6. Something

3.3K 337 22
                                    

Taehyung sebenarnya tidak sengaja melihat Lisa di parkiran bowling tadi. Dia baru saja dari minimarket yang bersebelahan dengan gedung permainan bowling dimana Lisa berada. Ketika dia melihat Lisa seperti sedang diganggu oleh orang jahat, dia marah tanpa melihat dengan jelas siapa orang yang berada di belakang Lisa.

Jennie mendekati Taehyung yang sedang memperhatikan Lisa yang mengompres pipinya Jungkook yang bengkak. Mereka sedang berada di tempat duduk depan minimarket, acara bermain bowling sepertinya gagal karena kejadian pemukulan yang dilakukan Taehyung.

"Kau menyukainya?" Ucap Jennie tiba-tiba membuat Taehyung menoleh padanya dengan sedikit kaget.

"Maksudmu?"

"Kau tidak bisa membohongi semua orang kalau kau menyukai Lisa."

Perasaan Jennie tidak salah, dia sudah lama memperhatikan Taehyung yang selalu mengantar dan menjemput Lisa. Bagaimana Taehyung menatap dan bertingkah dengan Lisa, dibalik wajahnya yang berekspresi datar Jennie menemukan perasaan yang tersembunyi dari Taehyung. Dan Lisa mungkin masih polos atau memang menganggapnya biasa saja terhadap perasaan Taehyung.

"Penilaian yang aneh..."

Taehyung beranjak dari tempatnya.

"Bilang pada Lisa, aku menunggu di mobil, sudah waktunya dia pulang."

Jennie hanya mengendikkan bahu lalu menghampiri Lisa.

"Taehyung menunggumu di mobil..." Jennie melanjutkan langkahnya membuka pintu minimarket, menyusul Rose dan Jimin yang sudah ada di dalam.

"Maafkan aku...tidak seharusnya ini terjadi. Seharusnya aku jujur pada Tae sebelumnya." Lisa membelai wajah kekasihnya.

Jungkook memegang erat tangan Lisa.

"Dia hanya melindungimu...aku tidak apa-apa, pulanglah jangan sampai ayahmu menyusul ke sini." Sahut Jungkook dengan tersenyum.

Lisa menghela napas, lalu mengecup bibir Jungkook. Mereka berjalan menuju mobilnya Taehyung. Jungkook mencium kening Lisa sebelum gadis itu masuk ke mobil.

Taehyung meremas setir mobilnya, rahangnya mengeras. Ada perasaan yang tercabik-cabik dan cemburu di dadanya. Dia menghembuskan napas, berusaha menghilangkan rasa kesalnya ketika Lisa mulai memasuki mobilnya. Dia pun segera menyalakan mobilnya dan meninggalkan Jungkook yang masih berdiri di tempatnya sampai mobilnya berbelok menuju jalan besar.

Dari sudut matanya Taehyung melihat Lisa yang gelisah.

"Kau mencintainya?" tanyanya tanpa mengalihkan matanya dari jalan.

"Aku mencintainya Tae..." Jawab Lisa pelan.

"Kau baru mengenalnya." 

"Tapi bukan berarti aku tidak melihat sesuatu yang baik dari dirinya kan?" Lisa menyandarkan kepalanya ke belakang, memandang jalanan dari jendela mobil di sampingnya.

Taehyung terdiam.

"Aku bahagia bersamanya, dan maaf aku belum sempat menceritakannya padamu. Aku mohon jangan dulu memberitahu hal ini pada ayah dan ibu. Aku pasti menceritakannya pada mereka. Tapi tidak sekarang, aku...hanya belum siap."

Taehyung menghentikan mobilnya ketika mereka sudah sampai di depan rumahnya Lisa.

"Kalau dia menyakitimu, aku akan menghajarnya lebih dari yang tadi."

Lisa tersenyum, merasa tersentuh karena respon Taehyung yang dianggapnya baik dan menyetujui hubungannya dengan Jungkook.

"Terimakasih, aku tahu kau pasti mengerti."

Lisa memeluk Taehyung, lalu turun dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Taehyung belum bergerak dari tempatnya, bahunya berguncang menahan kekecewaan dalam hatinya. Dia tidak menyangka bahwa mencintai Lisa akan sesakit ini. Tapi ini adalah resiko yang harus dia hadapi. Berani mencintai sepupunya sendiri, berarti siap dengan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Matanya memerah, tidak...dia tidak boleh menangis. Dia tidak ingin menjadi lemah karena masalah percintaannya. Dengan menginjak gas, diapun meninggalkan halaman rumah Lisa dengan cepat.

...



Nyonya Lee melihat Lisa memasuki kamarnya, dia pun menyusul putrinya masuk ke kamar.

Lisa sedang melepas jaketnya ketika ibunya duduk di kursi dekat jendela.

"Kau sudah makan sayang?"

"Aku sudah makan bersama Rose dan Jennie bu..."

"Baiklah, ibu akan memanggil ayah untuk makan malam. Kau segeralah mandi, wajahmu kusut sekali...".

Lisa tersenyum simpul lalu melangkah ke kamar mandi.

Nyonya Lee memperhatikan putrinya masuk ke kamar mandi, dia menghela napas seperti ada beban yang ingin dia buang melalui helaan napasnya. Dia memandang sebuah foto Lisa diatas nakas, senyum terukir di bibir tipisnya. Putrinya sudah menjadi gadis dewasa yang cantik, tiba-tiba pikirannya dilanda kebingungan apakah putrinya bisa menerima keputusan dia dan tuan Lee.

Tuan Lee sudah menunggu di meja makan ketika Nyonya Lee turun dari lantai atas.

"Lisa sudah pulang?" 

"Dia sedang mandi." Jawab nyonya Lee sambil menaruh nasi dan lauk di piringnya tuan Lee. Dia menatap tuan Lee sebentar.

"Apakah keputusan ini tidak terlalu cepat? kita bisa menunggu Lisa lulus kuliah dulu kan?"

Tuan Lee mengunyah dengan pelan.

"Tahun depan anaknya tuan Oh akan berangkat ke Amerika. Dia ingin membawa Lisa ke sana sebagai istrinya, karena itu dia ingin mempercepat acara pertunangannya."

Nyonya Lee terdiam.

"Ini keputusan yang terbaik untuk masa depannya, mereka keluarga yang akan menjamin hidup Lisa dengan baik." Tuan Lee merasakan kegundahan istrinya dan berusaha untuk menenangkannya.

Nyonya Lee hanya mengangguk lalu melanjutkan makan malamnya.

...





yuhuu konflik dimulai ^_^

 vote, comment nya ya say jgn lupa

happy weekend

luv u

"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang