11. Sore Bersamanya

20 2 0
                                    

Arania Ayu POV

Untuk Aran

Ran maafin gue, gue gak tau mau bilang apa. Tapi gue mau jelasin kalo semalem gue gak bener-bener mau jalan sama Keysi, gue terpaksa jalan sama Keysi karena lo gak mau nemuin gue. Gue ke Indo cuma buat nemuin lo Ran.
Sekali lagi gue minta maaf udah ganggu lo selama gue di sini, nanti siang gue mau balik ke Australia. Gue mau siap-siap jadi gak bisa lama-lama di rumah lo.

Sorry. Bye Aran

Aku terdiam menatap barisan kata yang baru aku baca. Sedih rasanya ketika tahu bahwa dirinya memang tidak bermaksud membohongiku, Rian tidak benar-benar mau jalan dengan mantannya. Dan sekarang dia mau ke Australia.

Aku berlari ke arah kamar sambil memegang surat dari Rian.

"Lho Ran gak jadi sarapan? Nasi gorengnya udah jadi nih!" teriak mamah ketika melihat aku menaiki tangga dengan cepat.

"Gak Mah," ucapku sambil terus menaiki tangga.

Aku harus cepat, aku tidak boleh terlambat menemui Rian. Akan jadi kesalahan terbesar untukku jika aku tidak menemuinya.

Aku ke kamar mandi lalu mencuci muka dan mengosok gigi, tidak ada waktu buat aku mandi karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas dan itu artinya ia harus segera bertemu Rian.

Aku mengambil slim bag unguku setelah ganti baju.

Langkahku begitu cepat saat menuruni tangga. Aku harus cepat ke rumah Rian tanpa memikirkan apapun termasuk kuliah di jam 12 nanti.

"Ran mau kemana?" Suara mamah menghentikan langkahku.

"Ke Rumah Rian mah, bentar kok," ucapku lalu kembali berlari ke arah pintu depan.

"Rian di apartemen bukan di rumahnya!" Teriak mamah dari belakang.

Aku berhenti lalu berbalik menatap mamah yang ada si belakang.

"Kamu kalo mau temuin Rian jangan ke rumahnya tapi ke apartemen papahnya," jelas mamah panjang.

"Oke mah, aku pergi dulu," aku kembali melanjutkan langkahku.

Aku memesan taksi dan tidak butuh waktu lama taksi yang aku pesan datang.

"Jalan pak, ngebut ya pak," ucapku pada supir taksi.
Pak supir hanya mengangguk.

Untung saja Mamah memberitahuku kalau tidak, aku akan buang-buang waktu jika pergi ke rumah Rian.

Waktu menunjukkan pukul 11:12 itu artinya aku harus semakin cepat, jalanan yang lumayan padat buat taksiku bergerak lambat.

"Pak bisa lebih cepet gak?"

"Bisa mba," balas supir taksi.

Aku semakin gelisah dengan perasaanku. Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika aku terlambat dan Rian sudah ke bandara.

Aku mengambil ponsel dan mengaktifkannya. Semalam aku benar-benar mematikan ponselku setelah dua kali berdering karena panggilan dari Rian.

Kamu dimana?

Aku mengirim pesan itu untuk Rian, dan semoga pria itu membalasnya.

Rian tak kunjung membalas pesanku hingga taksiku berhenti di parkiran apartemen. Aku berlari secepat mungkin menuju lift untuk sampai di aparteman Rian yang berada di lantai 15.

Ting. Pintu lift terbuka tepat di lantai 15. Aku langsung menuju pintu di sana.

Semoga belum terlambat. Harapku dalam hati.

Purple GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang