Be With You

570 48 0
                                    

Langit biru dan angin terasa sejuk pagi ini. Daun-daun menguning dan berguguran karena tertiup angin. Sophia membawa beberapa kantong plastik dan berjalan kembali ke apartemen. Ia baru saja berbelanja di dekat apartemen Aria. Kemarin, ia sempat melihatnya saat datang, sehingga pagi ini ia memutuskan untuk berbelanja setelah mengetahui tidak ada apapun di dalam lemari pendingin Aria, kecuali air mineral.

Sophia membuka pintu setelah menekan 6 angka password yang ternyata adalah tanggal lahirnya. Aria masih belum bangun. Sophia lalu mulai menyiapkan makanan dan kopi untuk sarapan Aria.

"Kamu masak apa, Phi?" Aria tiba-tiba muncul dan langsung menghampiri Sophia yang masih memasak sayuran.

"Masakin kamu biar kamu makan masakan sehat." Sahut Sophia.

Aria tersenyum. Ia tentu saja bahagia karena ini adalah pertama kalinya ada seseorang yang menyiapkannya sarapan saat dia berada jauh dari rumah.

"Baiklah, aku mandi dulu." Ia lalu berjalan menuju kamar mandi. Dan Sophia masih melanjutkan kegiatan memasaknya.

Aria keluar dari kamar dengan mengenakan kemeja putih. Ia tampak rapi dan tampan, menurut Sophia saat melihatnya. Hari ini Aria harus masuk kerja, karena ia tidak sempat mengajukan cuti untuk menemani Sophia dan Sophia memakluminya.

Wajah Aria sumringah saat ia melihat di meja makan ada makanan yang jarang sekali ada. Sepiring tumis sayuran dan omelette, juga secangkir kopi hitam yang masih mengepulkan asap putih tipis.

"Rasanya masih kaya mimpi. Ada yang menyiapkan sarapan hari ini." ucap Aria saat melihat meja makannya dipenuhi makanan.

Sophia tersenyum. Ia lalu mengambil kursi di depan Aria. Sophia mengambilkan nasi untuk Aria dan meletakkannya di depan Aria. "Makanlah sayuran yang banyak. Aku tahu kamu jarang memakannya."

Aria nyengir mendengarnya. Ia lalu mengambil sayuran dan omelette.

"Aku juga sudah menyiapkan bekal makan siangmu." Sophia menunjuk pada kotak makanan yang ada di sudut meja.

"Terima kasih, Phi." Balas Aria seraya menyendokkan makanan ke mulutnya. Ia makan dengan lahap seperti biasanya saat Sophia memasak untuknya.

"Hari ini kamu mau ke mana?" tanya Aria.

"Mau ke Gyeongbokgung Palace, Cheonggyecheon Stream, kalau masih ada waktu mau ke Bukchon Hanok Village." Jawab Sophia dengan antusias. Ia sudah mencari-cari di internet kemarin tempat-tempat yang bisa dikunjungi.

Aria lalu berjalan menuju kamarnya dan ia kembali sembari membawa kartu T-Money. "Ini bisa kamu pakai untuk naik Metro."

Sophia menerimanya. "Thanks."

Mereka lalu melanjutkan sarapannya.

-00-

Langit tidak terlalu cerah pagi ini, bahkan cenderung mendung. Renno mendongak pada gedung berlantai 3 di depannya. Ia mencoba untuk meyakinkan dirinya untuk masuk ke dalam dan mendapatkan keinginannya. Ia harus mendapatkan pekerjaan ini agar ia bisa berdiri di depan Sophia dengan bangga. Ia tidak ingin berlama-lama menjadi penyanyi dari satu kafe ke kafe yang lain tanpa memiliki pekerjaan tetap. Ia sadar bahwa dirinya tidak pantas berdiri di samping Sophia yang sangat cantik dan memiliki karier yang sangat bagus. Itulah kenapa ia ingin mulai menapaki kariernya. Ia bahkan sudah memotong rambutnya menjadi pendek.

Renno melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Ia berjalan mantap memasuki gedung untuk melakukan interview dengan mengenakan kemeja warna abu-abu dan celana hitam. Ia tampak rapi dan berbeda dari biasanya berkat Kamila yang mempersiapkan semuanya.

A 1000 Miles To Marry You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang