Alice POV
AKU hanya bisa mematung di dekat tangga bersama Catherine ketika Bryan tiba-tiba beradu hantam dengan si berandalan Andrew yang entah kenapa juga ada di sekolah malam-malam begini.
"Heh!" Gwen berseru sambil menarik Bryan mundur. "Lo mau bikin kita ketahuan atau gimana?"
"Dia duluan yang mulai!" Ia mengadu seperti anak kecil.
"Enak aja! Lo, kali, yang mulai duluan! Gue nggak ngapa-ngapain, lo tarik-tarik kayak kucing!" Andrew tak mau disalahkan.
"Siapa suruh coba, lari-lari kayak maling? Lagian, lo ngapain di sekolah malem-malem gini? Mau nyolong, ya?"
"Enak aja nyolong! Kayak lo kagak salah aja!"
"Udah! Stop!" Catherine mendekati kedua cowok dengan tinggi di atas rata-rata itu. "Kamu, kok, di sini juga, Ndrew?"
"Udah jelas, kan?" Sahutnya sambil mendengus angkuh. "Gue mau nyelidikin kasus Fellicia."
Ternyata dia memiliki tujuan yang sama dengan kami semua.
"Halah... apa lo bisa?" Bryan memulai lagi.
"Pilih diem atau gue santet?" Ancam Gwen sambil menarik kerah Bryan lebih kuat lagi.
Cowok itu langsung diam dan melepaskan diri dari cengkeraman Gwen yang masih melotot garang. Ia mendengus kesal, lalu melengos kesal. Ternyata Gwen adalah sosok yang paling berkuasa di sekolah sekaligus panti asuhan ini.
"Oh..." Catherine bergumam. "Sama, dong." Sambungnya sambil tersenyum manis. "Kenapa nggak gabung kita aja?"
"Eh... Nggak usah! Ngapain juga lo ngajakin berandalan kayak dia buat gabung?! Yang ada malah jadi beban, ntar!" Bryan menolak mentah-mentah sambil melotot ke arah Joshua, seperti mengadakan komunikasi tidak langsung yang melibatkan isyarat.
"Bukannya nggak setuju sama lo, Cath. Tapi... di sini udah ada monster. Nggak perlu nambah satu lagi! Kebanyakan, broh." Sam ikut campur.
"Monster?" Gumamku.
"Iya, monster. Tuh!" Sam menunjuk ke arah Gwen, dan langsung disambut dengan pelototan ekstra seram ala Sadako di film The Ring.
Seketika itu juga, ia meloncat ke belakang tubuh tinggi Joshua.
"Hih! Apaan, sih! Dasar homo!" Joshua berteriak sebal sambil menepis tangan Sam dari bahunya.
"Nggak apa-apa, dong? Why not? Kita, kan, juga lagi nyelidikin hal yang sama." Catherine mengangkat bahu, mengabaikan drama absurd Joshua dan Sam.
"Er... bukannya gitu, Cath." Joshua mencoba menerangkan. "Lo inget, kan, apa yang terjadi di 'insiden itu'? Jadi... dia sama dia nggak bakalan bisa akur." Ia menunjuk Andrew dan Bryan secara bergantian. "Dan kita nggak punya waktu buat ngurusin kedua makhluk ini seharian, kan?"
"Ge-er amat lu!" Andrew menyalak. "Gue juga nggak mau gabung sama bocah-bocah ingusan kayak kalian." Gwen langsung mendengus, membuat Andrew mengoreksi perkataannya, "Berbahagialah karena lo nggak gue masukin ke tim mereka, Gwen."
Setelah menyelesaikan kalimatnya, ia langsung turun lewat tangga, melewatiku begitu saja. Aku hanya bisa menatap tubuhnya yang kemudian menghilang di balik tikungan tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Terror of the White Mask
Misterio / SuspensoCompleted. #13 in pembunuhan (10 Mar 2022) [WARNING: Mengandung kata-kata umpatan dan adegan kekerasan yang kurang sesuai untuk anak-anak] Sebuah panti asuhan elit di kota Jakarta. Di situlah kasus-kasus mengerikan terjadi. Di sekolah yang dibangun...