Dengan tertatih-tatih Lisa mencari-cari keberadaan Jungkook, berjalan dengan cepat di koridor rumah sakit, mengabaikan teriakan Rose dan Jennie di belakangnya. Ketika melihat pintu dengan nomor kamar yang dicarinya dia langsung membukanya dan menemukan laki-laki itu sedang duduk bersandar pada bantal dengan wajah penuh lebam dan perban di pelipisnya tapi tidak menghilangkan keelokan yang terlukis di sana.
Lisa sedikit berlari menghampiri Jungkook, melewati Jisoo dan Jin yang tertegun melihatnya. Langsung menjatuhkan kepalanya di dada Jungkook, kemudian mulai terisak.
"Kupikir kau pergi, kupikir aku kehilanganmu, kupikir..."
"Aww..."
Lisa mengangkat kepalanya, melihat wajah Jungkook yang meringis.
"Maaf..." Ah Lisa lupa kalau tubuh Jungkook masih sakit.
Jungkook tersenyum, mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah manis di depannya.
"Kau sendiri masih sakit, kenapa kemari?"
"Aku baik-baik saja, aku hanya ingin melihat keadaanmu..." Jawab Lisa pelan.
Jungkook memegang tangan Lisa.
"Naiklah..."Menyuruh Lisa untuk duduk di sebelahnya.
Lisa menyandarkan lagi kepalanya di dada Jungkook dengan hati-hati, memejamkan matanya, mendengarkan jantung yang masih berdetak itu. Kekasihnya masih hidup, dia masih bisa menyentuhnya, memeluknya erat. Seketika hatinya berdesir lega, senyum mulai tercetak lagi di bibirnya.
Jungkook menciumi pucuk kepala Lisa, merasakan kelegaan yang luar biasa. Entah apa jadinya kalau Taehyung dan yang lainnya tidak datang tepat waktu. Mungkin saat ini dia tidak akan melihat wajah cantik kekasihnya lagi. Dia melonggarkan pelukannya, lalu menatap Lisa.
"Apa masih ada yang sakit di tubuhmu?"
Lisa mendekatkan wajahnya.
"Ada, hatiku sakit melihat luka-luka di wajahmu seperti ini." Lisa membelai lembut wajah Jungkook.
"Tapi aku tetap tampan kan?"
Lisa mencubit pinggang Jungkook, yang membuat pemuda ini tertawa.
Jisoo ikut senang melihatnya, kepalanya menoleh pada pintu yang kembali terbuka memperlihatkan dua gadis cantik yang tersenyum canggung pada Jin dan Jisoo.
"Saya Rose, dan ini Jennie. Kami teman Lisa dan Jungkook." Rose dan Jennie membungkuk.
"Duduklah..." Jisoo membawa keduanya menuju kursi yang ada di kamar itu. Jin berdiri, memandang Jisoo dan Jungkook.
"Aku akan ke kantor polisi melihat perkembangan mengenai kasus ini. Aku harap Taehyung masih ada disana..."
Jisoo mengangguk lalu mengantar suaminya sampai pintu.
"Kau membohongiku Jennie." Lisa menatap Jennie kesal.
"Aku belum sempat melanjutkan ucapanku kau langsung pergi saja, aku jadi bingung mau menjelaskan bagaimana." Pembelaan Jennie, karena Lisa merasa sahabatnya itu telah mengatakan sesuatu yang membuatnya cemas hingga harus memaksanya turun dari ranjang kamarnya untuk menemui pemuda Jeon yang kini berada di sampingnya.
Lisa hanya mengerjapkan matanya, lalu turun dari ranjang dan menghampiri Jisoo.
"Unni, terimakasih sudah menunggui Jungkook. Maaf telah merepotkanmu..."
Jisoo memegang tangan Lisa.
"Tidak usah berterimakasih, Jungkook adalah adiku..."
Lisa tersenyum mendengarnya.
"Setelah kejadian ini, aku ingin kau tinggal bersamaku di rumah keluarga Jeon." Sambung Jisoo.
Mata Lisa membesar, begitu juga Rose dan Jennie yang merasa kaget dengan ucapan Jisoo.
"Tapi unni, tuan Jeon pasti tidak akan menyetujuinya." Sahut Rose.
"Aku bisa membujuknya, dia pasti tidak akan menyukainya tapi aku yakin dia tidak akan keberatan. Setelah melihat ketulusanmu aku yakin ayah akan berubah."
Lisa menatap mata Jisoo yang penuh perhatian dan kelembutan. Masih agak ragu dengan ajakan Jisoo, karena dia belum siap untuk bertemu muka dengan tuan Jeon. Jungkook hanya diam, dia memang belum menemukan rencana untuk mereka setelah ini. Menurutnya ide Jisoo tidak buruk, karena di rumahnya sendiri, dia akan merasa tenang meninggalkan Lisa.
"Aku tidak bisa membiarkan kalian dalam bahaya lagi."
Lisa akhirnya mengangguk, Jisoo tersenyum lalu memeluk calon adik iparnya tersebut.
Ponsel Rose bergetar, ada notifikasi pesan dari nyonya Lee.
Rose pun menyampaikannya pada Lisa.
"Lisa, ibumu menyuruhmu kembali ke ruanganmu. Karena...tuan Lee sudah ada disana menunggumu."
Lisa menghela napas, lalu kembali mendekati Jungkook.
"Aku akan pergi menemui ayahku dulu..."
Jungkook memandang Lisa yang terlihat murung, dia menggenggam tangannya.
"Tidak apa-apa, dia pasti sangat khawatir padamu."
Lisa mengangguk pelan, kemudian dia dan dua sahabatnya pamit meninggalkan ruangan itu.
...
Rose dan Jennie mengantar Lisa sampai ke ranjangnya setelah itu mereka mereka langsung pulang.
Tuan Lee menghampiri Lisa, mengelus kepalanya dengan lembut.
"Apa kau merasa lebih baik setelah menemuinya?"
Lisa memandang wajah ayahnya yang terlihat kecemasan dalam sorot matanya.
"Iya ayah..."
"Aku pastikan Sehun akan menerima balasannya."
Lisa masih mengamati wajah ayahnya, mencari sedikit harapan pada ucapan ayahnya. Apakah dengan kejadian ini dia akan merestui hubungannya dengan Jungkook.
"Tapi bukan berarti karena kejadian ini aku akan mengijinkanmu tetap berhubungan dengannya!"
Baru saja Lisa akan menghela napas, dadanya kembali tersentak mendengarnya. Nyonya Lee hanya menduduk melihatnya.
Lisa diam, masih tidak bisa merespon apapun karena separuh nyawanya seperti hilang. Tidak bisakah ayahnya menghilangkan sakit hatinya di masa lalunya demi putrinya sendiri.
"Maafkan ayah, setelah kau benar-benar sehat aku akan menjemputmu pulang." Tuan Lee mencium kening Lisa lalu melangkahkan kaki menuju pintu.
Lisa menahan sesak yang ada di dadanya, sebelum dia menyahuti ucapan ayahnya.
"Aku tidak akan pulang ke rumah ayah, biarkan aku pergi bersamanya. Tidak apa-apa ayah tidak peduli padaku, saat ini aku hanya ingin ikut kemanapun Jungkook pergi."
Langkah tuan Lee terhenti tanpa membalikan tubuhnya pada Lisa. Sesaat dadanya seperti dihantam ribuan palu, berdenyut sakit mendengar kata-kata itu dari mulut putrinya. Sedetik kemudian dia bisa menguasai perasaannya. Keegoisannya kembali menguasai, dendam, sakit hati masih bersarang di hatinya. Tuan Lee memejamkan matanya sebentar lalu melanjutkan langkahnya keluar ruangan.
Nyonya Lee memeluk tubuh Lisa yang bergetar semakin kencang dengan menahan tangisnya, merasakan hatinya yang juga ikut sakit.
...
perjalanan cinta mereka masih panjang ternyata, emak harap kalian tetap disini sampai mereka menemukan kebahagian ^_^
jangan lupa tinggalkan jejak ya kalau kalian suka cerita ini
luv u all
KAMU SEDANG MEMBACA
"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"
RomanceMereka memang bukan Romeo dan Juliet dan tidak akan berakhir seperti mereka..."Love is never end..."