7. Muak

28 3 0
                                    

Arania Ayu POV

Aku melangkah masuk ke dalam cafe dan meninggalkan sosok Rian dan Keysi di depan pintu masuk.

Mataku sibuk mencari keberadaan Dina yang entah duduk dimana. Cafe ini sangat ramai hingga aku harus menghubungi Dina untuk mengetahui dimana posisinya.

"Hallo Din lo dimana?"

"Gue di lantai dua Ran, lo ke sini aja, gue duduk di pojok deket jendela."

"Oke oke"

Pantas saja aku tidak menemukan Dina, ternyata dia ada di lantai atas. Aku menaiki tangga dengan sedikit berlari.

"Ran!" Teriak Dina sambil melambaikan tangan ke arahku.

"Lo apa-apaan si teriakin gue," ocehku pada Dina setelah sampai di meja tempat Dina berada.

"Lah emangnya kenapa si neng?"

"Gara-gara lo teriak manggil nama gue, semua orang jadi ngeliatin gue," ocehku panjang sambil memasang muka jutek.

"Sebelum gua teriak, lo udah diliatin...neng Aran yang cantik...." balas Dina.

"Maksud lo?"

"Ya ungu lo itu yang bikin semua mata tertuju padamu," ucap Dina lalu terkekeh puas.

"Ishhh."

"Neng Arannya ngambekan ih," ledek Dina sambil terus terkekeh pelan.

"Gue serius Din." Ucapku datar.

"Oke oke lo kenapa sih? Masa gue teriakin doang lo jadi ngambek gini?" protes Dina melihat tingkahku yang aneh tak seperti biasanya.

"Intinya gue lagi badmood, jadi tolong jangan bikin gue tambah badmood," ucapku datar sambil mengaduk minuman yang sudah dipesan Dina untukku.

"Ya udah minum dulu Ran, jangan diaduk terus tuh jus pake sedotan."

"Hmm,"

Emosiku masih begitu terasa karena kejadian di depan pintu masuk tadi. Pria itu bisa-bisanya bilang kalau dia pulang ke Indonesia hanya untuk menemuiku, sementara dia sendiri sibuk dengan Keysi, mantannya.

Kesalku semakin menjadi-jadi setelah tahu bahwa Rian tidak membalas pesanku karena sibuk jalan dengan Keysi.

"WOY!!" teriak Dina.

Aku menoleh ke arahnya setelah cukup lama menunduk dan hanya menatap jus jeruk di depanku.

"Apa sih Din?" ucapku lesu.

Emosiku sudah mulai reda karena aku tidak mungkin meluapkan kemarahanku pada Dina yang tidak tahu apa-apa.

"Lo kenapa sih Ran? Lagi ada masalah?"

"Hmm bukan apa-apa ko, cuma lagi badmood aja," balasku lalu tersenyum kecil.

"Ya udah jangan pikirin apa-apa dulu, kan kita ke sini bua-"

"Eh ketemu lagi sama Aran," ucap Keysi yang tiba-tiba muncul di samping mejaku dan Dina.

"Lo siapa? So kenal baget," ketus Dina pada Keysi.

"Lo tanya aja sama temen loh itu." Keysi melirikku dengan tatapan tak suka.

"Udah deh lo ngapain ke meja gue?!" bentakku sambil berdiri membuat semua pengunjung cafe melihat ke arahku.

Keysi hanya tertawa dan membuatku semakin naik darah karena tingkahnya.

"Ran jangan emosi, biarin aja tuh cewek jangan diladenin," ucap Dina yang juga sudah berdiri.

"Gue cuma mau bilang ke lo, lo jangan coba-coba buat deketin Rian, karena Rian milik gue!" Keysi mendorong  pundakku dengan kasar.

"Jangan pegang-pegang gue!" Bentakku tak terima.

"Siapa juga yang mau megang lo, cewek aneh!"  ucap Keysi tepat di samping telingaku.

Aku sudah merasa sangat kesal dengan tingkah Keysi yang sudah keterlaluan.

"Asal lo tau, gue sama sekali gak ada niat buat rebut Rian dari lo! Gue juga gak peduli sama hubungan lo berdua, ngerti?!" Ucapku lalu pergi meninggalkan Keysi.

"Mba uangnya di meja!" Teriak Dina pada pelayan sambil meletakkan 2 lembar seratus ribuan di atas meja.

"Cewek gila dasar!!" Ketus Dina ketika melewati Keysi.
Dina berlari mengejarku yang sudah jauh di depan.

Aku tidak mengerti dengan sikap wanita itu, aku tidak pernah berniat merebut Rian darinya. Keysi dan Rian putus juga karena kesalahan Keysi yang selingkuh bukan karena aku yang merebut atau bahkan mengganggu hubungan mereka, aku sama sekali tidak pernah mengganggu hubungan mereka.

Aku menuruni tangga dengan sedikit berlari. Rasa muak benar-benar sudah menguasai diriku.

Langkahku terhenti ketika melihat sosok Rian tepat di depanku. Aku dan Rian cukup lama bertatapan hingga akhirnya aku kembali melangkah, namun tangan Rian lebih dulu menahanku.

"Mau kemana Ran?" tanyanya dari belakang dan aku tidak berbalik ke arahnya.

"Bukan urusan lo!" Aku melepaskan tanganku dari genggamannya lalu pergi dan keluar dari cafe.

Mulai panas, yang benci Keysi bertambah nih kayanya hohoho

Jangan lupa Vote, gak bayar ko😘

Purple GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang