Kini mobil yang dikendarai Bobby telah sampai ke depan rumah yang tak lain tak bukan rumah Taehyung.
Setelah asik menghabiskan waktu untuk belanja dan bermain di wahana permainan, Bobby mengantarkan Taehwa dan Jennie pulang karena ini sudah hampir pukul 9 malam.
Tampaknya mereka benar-benar menikmati liburan mereka sampai- sampai lupa waktu.
Jennie dan Taehwa turun dari mobil kemudian menghampiri Bobby dan Yuna yang berada di depan "terima kasih ya, Bobby. Kami bahagia sekali hari ini. Iyakan, Taehwa?"
Taehwa mengangguk antusias. Yang dikatakan ibunya sangat benar. Seumur-umur ia tidak pernah diajak Taehyung bermain di timezone. Taehyung beralasan bahwa ia tidak punya uang untuk menuruti keinginan anak itu.
"Sama-sama, Jennie. Aku juga senang, selama ini Yuna selalu merasa kesepian. Tapi semenjak bertemu dengan Taehwa Yuna tidak pernah merasa kesepian lagi" respon Bobby dengan senyum manisnya. Jennie sempat terpesona oleh senyum Bobbya. Namun segera ia buang pikiran itu jauh-jauh. Walaupun Bobby tampan, tapi menurut Jennie suaminya lah yang tampan. Jennie sangat menyayangi Taehyung. Maka dari itu, ia tidak akan menjatuhkan hatinya pada pria lain.
"Ngomong-ngomong, dimana istrimu? aku tidak pernah melihatnya. Akan menyenangkan jika kau memperkenalkanku padanya, kuharap kita bisa berteman baik" sontak wajah Bobby berubah darstis. Enath kenapa setiap membicarakan istrinya, emosi Bobby mulai bangkit. Bagaimana tidak selama 3 hari ini Nancy jarang pulang ke rumah. Ia beralasan ia sangat sibuk di kantor. Padahal setau Bobby Nancy tidak akan pernah mengurusi pekerjaannya sendirian karena biasanya ia akan menyerahkan pekerjaannya pada bawahannya. Hal ini tentu berimbas pada Yuna. Anak itu sering menanyakan ibunya. Ia sangat rindu dengan ibunya. Selama ini Yuna hanya ditemani ayahnya. Ibunya selalu sibuk. Pernah Bobby menjumpai Yuna tenganh menangis di kamarnya sembari memanggil-manggil nama Nancy. Ia ingin dibacakan dongeng sebelum tidur oleh ibunya. Namun itu semua tidak pernah ia dapatkan.
"Eh-ehm istriku sedang bekerja. Akhir-akhir ini ia selalu sibuk, itulah sebabnya ia pulang malam bahkan tidak pulang" jawab Bobby seadanya.
"Sayang sekali, Yuna jadi kesepian" Jennie turut prihatin, masih ada ibu yang masih tidak perduli dengan anaknya. Ya walaupun begitu, Jennie sadar kehidupannya sebelas duabelas dengan kehidupan yang dijalani mereka. Jennie tahu bahwa selama ini anaknya tidak pernah mendapat kasih sayang dari seorang ayah.
"Sudahlah kenapa jadi mellow begini. Masuklah Jen! Ini sudah malam kasihan Taehwa dia pasti ngantuk. Oh ya, aku titip salam untuk suamimu, karena waktu itu aku belum sempat berkenalan dengan suamimu. Siapa namanya?"
"Kim Taehyung" jawab Jennie dengan bangga.
"Ah baiklah, kalau begitu aku pulang dulu. Aku takut istriku sudah pulang. Bye" mobil Bobby segera melenggang dari rumah Jennie. Sedangkan Jennie, ia dan Taehwa berjalan masuk ke rumah.
Rumah Jennie begitu gelap dan sepi. Sepertinya Taehyung kembali sehingga, Jennie bisa bernapas lega kali ini. Ia tidak bisa bayangkan jika Taehyung tahu bahwa ia baru pulang pukul 9 malam.
"Udah senang-senangnya?"
Sepertinya harapan Jennie kini pupus ketika mendengar suara bariton itu berucap tegas dan penuh penekanan.
"Ta-taehyung?" Jennie mengeratkan genggamannya dengan Taehwa. Karena ia yakin mereka telah mengundang kemarahan Taehyung sehingga, ia yakin mereka tidak akan selamat dari kemarahan Taehyung.
"Kenapa? Iya! Ini aku Taehyung. Bukannya tadi kamu ijin sama aku buat belanja, ya? Kok baru pulang dari jam segini? Kelayapan sama cowok lain?" Sontak Jennie terkejut, darimana Taehyung tahu bahwa ia dan Taehwa habis bersenang-senang dengan Bobby dan Yuna.
Tapi tunggu!
Kenapa Taehyung bisa ada ada di wahana permainan sehingga ia melihat Jennie dan Taehwa sedang bermain bersama Bobby? Bukankah hari ini Taehyung ijin untuk kerja.
Ngomong-ngomong soal kerja, Taehyung sudah bekerja kembali, walaupun statusnya masih karyawan. Syukurlah, setidaknya gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"AKU TIDAK MENYURUH KALIAN DIAM! JAWAB AKU!"
"Sebenarnya, k-kami habis diajak Bobby untuk pergi ke timezone. Karena waktu aku pingsan Bobby yang menyelamatkanku. Dan sebagai gantinya ia memintaku ikut bersamanya ke timezone. Tapi sungguh! Aku tidak macam-mam padanya, Tae"
"Ck! Omong kosong! Tidak ada macam-macam?! Naik kuda bersama sembari tertawa bahagia, itu bukan macam-macam?! Sadar Jennie! Kau itu sudah punya suami! Begitupula dengannya, ia juga sudah memiliki seorang istri! Entah apa yang akan orang bilang, bahwa istriku diajak jalan-jalan oleh suami orang lain! Tidakkah kau malu Jennie!? Orang-orang akan mengatakan bahwa kau murahan! Oh, Jennieeee---aku malu punya istri sepertimu" bentak Taehyung frustasi.
Jennie meneteskan airmatanya. Apa yang Taehyung katakan tadi? Dia berkata bahwa Jennie murahan, dia juga berkata bahwa ia malu punya istri seperti Jennie. Sadarkah ia mengatakan semua itu tanpa tahu bahwa hati Jennie telah tersakiti oleh kata-kata Taehyung yang menusuk?
"Cukup, Tae! Kau tidak bisa berkata seperti itu padaku! Asal kau tahu? selama ini aku berusaha bersikap sabar atas tindakanmu yang kelewatan. Aku juga berusaha untuk selalu menyayangimu! Tapi, apa? Kau mengatakan hal keji itu padaku?! Kau menuduhku! Bukankah selama ini kau tidak pernah mengajak Tehwa untuk pergi ke wahana!? Dan ya, satu lagi! Aku harus mengatakan ini---" Jennie menjeda kalimatnya menarik napasnya dalam kemudian melanjutkan perkataannya.
"Kau selingkuh, kan!?"
Jleb
Taehyung begitu terkejut. Bagaimana Jennie tahu bahwa selama ini Taehyung bermain di belakang wanita itu.
Sejenak Taehyung terdiam, Taehyung masih setia bergelut dengan pikirannya.
Bagaimana Jennie tahu?
Jennie yang melihat itu mengeluarkan smirk yang baru ia perlihatkan. Bersamaan dengan airmata yang terus jatuh dari matanya. Kesal, dendam, amarah dan sakit semua rasa itu menjadi satu mengoyakkan hatinya.
"Kau mau tahu, darimana aku mengetahuinya?" Jennie mendekati Taehyung.
"Kau ingat jaketmu yang kau lemparkan ke wajahku waktu itu? Aku menyadari aroma jaket itu bukan berasal dari parfum-mu. Dan juga ada noda lipstick disana. Seingatku aku tidak pernah menggunakan lipstik bewarna velvet sebelumnya"
Kali ini Taehyung benar-benar gegelagapan. Kenapa ia bisa seceroboh ini?
"Kenapa diam, Tae!? Kenapa diam!? Jawab aku! Siapa perempuan itu!?"
Taehyung mengerang frustasi, segera ia menghempaskan tangan Jennie yang sempat bertengger di bahunya.
"Kalo iya, kenapa?!! Aku memang selingkuh!! Dan asal kau tahu? Bahwa dia wanita yang senpurna! Tidak sepertimu! Dia lebih hebat dan lebih mapan darimu yang tak ubahnya hanya seorang wanita udik! Aku yakin jika aku menikah dengannya, ia akan memberiku keturunan yang lebih baik dan tidak cacat seperti dia!" Taehyung menunjuk Taehwa yang kini tengah terisak di pinggang ibunya. Kejam sekali ayahnya. Apakah ia tidak pantas untuk disayangi. Kenapa ia harus dilahirkan kalau begitu.
"Dan satu lagi, kau ingin tahu kan siapa dia? namanya Nancy, seorang wanita cantik dan kaya. Oh, kau tahu Jennie? aku tidak sabar untuk memilikinya seutuhnya dan aku juga tidak sabar menanti saat itu tiba. Saat dimana aku akan menikahinya dan menceraikanmu!!" Taehyung meninggalkan Jennie yang kini mengangis pilu.
Taehwa tidak ingin melihat ibunya sedih. Ia segera menghapus airmata Jennie sembari menggeleng mengisyaratkan agar ibunya tidak menangis.
Jennie terharu melihat perlakuan Taehwa. Segera Jennie peluk Taehwa sembari terisak bersama.
Aku nggak bisa berkata apa-apa lagi aku cukup terharu saat mengetiknya.
Jangan lupa tinggalin jejak!
Maaf jika ada typo
See you in the next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGIVE ME, APPA S1 [TAMAT] || S2 On Going
Fiksi Penggemar[C O M P L E T E D] " aku membencinya! bukan! aku sangat sangat membencinya." " bayangkan saja, disaat engkau menanti sesuatu dengan jangka waktu yang lama, sesuatu yang kau idam-idamkan, dan sesuatu yang sangat berharga tentunya. tapi bisaka...