bagian 3

3K 328 168
                                    

"Dibiayai sekolah mahal-mahal, bukannya sekolah malah keluyuran! Dasar anak tidak tau diuntung! Ini lagi-" mata Taehyung melirik baju seragam Taehwa.

"Kenapa kamu coret!? Udah merasa kaya!? Kau tahu, biaya baju seragam itu mahal! Enak aja di coret-coret! Setelah ini aku tidak perduli lagi denganmu! Bagaimana kau mau sekolah jika tidak ada baju!? Jangan salahkan aku, jika aku tidak akan membelikanmu baju lagi!? Aku sudah dipecat! Kau tahu!? Dan ini semua karena siapa? Karena KAU! PAHAM! SEKARANG IKUT AKU!" Taehyung mencengkram tangan Taehwa. Tubuh Taehwa  sudah merosot di lantai karena ia cambuk habis-habisan.

Taehyung membawa Taehwa ke kamar mandi. Ia mendudukan Taehwa di kloset kemudian ia menghidupkan shower dan langsung membasahi tubuh Taehwa.

"A-ppa d-ddingin..appa..maaf..maaf..a-ppa..eo-mma tolong Tae..eo-mma" kata kata itu hanya bisa ia ucap kan dalam hati.

"Selamat menikmati hawa dingin disini. Aku tidak akan membukakan pintu ini hingga besok pagi. Aku ingin lihat apakah kau akan menyesali perbuatanmu itu" ucap Taehyung sembari menunjukkan smirknya.

"KAU KETERLALUAN!" Pekik Jennie dari kejauhan. Ia segera menghampiri Taehyung tergesa- gesa. Ia segera menggendong Taehwa yang sudah lemas di kamar mandi.

PLAKKKK

Tamparan keras mendarat di pipi Taehyung. Mata Jennie sudah berkaca-kaca di dalam mata kucing nan indah itu, tersimpan amarah yang memuncak untuk pria di depannya ini.

"Ayah macam apa kau!? Kau tega memperlakukan anakmu seperti ini! Sadar Tae! Anakmu manusia bukan hewan yang bisa kau siksa seperti tadi! Apa kau bisa tolerir jika terjadi sesuatu pada Taehwa!? Bisa, huh!?" Taehyung hanya diam, sesekali ia menatap Taehwa tajam.

"Seharusnya sebagai ayah kau bisa menjadi panutan! Sebagai ayah kau bisa menanyakan baik-baik padanya! Kenapa kau tidak melakukan itu!? Kenapa!? Tae dia anakmu, walaupun dia memiliki kekurangan tapi dia tetap darah dagingmu. Ikatan anak dan ayah tidak bisa diputuskan, sekali pun kau berusaha keras untuk itu! Tidakkah kau tahu Taehwa selalu menyayangimu! Tidak pernah sekalipun ia membencimu! Tapi apa balasan yang dia terima!? Dia dicambuk, diabaikan, disiksa, dimaki. Aku yakin sebenarnya, bukan Taehwa yang binatang, tapi KAU!! Bagaimana kalau aku menyiksamu seperti Taehwa tadi apa kau akan terima!? Kau manusia terbejad yang aku temui! Oh, ya jika kau melakukan ini sekali lagi, aku tidak punya alasan lain untuk meninggalkanmu"

Cukup! Taehyung sudah muak mendengar ceramah istrinya.

PLAKK

Taehyung menampar Jennie. Sontak membuat Taehwa memeluk leher ibunya. Bentakan ayahnya kali ini membuatnya takut. Taehwa tidak bisa melihat Jennie disakiti. Ia menangis di pelukan Jennie. Ia sadar karenanya lah Jennie dan Taehyung bertengkar.

"Cukup! Jennie! Anak sama istri sama! Aku udah muak sama sikap kamu yang terus membela anak cacat ini! Aku cinta kau Jennie, tapi kenapa kau selalu memojokkanku seakan-akan aku yang bersalah. Dan ini semua terjadi karena anak SIALAN ini kan!? Sudah cukup aku sabar! Kalau kamu terus bela anak ini, aku juga nggak segan buat tinggalin kamu! Sadar Jennie, selama ini kau bisa merasa jadi orang kaya gara-gara siapa!? Aku! Jadi aku bisa dengan mudah nelantarin kamu karena kamu itu hanyalah gadis miskin yang beruntung karena dinikahin sama aku! Kamu tuh gak guna jadi istri! Kamu nggak bisa kasih aku keturunan! Aku ingin anak normal Jennie, bukan anak cacat sepertinya! Aku jadi nyesel milih kamu ketimbang keluarga aku, seharusnya aku tinggalin kamu dari anak ini lahir!" Taehyung meninggalkan Jennie yang membeku bak ditimpa ribuan batu kala mendengar cacian pedas suaminya. Ia pikir Taehyung merupakan pria baik sehingga Jennie menerima lamarannya waktu itu. Tapi ternyata, Taehyung juga sama seperti lelaki lain. Sama-sama egois!.

Taehyung kembali menghampiri Jennie.

"Hari ini kalian tidur di gudang! Karena aku tidak ingin hari ini mood ku hancur ketika melihat kalian di pagi hari!" Ia berlalu ke kamarnya dan menutup pintu keras.

FORGIVE ME, APPA S1 [TAMAT] || S2 On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang