PART 16

1K 184 12
                                    

Mentari itu menanjak begitu penuh dengan kuasa, mendomanasi ruangan coklat pastel yang begitu indah walaupun nyatanya mampu menyakiti setiap inchi pemuda yang masih terdiam didalam tubuh seorang pewaris yang baru ditemuinya siang tadi, ketika hari hujan begitu derasnya.

Maniknya hanya menatap kosong pada kaca besar yang juga memperlihatkan megahnya Kota Seoul dengan awan yang berarak menyusuri laskar dan entah akan berakhir dimana. Jungkook kalut, dirinya tak tahu hanya melakukan apa—bahkan otaknya kini terasa begitu kosong.

Hingga, deringan ponselpun kini mengalihkan perhatiannya. Ia melirik dan kemudian menyusuri ruangan dengan tubuhnya yang perlahan bangkit menemukan benda pipih yang masih bergetar di nacas.

Jungkook pun mengerutkan keningnya, mendapati id caller 'Baby' pada layar pipih itu. Namun, Jungkook hanya menghela nafasnya dan mengulurkan jemarinya untuk meraih ponsel berwarna hitam itu, bersiap untuk kembali membuat kebohongan untuk menyelamatkan pemilik tubuh dan juga masa depan orang lain yang mungkin berubah.

"Ya, baby?" ucap Jungkook yang kemudian duduk ditepi kasur dengan maniknya yang kini menatap penuh pada langit Seoul yang tampak cerah karena awan terus beranjak pergi meninggalkan kota metropolitan itu.

"Namjoonie? Kau ada dimana? Kau tidak kekantor?—Sekertarismu menelponku tadi, bahkan supirmu juga"

Jungkook hanya mampu terdiam dengan tatapan kosongnya hingga helaan nafas muram terdengar disebrang telepon itu. Jungkook memejamkan matanya, ketika tanda tanya mengenai kecelakaan dan penyesalan yang dialami Kim Taehyung terus berputar.

"Kau berada di apartemenmu? Kalau begitu aku akan datang dan membuat sarapan—15 menit lagi aku sampai"

Sambungan telepon itu terputus dengan pandangannya yang kemudian menunduk, merasakan beban yang begitu berat pada pundaknya. Jungkook takut jika dirinya kembali membuat kesalahan.

"Ah—bagaimana aku menghadapinya—" Keluh Jungkook yang kembali menundukan pandangannya, hingga maniknya menemukan lockscreen yang berisi sosok pria cantik tengah tersenyum sambil memegang sebucket makanan, terlihat begitu bahagia.

"Mereka bahagia untuk waktu yang lama—" gumam Jungkook setelah mengingat Kim Namjoon menikahi Kim Seokjin dimasa depan—Begitu bahagia.

"Bagaimana jika aku menghancurkan hubungan mereka—" Lirih Jungkook yang kini menarik surai hitamnya dengan raut wajah muram—Takut, jika dirinya membuat kesalahan seperti yang dilakukannya pada Min Yoongi.

"Lakukan dengan baik Jungkookie—Kau merindukan Kim Taehyung, bukan?" gumam Jungkook yang kembali menatap kosong pada langit Seoul yang semakin bersinar begitu cerahnya, mengingatkan Jungkook pada Kim Taehyung yang tengah bermain sepak bola begitu bahagia.

"Apa yang harus aku lakukan?"

***

Pria berparas cantik itu kini melangkahkan kakinya menyusuri lorong apartemen yang tampak sepi, setelah memilih untuk membolos dan menemui Kim Namjoon yang sepertinya kurang baik. Ia terhenti dihadapan pintu dengan nomor 1901, lalu menekan kode keamanan dan melangkahkan kakinya masuk kedalam.

"Namjoonie?"

Suara itu terdengar lembut walaupun sedikit berteriak, mencari sosok kekasihnya yang mungkin kembali tidur—Bahkan sosok adik kecilnya pun tampaknya telah pergi. Hingga, Seokjin pun membuka pintu kamar yang sedikit terbuka, mendorongnya dan menemukan sosok yang tengah duduk dan menatap kosong kearah mentari.

RECORDING FOR YOU [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang