Seumur hidupnya, Jungkook belum pernah segelisah ini sebelumnya. Dua kali dua puluh empat jam belum juga ada kabar dari kekasihnya, dia memutuskan untuk mendatangi rumahnya. Sebelumnya dia menghubungi Jimin dulu untuk meminta alamat rumah Lisa.
"Rose sudah dapat menghubungi Lisa tadi pagi, dan dia baik-baik saja." Sahut Jimin begitu menerima panggilan dari Jungkook.
Jawaban Jimin belum bisa menghilangkan kekhawatirannya pada Lisa.
"Aku tetap harus melihat keadaannya Jimin..."
"Baiklah...kalau kau memaksa."
Setelah mendapat alamat dari Jimin, Jungkook segera meninggalkan ruang kerjanya. Mengabaikan Jin yang tiba-tiba datang ke ruangannya, lalu tergesa-gesa menuju mobilnya.
Hari sudah mulai gelap ketika Jungkook sampai di depan rumahnya Lisa. Dia mengamati rumah besar itu, bagaimana caranya dia bisa melewati pos satpam tanpa membuat keributan. Dia meraih ponselnya, mencoba lagi menghubungi nomor Lisa, masih tidak aktif. Tiba-tiba dia teringat dengan Rose yang sudah berhasil menghubungi Lisa.
"Jungkook...kata Jimin kau mau datang ke rumahnya Lisa?"
"Bagaimana kau bisa menghubungi Lisa tadi pagi Rose." Jungkook mengabaikan pertanyaan Rose.
"Ibuku menelpon nyonya Lee..."
"Kalau begitu, kirim nomor ponselnya nyonya Lee..." Ucap Jungkook tegas.
"A apa?"
"Sudahlah Rose...aku yang akan bertanggung jawab oke."
Helaan napas Rose terdengar kesal, dia pun mengirim nomornya nyonya Lee dengan terpaksa.
"Halo, selamat sore tante...saya Jungkook..."
...
Entah apa yang dibicarakan Jungkook dan nyonya Lee di telepon tadi, yang pasti saat ini Jungkook dan nyonya Lee sedang duduk berhadapan di ruang tamu yang bercat serba putih itu.
"Maafkan aku, yang tiba-tiba datang seperti ini. Aku hanya khawatir dengan Lisa tante..."
Nyonya Lee mengangguk pelan.
"Lisa baik-baik saja..."
"Apa aku boleh bertemu dengannya?" Ada pancaran sinar yang dilihat nyonya Lee di mata Jungkook yang membuatnya tidak tega untuk tidak mempertemukannya dengan Lisa.
"Tunggulah...aku akan memanggil Lisa di kamarnya."
Lisa sungguh kaget dengan keberanian Jungkook saat ibunya memberitahu bahwa Jungkook sedang ada di ruang tamu mereka. Ibunya memberi dorongan padanya agar dia menemui Jungkook.
Bibir Lisa bergetar ketika melihat sosok kekasihnya itu. Jungkook berdiri dengan mulut yang tersenyum. Mata mereka bertemu, sama-sama memancarkan kerinduan yang teramat sangat. Tapi Lisa hanya terdiam di tempatnya, sementara Jungkook menghampiri dan langsung memeluknya.
"Aku merindukanmu..." suara serak Jungkook terdengar seiring kerinduannya yang pecah di dadanya.
Lisa membalas pelukan Jungkook dengan erat seperti meminta untuk tidak melepasnya.
"Apa yang terjadi? kenapa kau tidak menghubungiku?" Jungkook membelai rambut Lisa.
"Jung...kalau aku memintamu pergi dari hidupku. Kau bisa melakukannya?"
Terkejut dengan apa yang diucapkan Lisa, Jungkook menjauhkan tubuhnya, menatap mata Lisa yang sendu.
"Apa maksudmu?"
Jungkook membawa Lisa untuk duduk di kursi.
"Ayah sudah menjodohkan aku dengan anak temannya." Lisa mulai terisak.
Jungkook memejamkan matanya, rupanya ini yang menjadi alasan Lisa seperti menghindarinya. Hatinya terasa sesak, saat harapannya untuk bisa hidup bersama Lisa tiba-tiba dihancurkan seperti ini. Dia ingin sekali menjerit dan memukul sesuatu, tangannya mengepal erat.
Lisa membelai wajah Jungkook, mencoba untuk mendinginkan amarah Jungkook yang terlihat dari wajahnya yang memerah.
"Jung...maafkan aku."
Sentuhan lembut Lisa berhasil membuat Jungkook sedikit meredakan emosinya.
"Ikutlah denganku..." ucap Jungkook dengan menelan ludah.
Lisa memandang dua mata Jungkook dengan tatapan tidak mengerti.
"Kalau aku bisa membawamu pergi dari sini? kau akan ikut denganku?...meninggalkan rumahmu, ayahmu dan ibumu?"
Iya, dia ingin ikut dengan Jungkook. Meninggalkan rumah mengerikan ini. Kenapa Lisa baru menyadari bahwa ada jalan lain untuk membuat mereka tetap bersama. Dan laki-laki di depannya ini, telah memberinya kekuatan untuk mempertahankan hubungan mereka.
Lisa mengangguk senang. Kemanapun Jungkook membawanya dia bersedia, bahkan ke dunia paling bawah pun dia akan ikut. Dia mencintai Jungkook, tidak akan ada laki-laki manapun yang bisa merubah perasaannya.
Nyonya Lee mendengar semua pembicaraan Lisa dan Jungkook di balik dinding, tangannya memegang dadanya, merasa tersentuh dengan hubungan mereka berdua. Sungguh, dia ingin sekali melihat Lisa bahagia. Dan bila memang Jungkook yang bisa membuat putrinya bahagia, dia kan mendukungnya. Masalah dengan tuan Lee, akan nyonya Lee pikirkan nanti.
Baru saja nyonya Lee akan menghampiri dua anak muda itu, terdengar langkah dari arah pintu. Mata nyonya Lee membesar, terlambat, itu pasti tuan Lee yang baru pulang.
Tuan Lee berjalan bersama Taehyung dan melewati ruang tamu. Tapi dia mendengar suara dari ruangan itu, dia kembali dan melihat Lisa bersama laki-laki yang memegang tangannya.
"Lisa!"
...
baik kan emak, doble up lagi hehe
makasih yg udah kasih vote n comment nya
luv u
KAMU SEDANG MEMBACA
"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"
RomansMereka memang bukan Romeo dan Juliet dan tidak akan berakhir seperti mereka..."Love is never end..."