Onyx kelam itu tampak kembali terlihat diiringi oleh lantunan melodi yang diberikan oleh hujan begitu derasnya. Netranya menangkap setiap rintikan hujan yang kini menusuk bayangan yang dipantulkan, terlihat begitu kaku seolah tertimpa oleh beban yang begitu berat.
"Taehyungie? Katakan kau mencintai—" Lirih Jungkook yang kemudian mencoba untuk memeluk tubuhnya sendiri dengan kaki yang tertekuk pada kursi. "Katakan lagi—Sekarang—"
Suara itu teredam oleh hujan deras yang menghiasi langit bulan juni kali ini, bersama luapan kepedihan yang semakin terdengar, bersatu dan menggema pada setiap sudut ruangan yang begitu sepi dan juga dingin.
Tubuh itu tidur begitu lama pada sofa dengan meja dihadapannya, menatap kosong pada jajaran kaset pita yang membuatnya sedikit ketakutan hingga jemari itu pun mengepal begitu kuat dengan hatinya yang bergemuruh.
"Kumohon! Katakan padaku! Katakan!"
Tangisan itu terdengar disela tangisnya, memaksa agar pria bermarga Kim itu kembali dan mengatakan segalanya, atau Jungkook yang akan mengatakannya, karena Jungkook terlalu mencintai Kim Taehyung—Terlalu mencintainya.
"Taehyungie—"
"Taehyungie—"
Nama itu terus terpanggil berharap jika hujan akan menyampaikannya, bahkan trotoar basah itu akan mengirimkan rindu serta rasa yang selama ini terpendam dalam hatinya.
Kenyataan manis namun terasa pahit setelah mengetahui jika Taehyung mencintainya, bahkan begitu mencintainya hingga mengetuk jendela kamarnya.
"Lakukan itu lagi—Kumohon"
***
Mentari pun beranjak naik, memperlihatkan keagungannya dengan jingga yang begitu indah menyusuri kota metropolitan beserta sudut kotanya, bahkan mentari itu mulai menghapus jejak basah dan menyisakan jalanan berwarna abu tua yang begitu gelap.
Suara deringan ponsel menggema disetiap sudut ruangan yang sepi dan juga terasa begitu dingin, dengan pemiliknya yang hanya mampu menatap kosong pada langit seolah berharap tak ada lagi kehidupan untuknya setelah mentari terbenam dibarat.
Namun manik hitam kelam itu melirik kearah ponsel dengan id caller ' Park Jimin' yang tertera hingga keningnya berkerut.
Jemari pucat itu terulur, meraih benda pipih yang terus menerus bergetar dengan id yang sama hingga keningnya pun semakin berkerut mengingat jika Jeon Jungkook tak pernah memiliki nomor Park Jimin dalam ponselnya.
Hingga, maniknya pun membulat setelah mengingat apa yang telah dilakukannya semalam, pada hubungan Yoongi dan juga Jimin—berharap jika ada sesuatu yang berubah.
"Yobs—"
"Yak! Jeon Jungkook! Kau baik- baik saja, eoh?!"
Jungkook tersentak mendengar suara yang lembut dan begitu mengkhawatirkannya, suara yang begitu dikenalnya dan juga dirindukannya, suara Min Yoongi yang kini tengah bicara menggunakan id caller Park Jimin hingga senyuman pun terukir diwajah cantiknya—Karena, ada sesuatu yang berubah.
"Hyung? Kau sedang bersama Park Jimin?" ucap Jungkook dengan suaranya yang sedikit serak bahkan hampir menghilang, namun nertranya kini sedikit hidup dengan segala bayangan kebahagian yang menimpa Min Yoongi.
"Ya—Dia menculikku semalam—Si bantet ini masih tertidur padahal aku memintanya untuk bangun dan membelikanku pulsa—Pulsa ku habis"

KAMU SEDANG MEMBACA
RECORDING FOR YOU [TAEKOOK]
Romance"Annyeong Jungkookie--Panggilan itu terdengar lucu bukan?" - Kim Taehyung. "Taetae hyung--panggilan itu, terdengar lucu kan?" - Jeon Jungkook. Karena perpisahan yang paling menyakitkan adalah kematian, denganmu yang belum menyampaikan perasaan.