Betapa senangnya Lisa bisa berada di club untuk ikut merayakan ulang tahunnya Rose. Senyumnya belum menghilang sejak dia menginjakkan kakinya di club mewah ini. Taehyung duduk agak jauh dari tempatnya berdiri, terus memperhatikan Lisa yang sedang berbincang dengan Rose dan Jennie.
Sementara pemuda berkemeja hitam yang berdiri diantara teman-temannya tampak bosan. Tidak terlalu memperhatikan pembicaraan teman-temannya yang hanya membicarakan tentang perempuan.
"Hei Jungkook, kau kan baru pulang dari Jerman bagaimana dengan gadis-gadis disana? Apakah sesexy gadis-gadis disini?" Lengannya disenggol Jimin, yang matanya tinggal segaris karena tertawa.
"Biasa saja." Sahut Jungkook sambil menenggak minuman dari gelasnya.
"Kau sudah terlalu lama disana, mungkin kau lupa rasanya gadis disini mau kuperkenalkan?" Ujar Jhope sambil menaikkan alisnya.
Jungkook memalingkan wajahnya malas, entah kenapa dia harus menerima undangan Jimin untuk datang ke acara ulang tahun kekasihnya, Rose. Dia merasa sedang badmood sejak kepulangannya kemarin dari Eropa, tapi dia juga ingin berkumpul bersama teman-teman lamanya.
Ayahnya Jeon Sung, pemilik beberapa hotel mewah dan beberapa supermarket besar di Korea, menyuruhnya untuk segera pulang, karena dia harus segera belajar untuk mengurus beberapa perusahaan ayahnya. Padahal sudah ada kakak laki-lakinya yang menangani semuanya, kenapa Jungkook masih harus ikut mengurusinya juga.
Jungkook lebih senang di Jerman, menjadi dirinya sendiri dengan menekuni dunia fotografi. Jauh dari ayahnya yang menurutnya otoriter dan harus selalu menurutinya. Sejak ibunya meninggal, Jungkook tidak memilih untuk tinggal bersama ayah dan kakaknya, dia sudah lima tahun tinggal bersama kakek dan neneknya di Eropa. Karena itu dia tidak terlalu dekat dengan ayahnya.
Tapi sudut matanya menangkap seorang gadis yang nampak berbeda dengan gadis-gadis yang dilihatnya di tempat itu.
Gadis itu sedang mengobrol bersama Rose dan teman-teman wanitanya yang lain. Perhatian Jungkook sepenuhnya tertuju pada gadis yang membuatnya menarik sudut bibirnya. Seandainya dia membawa kameranya pasti gadis itu sudah menjadi objek bidikannya. Dilihat dari samping seperti ini, gadis itu terlihat polos dan manis sekali. Apakah Jungkook harus menghampirinya atau bertanya dulu pada temannya siapa nama gadis itu.
Jungkook hampir melangkah ketika dilihatnya gadis itu ditarik Rose ke dance floor untuk menari bersama dengan teman-temannya yang lain. Yang membuat Jungkook tercengang adalah ketika gadis itu membuka blezernya dan mulai menari dengan sensual.
Bagaimana bisa gadis yang baru saja dilihatnya polos berubah menjadi seksi seperti itu. Gadis itu sudah menyalakan pematik di hati Jungkook. Perlahan seperti ada yang membakar tubuhnya, Jungkook berjalan mendekati gadis yang sedang meliukkan tubuhnya seperti tidak peduli dengan orang-orang sekitarnya.
Tangan Jungkook berhasil meraih pinggang ramping itu dari belakang. Lisa terkejut karena tiba-tiba ada yang menyentuh pinggangnya, spontan memutar tubuhnya dan dilihatnya sepasang mata yang sedang menatapnya dengan tajam yang langsung menghujam ke netra coklatnya. Seharusnya Lisa memaki laki-laki yang dengan kurang ajarnya memeluk pinggangnya itu, tapi Lisa hanya terdiam. Balas memandang dengan mata bulatnya, dia suka...suka dengan tatapan Jungkook yang mengalirkan desiran gairah di tubuhnya.
Dia membiarkan tangan Jungkook mencengkram pinggangnya agar lebih menempel dengan tubuh Jungkook. Telapak tangan Lisa berada di dada Jungkook, merasakan kerasnya otot dada Jungkook membuatnya menelan ludah. Tidak ada yang bertanya atau berbicara, saling memandang dengan dada yang bergemuruh kencang. Entah apa yang dirasakan dua manusia yang belum saling mengenal ini. Padahal musik cukup kencang, Rose dan teman-temanya malah asyik melompat-lompat. Apakah mereka sedang berbicara dengan telepati yang hanya bisa didengar oleh mereka sendiri. Masih saling menatap, mencari magnet yang menarik mereka dalam fantasi gelora yang mulai menggelitik.
Sampai tangan Lisa ditarik seseorang.
"Sudah hampir jam sepuluh, kita harus pulang Lisa!"
Lisa gelagapan, Jungkook hanya bisa diam melihat gadis itu pergi dari hadapannya.
Lisa melepaskan tangan Taehyung yang menarik lengannya.
"Lepaskan Tae, aku bisa jalan sendiri." Lisa berjalan mendahului Taehyung dengan kesal.
"Aku bahkan belum sempat pamit pada Rose, kau main tarik-tarik saja!" Lisa mendudukan bokongnya di kursi depan mobilnya dengan kasar.
"Aku tidak mau ada masalah dengan Paman Lee." Ujar Taehyung mulai menyalakan mesin mobil.
Lisa hanya memutar bola matanya malas, tapi sedetik kemudian senyumnya mengembang di bibirnya. Ah bahkan wangi parfum laki-laki itu masih tercium di hidungnya. Dia memejamkan mata, mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Jungkook.
...
emak tuh bingung siapa ya pasangan tata, kasian selalu jadi yg tersakiti di ceritaku hehe
jiwa taelizkook ku bergetar ;p
vote n commentnya ya sayang2kuh
luv u
KAMU SEDANG MEMBACA
"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"
RomanceMereka memang bukan Romeo dan Juliet dan tidak akan berakhir seperti mereka..."Love is never end..."