"Nak, kamu sudah bangun?" Tanya Jennie yang baru tersadar dari tidurnya karena Taehwa membuka matanya.
"Kamu mau apa, sayang? Hmm" Jennie menggenggam tangan Taehwa hangat seraya mengusap rambutnya.
Lantas anak itu menggeleng, hanya saja airmata terus keluar dari matanya.
"Kamu kenapa, nak?" Jennie semakin penasaran dengan Taehwa yang masih menangis.
Dengan pelan anak itu menulis sesuatu di note kecilnya.
'Eomma, Taehwa kangen appa'
Jennie menatap anak itu miris. Anak ini begitu merindukan Taehyung. Ikatan anak dan ayah tidak pernah bisa dipisahkan. Tidak ada namanya mantan ayah dan mantan anak.
Jennie jadi menangisi kebodohannya. Coba saja Jennie menuruti permintaan Taehwa untul tetap tinggal dengan Taehyung.
Tapi semua perlakuan buruk Taehyung pada Taehwa membuat Jennie sangat membenci Taehyung.
Kalaupun jika Taehyung memintanya untuk kembali, pasti akan ia tolak mentah-mentah. Hati Jennie terlalu sakit untuk memaafkan dan menerima Taehyung kembali.Jennie masih bingung, dimana ia akan tinggal sekarang. Ia tidak mempunyai uang lagi. Bahkan untuk makan Jennie harus pandai-pandai mencari pekerjaan.
Jika kalian bertanya dimana Taeyong? Lelaki itu mengurus administrasi perawatan Taehwa. Jennie awalnya menolak, karena ia sudah banyak merepotkan lelaki itu.
Tapi entah kenapa, laki-laki itu tetap bersikukuh membantunya? Jika dia memang malaikat yang dikirim tuhan untuk membantu ia dan Taehwa maka Jennie akan bersyukur akan hal itu, karena pria ini memang sungguh baik. Jarang ada anak muda sepertinya. Semoga dugaan Jennie memang benar bahwa dia memiliki sikap yang baik, karena Jennie takut kebanyakan cowok sepertinya punya maksud tersendiri.
Sore hari, dokter sudah menganjurkan Taehwa untuk pulang. Mereka bersiap-siap untuk meninggalkan rumah sakit ini.
"Rumah kalian dimana? Biar saya antar kalian pulang" Jennie tersenyum getir seraya menggeleng.
"Kami tidak punya rumah" Jawab Jennie singkat.
Shock?!
Tentu saja Taeyong merasakannya. Ternyata dugaan Taeyong selama ini benar, bahwa wanita ini memiliki masalah pribadi dengan suaminya. Dan ia yakin pasti wanita ini habis diusir dengan suaminya.
Jika saja Taeyong bertemu dengannya, jangan salahkan Taeyong jika wajah suaminya akan babak belur. Pria itu benar-benar tega pada istri dan anaknya.
"Bagaimana kalau kau tinggal di apartmentku untuk sementara waktu" Jennie menggeleng kuat "terima kasih atas tawarannya, tapi saya tidak bisa tinggal di apartment kamu"
"Kenapa?"
"Kamu sudah banyak membantu saya, saya tidak tahu lagi harus membalas kebaikan anda dengan cara apa. Lagian, saya masih bisa mencari tempat yang layak untuk kami tempati" Jennie mengangkat Taehwa, karena sedari tadi anak itu masih lemas.
Taeyong melirik Taehwa kemudian" nggak apa-apa. Apa noona nggak kasihan dengan anakmu? Dia masih lemas. Aku takut kondisinya menurun lagi seandainya anda memilih mencari tempat tinggal. Saya mohon tinggal ya di apartment saya?" Yang dikatakan Taeyong amat benar. kalau dipaksakan berjalan lagi Taehwa tidak akan mampu. Jadi apa salagnya Jennie menerima permintaan Taeyong? Ini benarkan?
Akhirnya Jennie mengangguk. Taeyong bahagia akan hal itu. Ia segera mengajak Jennie dan Taehwa masuk ke dalam mobil untuk menuju apartmentnya.
Setelah sampai di apartmentnya, Taeyong merasa ada yang berbeda. Mobil itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGIVE ME, APPA S1 [TAMAT] || S2 On Going
Fanfiction[C O M P L E T E D] " aku membencinya! bukan! aku sangat sangat membencinya." " bayangkan saja, disaat engkau menanti sesuatu dengan jangka waktu yang lama, sesuatu yang kau idam-idamkan, dan sesuatu yang sangat berharga tentunya. tapi bisaka...