Tidak ada yang tahu perjalanan takdir manusia. Semua orang pasti menginginkan berakhir bahagia. Tapi semua rencana Tuhan adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat, kita hanya harus melanjutkan perjalanan walaupun kehilangan sesuatu.
Di bawah alam sadar gadis yang masih terbaring itu, dia kembali mengalami mimpi yang aneh. Kepalanya bergerak, kelopak matanya yang masih terpejam bergetar beberapa detik selanjutnya kedua mata itu terbuka perlahan dan bibirnya mengucapkan sesuatu dengan lirih.
Suster yang sedang memeriksa selang infus Lisa, terkejut. Sudah tujuh hari Jungkook dan Lisa koma akibat kecelakaan itu, selama itu pula suster itu selalu memantau perkembangan keduanya. Dia kemudian memegang pergelangan tangan Lisa, dengan tersenyum dia segera memberitahu tuan Lee dan nyonya Lee yang berada di ruang tamu.
Sepasang suami istri itu segera masuk ke ruang pasien dengan perasaan lega. Nyonya Lee mendekatkan telinganya ke bibir Lisa karena putrinya seperti mengucap sesuatu dengan pelan. Dia kemudian mencoba mengajak Lisa bicara.
"Jungkook disini, dia menunggumu sayang."
Mata bulat itu memandang wajah cantik ibunya.
"I...ibu."
Air mata mengalir di pipi nyonya Lee, mengusap wajah Lisa dengan dadanya yang menghangat. Dia melirik suaminya yang tersenyum haru.
Hanya keajaiban yang bisa membangunkan kembali gadis cantik bermata bulat itu. Kecelakaan besar itu hampir merenggut nyawanya. Dia masih diberi kesempatan untuk melihat dunia. Apakah keajaiban yang sama akan menghampiri Jungkook yang saat ini tubuh kekarnya masih terbaring lemah. Kepalanya masih dibalut perban, wajahnya sudah tidak membengkak hanya terlihat bekas-bekas luka yang mengering.
Suster mulai melepas selang oksigen di hidung Lisa, dia kemudian memanggil dokter untuk datang ke ruangan itu.
"Lisa sangat kuat, saya tidak menduga dia akan sadar secepat ini. Tapi dia jangan banyak bergerak dulu karena masih ada observasi selanjutnya untuk Lisa." Dokter menghampiri ranjang Jungkook dan memeriksa keadaannya.
"Aku harap Jungkook juga segera sadar...." Dokter itu kemudian meninggalkan ruangan bersama suster.
Lisa tidak memperhatikan ayah dan ibunya yang berbicara dengan senang karena dirinya sudah sadar. Kepalanya menoleh pada seseorang yang masih terbaring tidak jauh dari ranjangnya. Butiran bening turun melewati sudut matanya. Laki-laki itu masih berjuang untuk kembali ke pelukannya. Ingin rasanya dia berlari dan memeluk kekasihnya itu, membangunkan dan mengajaknya bicara. Tapi tubuhnya masih terlalu lemah untuk bangun, kepalanya juga masih terasa pusing.
"Kau harus sembuh sayang, agar kau bisa membawa Jungkook kembali bersamamu." Ibunya mengecup kepala Lisa.
"Bu, aku ingin duduk."
Tuan Lee menaikkan kepala ranjang, agar Lisa bisa duduk tapi masih bersandar pada bantal. Lisa merasakan tubuhnya masih ngilu dan sakit. Terbaring lama membuat tubuhnya masih kaku, tapi dia harus bisa mengembalikan fungsi tubuhnya seperti semula agar secepatnya dia bisa membangunkan Jungkook.
Entah apa yang ada di dalam hati Taehyung ketika melihat Lisa sudah sadar. Senyumnya mengembang manis, dia mendekati tuan Lee dan berbisik.
"Saksi dan bukti sudah mengarah pada Sehun dan anak buahnya, aku rasa dia akan segera diseret ke pengadilan."
Tuan Lee mengangguk, dia mengusap kepala Lisa.
"Ayah pergi dulu, nanti kita bicara lagi ya." Setelah mencium kening Lisa, dia pergi meninggalkan ruangan, masih ada urusan yang harus dia selesaikan.
"Hei apa kabarmu?" Taehyung duduk di pinggir ranjang Lisa.
Lisa hanya menjawab dengan senyuman kecil, dia merindukan sepupunya itu. Taehyung melihat pipi bulat itu terlihat sedikit tirus.
"Bibi akan pergi sebentar ke minimarket, persedian makanan untuk disini mulai habis, kau tunggulah disini menemani Lisa." Nyonya Lee menepuk bahu keponakannya.
Taehyung hanya mengangguk.
"Aku senang kau sadar...kau tahu laki-laki jahat itu sudah aku jebloskan ke penjara. Dari cctv terlihat kalau anak buahnya yang membuat rem blong mobilnya Jungkook. Aku pastikan kali ini dia tidak akan mendapat perlindungan dari hukum manapun."
"Terimakasih..." Ucap Lisa. Dia ingin melupakan kecelakaan itu, ingin melupakan Sehun dan fokus merawat Jungkook.
Taehyung tersenyum, menunjukkan wajah tampannya yang sempat menghilang karena terlalu tegang mengurusi masalahnya dengan Sehun.
"Bantu aku, mendekati Jungkook." Lisa menegakkan punggungnya.
"Tapi kau masih lemah Lisa."
"Aku hanya ingin membangunkannya."
Mata Taehyung membesar ketika Lisa mencoba mencabut jarum infus dari tangannya. Dia segera menahan tangan Lisa, menatapnya sambil menggelengkan kepalanya. Sungguh dia tidak tega dengan wajah itu, wajah sendu yang mengharapkan bantuan padanya.
Taehyung memposisikan tangannya di bawah punggung dan kaki Lisa. Lalu mengangkat tubuh kecil itu sambil kakinya menyeret tiang tabung infus. Dia membawa tubuh itu untuk berbaring di sebelah Jungkook. Ranjangnya yang cukup besar, pas untuk dua tubuh yang rebahan di sana.
"Sekarang kau bisa mengajaknya bicara, aku akan menunggu di luar."
"Terimakasih..."
Lisa menyatukan jari-jarinya di jari-jari tangan Jungkook yang berada di sampingnya, menatap sebentar wajah tampan yang terpejam itu dari samping, lalu dia pun ikut memejamkan mata.
Hei bangunlah...
Apa kau tidak mendengar detak jantungku?
Apa kau tidak merasakan napasku yang hangat?
Bangunlah...
Agar aku bisa menceritakan sebuah kisah
Kisah cinta yang berakhir bahagia.
Bangunlah...
Tidakkah kau merindukanku?
Tidakkah kau ingin memeluk dan menciumku?
Hatiku masih sama, masih menyimpan cinta yang begitu besar padamu
Tidakkah kau ingin mewujudkan keinginan kita yang tertunda?
Aku mencintaimu...
Melebihi cinta Juliet pada Romeo
Lebih besar dari cinta Rose pada Jack
Aku mohon...dengan sangat...bangunlah
...
KAMU SEDANG MEMBACA
"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"
RomanceMereka memang bukan Romeo dan Juliet dan tidak akan berakhir seperti mereka..."Love is never end..."