Mentari pagi merasuk ke celah-celah gudang kosong yang ditempati ibu dan anak yang malang. Setelah semalam sang anak disiksa oleh sang ayah. Jennie terbangun dari tidurnya karena sinar mentari masuk ke retina mata kucingnya. Sedangkan Taehwa, ia menggeliat layaknya ulat, entahlah ia merasa ia sepertinya malas untuk ke sekolah. Ia merasa tubuhnya remuk setelah insiden penrajaman yang terjadi pada dirinya juga sang ibu yang ditampar oleh sang ayah.
"hei, sayang bangun ini udah jam berapa kamu nggak sekolah?" Tanya sang ibu hati-hati. Ia tahu jiwa anaknya terguncang karena beberapa kali mendapat ketidakadilan di sekolah, dampaknya itu berimbas ketika ia di rumah seperti semalam contohnya.
'Bagaimana Taehwa sekolah, kan Taehwa nggak punya baju?' Jennie terenyuh mendengar pernyataan yang ia tulis di catatan Taehwa. Ia sanksi kepada dirinnya sendiri yang tidak bisa membahagiakan Taehwa. Ia mersa gagal sebagai seorang ibu . Tak lama kemudian, ia teringat dengan apa yang dierjakannya semalam. Ia telah menjahit baju Taehwa guna ia bisa pergi ke sekolah. Ia segera mengambil baju yang semalam ia jahit, untuk ia berikan kepada Taehwa.
"Kamu tenang aja, kamu bisa ke sekolah kok, eomma telah menjahitkan kamu baju. Ya sebenarnya, ini baju lama kamu sih. Maaf kan eomma ya, yang belum bisa membelikan kamu seragam sekolah. Uang eomma sudah habis untuk membeli bahan masakan, karena appa mu sudah tidak bekerja lagi. Wajar saja appa tidak punya uang. Dan satu lagi, ibu harap.. kamu memaklumi sifat appamu, ya? Eomma yakin appa hanya lelah saja. Dan asal kamu tahu appa itu adalah appa yang terbaik, appa mu rela dipecat demi membiayai kamu. Eomma ingin kamu selalu menghormati appa, ya! Bagaimanapun juga ia adalah ayahmu. Taehwa paham?"
Taehwa kembali menulis di catatannya.
'eomma nggak perlu khawatir. Taehwa janji akan selalu menghormati dan menyayangi appa. Taehwa yakin suatu hari nanti appa akan sayang pada Taehwa, appa akan membacakan dongeng tidur seperti appa yang lain, appa akan mengajak Taehwa bersepeda, appa akan memeluk dan mencium kening Taehwa saat berangkat sekolah, appa akan mengantar Taehwa sembari menghibur Taehwa di sepanajang perjalanan, dan Taehwa juga yakin suatu saat appa tidak jijik melihat Taehwa lagi'
Jennie kembali terharu mendengar pernyataan Taehwa. Ia bangga memiliki anak sebaik Taehwa. Terkadang ia mempertanyakan dari apakah hati Taehwa dibuat?. Dan juga ia selalu bertanya-tanya kenapa Taehyung membenci anak sepintar dan sebaik Taehwa?.
"sudah, ya. Taehwa buruan siap-siap takutnya Taehwa telat ke sekolah!"
Jennie menghiraukan pertanyaan yang tadi sempat terlintas di pikirannya tersebut. Sekarang ia harus bersiap-siap untuk mengantar Taehwa ke sekolah.
***
Sementara itu seorang ayah sedang merapikan rambut anaknya. Ia merupakan pindahan dari Daegu yang pindah ke seoul untuk mengurus beberapa pekerjaan. Ia telah tinggal di seol selama 1 tahun. Hari ini adalah hari pertama anaknya masuk sekolah. Ia segera mempersiapkan seluruh keperluan sang anak. Sedangkan sang istri kini tengah sarapan di meja makan.
"Appa, apakah teman-teman disana baik-baik?" Tanya si anak perempuan yag kini rambutnya sedang dikepang ayahnya.
"Tentu saja sayang, siapa yang akan mengganggu tuan putri appa. Jika mereka mengganggu putri appa, appa tidak segan untuk mengubahnya menjadi katak" sontak anak itu tertawa mendengar lelucon anaknya.
"Sudah, ayo kita sarapan. Mama sedang menunggu kita di ruang makan nanti kita terlambat"
Mereka berjalan menuju ruang makan.
"Selamat pagi, eomma" sapa anak itu pada ibunya. Ia segera duduk di kursi samping ibunya.
"Selamat pagi, sayang" balas wanita yang bernama Nancy itu sembari mengecup kening putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGIVE ME, APPA S1 [TAMAT] || S2 On Going
Fanfiction[C O M P L E T E D] " aku membencinya! bukan! aku sangat sangat membencinya." " bayangkan saja, disaat engkau menanti sesuatu dengan jangka waktu yang lama, sesuatu yang kau idam-idamkan, dan sesuatu yang sangat berharga tentunya. tapi bisaka...