Lisa membuka matanya, melihat jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi. Dia sebenarnya masih ingin berlama-lama di atas ranjang dengan laki-laki yang sekarang masih memeluknya . Lisa memandangi wajah Jungkook yang terlihat masih damai dalam tidurnya. Laki-laki ini, kenapa Lisa bisa jatuh dalam pesonanya. Semakin lama dia bersamanya, semakin membuatnya yakin dengan perasaannya. Lisa ingin bersamanya, selamanya.
Mungkin benar apa yang dikatakan Jungkook semalam, bahwa Lisa telah menjadi anak nakal karena meninggalkan rumah dan kabur bersama orang lain. Dia benar-benar tidak bisa mencari jalan lain untuk menghentikan perjodohannya. Apalagi dengan Sehun yang membuatnya takut dengan sikapnya.
Dia berharap ayahnya menyadari bahwa Lisa sudah bisa menentukan hidupnya sendiri. Tapi mengingat apa yang diceritakan Jungkook tentang masa lalu ayah mereka, sepertinya mustahil untuk mendapat restu dari ayahnya. Yang penting sekarang dia bisa bersama Jungkook, bisa melihatnya, bisa menyentuhnya karena dengan semua itu dia benar-benar mendapatkan kedamaian dalam hatinya.
Kakinya sudah menapak di lantai, sedikit merenggut melihat pakaian dan pakaian Jungkook yang berserakan. Sepertinya dia harus membereskan dulu sisa-sisa pergulatannya semalam dengan Jungkook setelah itu baru dia bisa mandi dengan tenang.
Jungkook mendapati Lisa berada di dapur dengan handuk yang masih membungkus kepalanya, gadis itu sedang memasak sesuatu untuk sarapan mereka. Hidungnya mencium wangi masakan, Jungkook lalu duduk di meja makan memperhatikan Lisa tanpa mengganggunya.
Lisa hendak meletakkan hasil masakannya di meja, dia kaget melihat Jungkook sudah duduk manis sambil senyum-senyum.
"Aku pikir kau masih tidur..."
"Aku lapar..." Jungkook memperhatikan masakan Lisa yang sudah berada di meja makan. Pasta dengan daging keju, beberapa lembar roti bakar, dua gelas susu putih ditambah senyum manis dari Lisa. Ah sarapan yang menggiurkan bukan.
Lisa menyentuh rambut Jungkook yang masih basah, kemudian mengambil handuk dari kamar. Jungkook membiarkan rambutnya dikeringkan Lisa, dia mengambil pasta dan roti bakar lalu diletakkan di piringnya, kemudian menyendokkan pasta ke mulutnya.
"Aku akan pergi menemui kakakku, apa kau ingin ikut?" Tanya Jungkook sambil mengunyah.
"Aku disini saja...aku ingin membereskan tempat ini." Lisa duduk di sebelah Jungkook, mulutnya terbuka menerima suapan yang diberikan Jungkook.
"Jangan keluar dari apartmen sebelum aku datang oke..."
Lisa mengangguk, melanjutkan sarapannya dengan lahap.
Ponsel Jungkook bergetar di saku celananya. Panggilan dari Taehyung, dia menekan tombol hijau sambil melihat Lisa yang sedang fokus makan.
"Ya, dia aman bersamaku..."
"Berikan ponselmu padanya, aku ingin bicara dengannya."
Jungkook mendekatkan ponselnya pada Lisa, memberi tanda untuk bicara dengan orang yang menelponnya.
"Halo..."
"Lisa...kau baik-baik saja?"
"Tae, aku tidak apa-apa. Bagaimana dengan ibu?"
"Bibi menangis semalaman, bukan karena kau kabur tapi karena amarah paman yang meledak tadi malam..."
Lisa menghela napas, dia hampir melupakan ibunya yang pasti cemas memikirkannya.
"Maafkan aku...aku..."
"Aku mengerti...jangan khawatirkan bibi, dia akan baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
"NOT THE ROMEO AND JULIET STORY"
RomanceMereka memang bukan Romeo dan Juliet dan tidak akan berakhir seperti mereka..."Love is never end..."