu kedua orang tuanya datang setelah melakukan perjalanan bisnis cukup lama.

Namun jemarinya pun merogoh ponsel pada saku jaketnya setelah ponsel itu bergetar tanda pesan masuk. Ia membuka lockscreen dengan gambar pemuda cantik dengan rambut yang sedikit panjang, membuatnya tersenyum dan mengusap foto itu perlahan dengan tatapannya yang begitu teduh.

"Mungkin, jika kau tidak mengobati kakiku—Aku tidak akan pernah bertemu denganmu, Jungkookie" ucap Taehyung yang kemudian membuka lockscreen itu, mendapatkan pesan line dari sahabatnya, Park Jimin hingga keningnya berkerut.

'Jungkook baru saja pulang—Cepat dekati pemuda itu dan jadilah kekasihnya—Aku merasa kasihan padanya'

Taehyung pun membuka foto yang dikirimkan oleh Jimin, memperlihatkan pemuda yang baru saja melangkahkan kakinya keluar gerbang hingga Taehyung pun melirik pada ujung ponselnya, memperlihatkan pukul 11 malam.

"Kenapa dia pulang selarut ini?" gumam Taehyung dengan keningnya yang berkerut dan maniknya yang bergerak gusar, mengakui jika Taehyung mengkhawatirkan Jungkook, mengingat ada beberapa pria yang tampaknya selalu mengikuti pemuda manis itu.

Pesan kembali masuk pada ponselnya, membuat keningnya kembali berkerut.

'Aku bertanya padanya kenapa dia pulang selarut ini, dia hanya menjawab 'Hanya ingin—' setelah aku memaksanya'

"Taehyung-ah?!"

Taehyung mengalihkan perhatiannya setelah mendengar panggilan yang cukup akrab, hingga ia pun menyimpan ponselnya dan melangkahkan kakinya cukup cepat, merengkuh kedua orang tuanya yang baru saja sampai, begitu hangat hingga dirinya pun mendapat beberapa kecupan kecil yang membuatnya tertawa.

"Dimana Namjoon? Mengapa anak dibawah umur yang menjemput kami?" Tanya Tuan Kim sedikit menggoda, membuat Taehyung menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku sudah memiliki SIM, appa—" ucap Taehyung yang membuat Nyonya serta Tuan Kim terawa kecil dan melangkahkan kakinya meninggalkan bandara yang begitu ramai walaupun tengah malam.

***

"Apa maksudnya—Kenapa sunbae itu memaksaku untuk menjawabnya—"

Pemuda cantik itu menggerut setelah sosok pria yang menggunakan seragam yang sama dengannya, bertanya sedikit memaksa walaupun begitu sopan.

Dengan bibirnya yang mengerucut serta rambutnya yang telah sedikit panjang itu dikuncir setengah, menyisakan poni yang kini menutupi keningnya. Ia melangkahkan kaki pada trotoar yang begitu sepi.

"Aku tidak ingin pulang—Ayah tiri menyeramkan—" gumam Jungkook yang menghela nafas nya begitu panjang. Namun, Ia menundukan pandangannya, tersenyum tipis mengingat Kim Taehyung yang tertawa begitu riang dilapangan.

Namun, langkah itu terhenti ketika ia mendengar langkah kaki lain dibalik punggungnya. Hingga, Jungkook pun berbalik, dan tak menemukan siapapun disana. Jungkook kembali melangkah, dan merapatkan jaketnya hingga hujan rintik rintik pun membasahi trotoar.

RECORDING FOR YOU [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang