9. Stubborn

21 2 0
                                    

Rian Andito POV


"Lo apa-apaan si!" Bentakku pada Keysi setelah mendengar cerita temannya Aran yang bernama Dina.

"Aku cuma gak mau kamu deket sama Aran!," balas Keysi dengan tegas.

"Aran tuh sahabat gue! Gue lebih dulu kenal Aran dari pada kenal lo!" Ucapku lalu menginggalkan Keysi di depan Cafe.

"Tapi Ian!" Keysi menyusulku ke arah parkiran mobil.

"Cepet masuk, gue mau pulang!" ucapku pada Keysi yang masih terdiam di samping mobilku.

Saat ini Keysi sudah ada di dalam mobilku, dia terlihat diam setelah pertengkaran di depan cafe tadi.

Aku menghidupkan mesin mobil lalu mulai menyusuri jalanan kota yang sudah cukup malam.

"Inget ya Key, lo bukan siapa-siapa gue lagi," ucapku memecah keheningan.

"Tapi aku sayang kamu Ian," balasnya dengan emosi yang mulai reda.

"Intinya gue gak suka lo bilang gitu ke Aran."

Keysi hanya diam sambil menyilangkan tangan di dada. Dia jelas terlihat tidak suka dengan Aran.

Sejak SMA Keysi memang selalu menunjukkan sikap ketidaksukaannya pada Aran. Terlebih saat Keysi dulu berstatus pacarku. Dia selalu menyuruhku untuk tidak terlalu dekat dengan Aran. Merskipun dia tahu kalau Aran adalah sahabatku dari kecil, tapi Keysi seolah menutup mata akan hal itu. Menurutnya Aran tetaplah wanita.

Mobilku sudah berhenti di parkiran apartemen. Aku dan Keysi turun dari mobil. Kita masih diam tanpa ada yang mencoba membuka suara.

"Ya udah lo masuk, gue cuma bisa nganter sampe sini," ucapku dingin.

"Iya, tapi inget aku bakal terus ngelarang Aran buat deket sama kamu!"

"Terserah lo!" bentakku lalu masuk ke mobil dan melajukan mobilku dari sana.

Malam ini sangat kacau, terlebih saat aku tahu bahwa Aran sudah meminta maaf lewat pesan yang dikirimnya. Pasti wanita itu berpikir yang buruk tentangku, apa lagi saat tadi dirinya melihat aku sedang bersama Keysi. Kesalah pahaman ini buatku pusing sendiri, aku sangat hapal dengan sifat Aran yang keras kepala. Aran sangat sulit dibujuk, dia terlalu keras untuk menerima permintaan maaf.  Aku sendiri tidak tahu harus bagaimana cara menjelaskan semuanya ke Aran, aku yakin 100% kalau dirinya akan menolak permintaanku maafku mentah-mentah.

***
Aku memasuki apartemen dengan langkah gontai. Aku berjalan menuju kamar dan duduk di tepi ranjang. Tanganku sibuk mencari kontak Aran di layar ponsel.

Nomor yang anda tuju tidak menjawab

Aran tidak mengangkat teleponku. Pasti dia sengaja melakukan itu, dia sepertinya sudah sangat marah dengan kejadian tadi.

Aku mencoba menghubunginya sekali lagi.

Nomor yang anda tuju tidak menjawab.

"Hufftt," aku menghela napas kasar sambil melemparkan ponselku ke tengah ranjang.

Pikiranku kacau padahal baru dua hari di Indonesia, bagaimana jika aku tinggal di sini selamanya, ditemani  pertengkaran dua wanita yang sangat keras kepala itu, siapa lagi kalau bukan Aran dan Keysi. Dua wanita yang mempunyai kesamaan dalam hal keras kepala, selebihnya mereka berbeda.

Aku mengacak-ngacak rambutku beberapa kali. Lelah yang kurasakan hari ini akan berlanjut sampai besok ketika aku meminta maaf pada Aran. Apa aku harus berlutut kepadanya?

Aku kehabisan cara untuk menemuinya besok.

Semua bermula dari Keysi, wkwk maap ya guys aku kesel sama Keysi. Votenya jangan lupa.

Purple GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang