Rian Andito POV
"Jadi menurut lo penampilam gue aneh? Hah?" Aran menatapku dengan jarak yang begitu dekat. Wajahnya terlihat begitu kesal dan memerah.
Kamu cantik Aran. Hatiku bergeming.
Melihatmu dengan penampilan apapun akan selalu membuatku memujimu, karena yang kutahu kamu begitu cantik.
"Tau ah aku mau pulang," ucapnya lalu berjalan meninggalkanku yang masih terdiam dengan segala pikiranku tentang seorang Purple Girl.
Jadi ini yang dimaksud wanita tadi? Si Purple Girl.
Aku tersenyum menatap kepergian Aran. Terlihat begitu lucu saat wanita itu kesal. Rambut ikalnya seakan menari-nari saat langkah kakinya bergerak cepat. Aku begitu mengagumi sahabat kecilku itu.
Arania Ayu. Seorang gadis yang dua tahun lebih muda dariku, gadis yang aku panggil Aran itu sudah kukenal sejak 13 tahun lalu. Namun ketika aku lulus SMA, aku harus pindah dan meneruskan pendidikan di Australia.
Aku meninggalkan Aranku. Dan aku selalu merindukannya saat aku jauh darinya.
Saat ini aku sudah berada di depan rumah Aran setelah tahu bahwa dirinya benar-benar kesal dan pulang ke rumah tanpa menungguku. Jalanan kota cukup membuatku harus bersabar untuk sampai di rumah yang sudah ada di depanku ini.
Aku menatap rumah Aran yang cukup besar dengan garasi luas di halaman depan. Rumah yang sejak kecil sering aku datangi ini tidak banyak mengalami perubahan, hanya saja taman depan rumah ini sudah dihiasi dengan banyak tanaman anggrek berwarna ungu yang sudah pasti milik Aran.
Aku mengetuk pintu depan rumah Aran, menunggu seseorang membukakan pintu untukku.
Pintu terbuka menampilkan sosok wanita dengan usia sekitar 40 tahun ke atas.
"Hallo tan," sapaku sambil mecium punggung tangan Shania yang tak lain adalah mamahnya Aran.
"Kamu temannya Arania?" tanya Shania.
Aku tersenyum ke arah tante Shania, sepertinya wanita itu tidak mengenaliku.
"Aku Rian Andito tante," jawabku masih dengan senyum yang mengembang.
"Kamu Rian yang dulu sering main sepeda sama Aran?"
"Iya tan." Anggukku pelan.
"Aduh tante sampe gak ngenalin kamu, makin ganteng ajah, ayo masuk Rian." Tante Shania menarik tanganku untuk masuk ke dalam rumah dan mempersilahkan aku duduk di sofa sementara dirinya memanggil Aran yang berada di kamar.
Sambil menunggu Aran aku melihat-lihat foto yang teepajang di salah satu dinding. Foto Aran kecil menjadi fokusku, Aran kecil yang sedang tertawa lepas dengan gigi rapi dapat terlihat jelas olehku walau hanya melalui foto itu. Aran kecil yang begitu bahagia.
"Ehem."
Suara seseorang membuat tubuhku berbalik.
"Rumah gue bukan museum ya mas," ucap Aran dengan sedikit menegaskan.
Aku terkekeh pelan mendengar ucapan yang dilontarkan olehnya.
"Gapapa kali kan cuma liat-liat doang," balasku sambil menatap Wajah Aran yang datar.
"Hmm, ya udah mau apa ke sini?"
"Tadi lo kenapa ninggalin gue?" tanyaku sambil mendekatkan wajah ke arahnya.
"Abis lo ngeselin." Telunjuk Aran menekan hidungku lalu mendorongnya untuk menjauhkan wajahku, lalu dia pergi ke arah dapur dan meninggalkanku di ruang tamu.
Aku memutuskan untuk kembali duduk di sofa sambil memainkan ponselku yang dari tadi bergetar karena notif yang aku sudah tahu siapa pengirimnya.
Keysi : Rian kamu di Indonesia kan? Jalan yuk.
Aku membuang napas kasar, lagi-lagi wanita itu menghubungiku dan masih mengejarku setelah aku jelas-jelas sudah melupakannya.
Keysi Nadhira, gadis cantik dengan kaki jenjang bak model. Gadis dengan kesan mewah yang sudah melekat di dirinya sejak kecil. Orang tuanya memiliki saham yang sangat banyak, tak heran jika orang tuanya mempunyai puluhan apartemen di kota ini.
Keysi pernah menetap di hatiku ketika aku masih SMA, namun setelah kejadian dimana aku tahu bahwa Keysi memiliki kekasih lain selain aku, aku langsung meninggalkannya dan melupakannya. Menurutku perselingkuhan mengartikan bahwa seseorang tidak benar-benar cinta.
Apakah sahabat yang satu ini akan berubah jadi cinta?
KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Girl
RomansaTuhan menciptakan dunia dengan berbagai warna di dalamnya dan setiap manusia berhak memilih warnanya sendiri. Tapi bagaimana jika warna pilihannya malah dianggap aneh dan membuatnya merasa dijauhi, bahkan oleh orang yang tersayang. lanjut baca kuy...