Jungkook memandang foto-foto yang terpajang di dinding ruang kerjanya. Tangannya mencengkram kuat pinggiran meja kerjanya, memikirkan kejadian semalam di rumah Lisa.
Kenapa hubungannya dengan Lisa menjadi semakin rumit. Ingin sekali dia kembali ke Jerman dan melupakan semua masalah di sini. Tapi cintanya pada Lisa yang begitu besar membuatnya ingin bertahan. Dia akan memperjuangkan Lisa sampai kapanpun karena gadis itu adalah hidupnya sekarang. Tapi bagaimana caranya?
Dia memijit pelipisnya, mengingat kembali apa yang Taehyung ceritakan semalam.
Lee Dong Wook dan Jeon Sung Han sebenarnya adalah sahabat dekat dari smp. Mereka masuk sma di tempat yang sama. Di sekolah ini mereka bertemu dengan Sandara Park, gadis cantik yang memikat hati Lee Dong Wook. Bertiga mereka selalu bersama, hingga mereka menjadi dekat satu sama lain. Namun hubungan Wook dan Sandara bukan dekat seperti seorang sahabat. Mereka saling jatuh cinta, hingga akhirnya menjadi sepasang kekasih.
Mereka sering mengolok-ngolok Han yang selalu mengikuti mereka kemanapun dan menyuruhnya mencari kekasih agar mereka bisa terlepas dari Han. Mereka juga ingin mempunyai waktu berdua tanpa seorang sahabat yang selalu berada di tengah-tengah mereka. Tapi Han memang belum bisa mendapat gadis untuk dijadikan kekasihnya. Karena itu dia harus rela sering ditinggal dua sahabatnya itu untuk pergi kencan.
Memasuki akhir kelulusan, Wook membuat keputusan untuk meneruskan pendidikannya di Amerika. Meninggalkan Korea, Sandara dan Han. Awalnya Sandara tidak menyetujui keputusannya karena mereka pasti akan terpisah lama, tapi Wook akhirnya bisa menyakinkannya untuk pergi karena ingin mewujudkan cita-citanya. Wook memang terlalu terobsesi dengan pendidikan, dia ingin berpendidikan tinggi sebelum dia memegang perusahaan ayahnya.
Dengan terpaksa Sandara dan Han melepas Wook untuk kuliah jauh dari mereka. Dua tahun pertama berjalan seperti biasanya, Sandara dan Han kuliah di tempat yang sama di Korea, karena Wook meminta Han untuk selalu mengawasi dan memperhatikan kekasihnya itu. Dia percaya Han bisa menjaga Sandara untuknya. Sudah dua kali libur kuliah, Wook pulang ke Korea, sehingga mereka bisa bertemu dan melepas rindu.
Tapi setelah itu Wook benar-benar tidak bisa pulang karena kesibukannya di kampus dan ayahnya yang memintanya untuk belajar mengurus perusahaan di Amerika yang sekarang di pegang ayahnya Taehyung. Sandara merasa walaupun ada banyak cara untuk saling menghubungi tapi tetap tidak bisa menghilangkan kesepian yang melandanya. Hanya ada Han yang selalu berada di sisinya. Dan Han memang selalu bisa untuk membuat Sandara tersenyum kembali.
Bolehkan menyalahkan perasaan yang kesepian dan kerinduan yang tidak berbalas ketika ada satu ruang di hati Sandara untuk Han?
Tidak, Han tidak pernah terpikirkan untuk menggantikan Wook dia hanya ingin Sandara tidak merasa sendiri dan bosan menunggu Wook pulang. Tapi kenapa dia membiarkan perasaan itu masuk ke dalam hatinya dengan perlahan. Kenapa dia tidak membentengi hatinya dengan tameng seorang sahabat yang baik. Dan kenapa dia membiarkan bahunya menjadi sandaran Sandara sehingga menciptakan aliran listrik diantara mereka. Memercik dari kepala dan mengalir dengan indah ke seluruh tubuh.
Mereka tersadar dan menganggap perasaan itu hanya kekhilafan sementara, mereka sempat menjauh sampai akhirnya Sandara mendapat kabar bahwa Wook akan melanjutkan masternya dan tidak akan pulang sebelum pendidikannya selesai. Sandara merasa diabaikan dan menganggap dirinya bukan prioritas Wook. Padahal dia ingin segera menikah dengan Wook lulus kuliah nanti.
Sandara kembali ke pelukan Han, kali ini dia benar-benar membutuhkan sosok laki-laki itu. Dia tidak ingin sendiri lagi, dia tidak ingin menunggu lagi. Kesabarannya terkikis dengan keberadaan Han di sisinya. Dengan sentuhan-sentuhan yang selalu menciptakan debaran di dadanya, gadis itu telah jatuh pada pesona sahabat kekasihnya sendiri. Sandara dan Han telah masuk dalam perangkap yang mereka ciptakan sendiri. Dan benar-benar tidak bisa keluar darinya. Salahkan waktu yang hampir setiap hari di habiskan bersama, hingga menimbulkan perasaan cinta yang baru mereka sadari saat ini.
Atau salahkan Wook yang tidak peduli dengan perasaan kekasihnya yang dia tinggalkan.
Wook akhirnya pulang ke Korea dengan wajah yang bersemangat, ingin segera menjumpai gadis cantik yang sudah lama dia tinggalkan. Bagaimana kabarnya sekarang, apakah dia akan menerima lamarannya saat ini juga.
Dengan langkah ringan, Wook menuju rumahnya Sandara. Rasa rindunya terus meronta-ronta ingin segera keluar dari dadanya. Tapi apa yang dia lihat di hadapannya benar-benar menghancurkan harapannya ketika sosok Sandara yang sedang berdiri di taman belakang rumahnya sedang dipeluk mesra oleh Han, sahabatnya sendiri. Mereka berdua seperti menikmati waktunya tanpa tahu ada tangan yang tiba-tiba mencekal leher Han dan menyeretnya dari hadapan Sandara.
Dengan amarah karena dikhianati dua orang terpenting dalam hidupnya sekaligus, Wook membabi buta memukuli wajah Han sampai berdarah. Dia tidak ingin mempercayai semua ini, tapi matanya sendiri yang membuka semua pengkhianatan mereka.
Serpihan itu tidak bisa disatukan lagi, apapun yang dijelaskan Sandara dan Han tidak akan bisa lagi mengembalikan kepercayaan pada mereka. Wook terluka dan kecewa dengan Han yang telah mencuri kekasihnya. Dia melempar cincin yang semestinya berada di jari Sandara beberapa saat lalu. Dia pergi, meninggalkan mereka dan tidak pernah kembali.
Butuh waktu untuk Sandara dengan perasaan bersalahnya melupakan Wook, dan kemudian menerima Han sebagai suaminya. Dan Han yang telah menghancurkan persahabatan mereka tidak bisa lagi membangun jembatan untuk membawa kembali sahabatnya.
Dua tahun berlalu, Wook akhirnya menerima perjodohan dengan Park Min Young, ibu Lisa. Tidak mudah untuk Min Young mendapatkan hatinya karena Wook masih belum bisa melupakan cintanya pada Sandara. Dan Lisa pun lahir, perlahan Wook mulai membuka hatinya terhadap kelembutan dan perhatian Min Young. Wook sangat menyayangi Lisa. Bayi cantik itu telah membuatnya kembali menatap dunia nyata yang sempat ditinggalkannya.
...
Jungkook menatap kosong ruang kerjanya, menghela napas beberapa kali. Sampai akhirnya dia berdiri, lalu melangkah keluar dari tempat itu.
Ruang kerjanya ayahnya yang sangat elegan dan besar ini, tidak pernah tersentuh lagi oleh Jungkook sejak dia pergi ke Jerman. Kini dia duduk kembali di ruangan ini dengan terpaksa.
"Ada apa? aku senang kau mau masuk ke ruangan ini lagi."
"Aku ingin makan siang bersamamu..."
...
Di cafe yang tidak jauh dari gedung perusahaan tuan Jeon, dua laki-laki tampan yang berbeda generasi itu duduk berhadapan. Tuan Jeon menyeruput kopi kentalnya perlahan, masih ada kecanggungan diantara mereka. Seandainya Jungkook tidak membutuhkan sesuatu dari ayahnya saat ini, dia mungkin sudah pergi dari tempat ini.
Tuan Jeon mencairkan suasana dengan bertanya lebih dulu.
"Bagaimana proyek yang sedang kau kerjakan dengan Jin?"
"Apa kau mengenal tuan Lee Dong Wook?" Jungkook benar-benar mengabaikan pertanyaan ayahnya.
Tuan Sung terlihat menghela napas, dia meletakkan cangkir kopi yang dipegangnya diatas meja.
"Apa hubungannya denganmu?"
"Aku mencintai putrinya ayah."
...
KAMU SEDANG MEMBACA
"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"
Storie d'amoreMereka memang bukan Romeo dan Juliet dan tidak akan berakhir seperti mereka..."Love is never end..."