PART 11

1K 181 6
                                    

Angin senja terasa begitu mendayu dengan kemerahannya yang kini menghilang tertelan pegunungan dibagian barat dan memunculkan warna yang tampak gelap sedikit demi sedikit untuk menyambut malam.

Pasir pada lapangan itu tampak bertebaran mengikuti kemanapun angin melangkah begitu lembutnya, begitu juga dengan pria yang tampak masih enggan bicara, mengabaikan sosok pemilik manik karamel yang masih mengikutinya.

Jungkook kini tengah beradu dengan pikirannya sendiri, berpikir bagaimana memperlihatkan ketulusan untuk meminta maaf bahkan ketika dirinya bukanlah Min Yoongi. Ia sesekali menghembuskan nafasnya begitu muram hingga Jimin pun hanya sesekali mengerutkan keningnya.

Jimin menyukainya, menatap punggung kecil yang kini ada dihadapannya—Punggung yang hanya dapat dilihatnya dari kejauhan, dari lapangan yang begitu luas, sesekali memujanya sosok yang tak pernah tersenyum, dan sosok yang menatapnya meminta pertolongan, dulu.

"Sunbae? Apa ada sesuatu?"

Jungkook terkesiap hingga tubuhnya kembali menegang dan berbalik secara penuh pada Jimin yang kini menghentikan langkahnya cukup jauh—Namun, Jungkook pun menghela nafasnya kembali dan menarik kedua sudut bibir milik Min Yoongi.

Jungkook mampu merasakannya, jantung yang kini berpacu begitu cepat, memperlihatkan bahwa tubuh itu tetaplah milik Yoongi yang mencintai Park Jimin—dan Yoongi tak mampu berbohong melalui tubuhnya.

Jungkook dalam tubuh Yoongi pun melangkahkan kakinya mendekat, mengulurkan jemarinya dan memberikan surat serta secarik kertas yang ditemukannya pada loker sepatu milik Yoongi, surat dengan amplop yang begitu indah berwarna biru sendu, serta secarik kertas kemerahan layaknya senja.

Tanpa bicara—Hanya tersenyum manis, memperlihatkan gummysmile itu pada Jimin—Hingga, Jimin pun tersentak dan melangkahkan kakinya mendekat pada Yoongi dan meraih kertas serta surat dari genggaman tangan seputih salju itu dengan kegugupan yang disembunyikannya.

Untuk Park Jimin—Jimin membacanya dengan jantung yang kini berpacu begitu cepat dan kembali menatap manik hitam dihadapannya.

"Baca surat itu saat tidak bersamaku—Lalu temui aku lagi, besok—Aku yang akan menghindarimu lagi"

Jimin mengerutkan keningnya dengan pikiran yang kini saling berkecamuk menatap Yoongi yang tampak memundurkan langkahnya menjauh. Ia pun menundukan pandangannya dan kembali menatap surat berwarna biru itu—Hingga, Yoongi pun semakin jauh, dengan senja yang kini menghilang digantikan rembulan.

"Sunbae!"

Jungkook meringis mendengar teriakan itu, hingga tubuhnya pun berbalik berharap jika Jimin tak lagi mendekat kearahnya. Hingga, Jungkook pun terdiam menatap sosok pria yang kini tersenyum, dengan matanya yang membentuk bulan sabit, terlihat sama seperti bulan yang ada dilangit.

"Aku akan membacanya—Terima kasih"

Jungkook pun menarik kedua sudut bibir Yoongi, melengkung dan juga bersinar ketika detak jantung itu masih berpacu begitu cepat. Ia menganggukkan kepalanya dan memilih untuk melangkah menjauh hingga Jimin pun tak lagi dalam jarak pandangnya.

Namun, langakhnya pun berubah perlahan—mendapati sosok yang tampak familiar tengah bersandar pada mobil didekat gerbang sekolahnya.

"Yak! Min Yoongi—Hyung sudah menunggumu selama 20 menit disini! Dimana ponselmu?"

Jungkook pun membulatkan matanya dan segera berlari mendekat kearah sosok yang dikenalnya, Min Kihyun kakak dari Min Yoongi yang selalu datang ke Perusahaan milik Yoongi untuk mendapatkan kopi gratis—Jungkook pun membungkukan tubuhnya sebagai permintaan maaf.

RECORDING FOR YOU [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang